Langsung ke konten utama

Postingan

Berau, garis kehidupan kita pernah beririsan.

7P / Y6 call sign for Batavia Air Tulisan ini aku buat sebagai pengingatku di masa depan sebelum kisah ini hilang ditelan rapuhnya ingatanku sebagai manusia. Dengan menaruhnya disini setidaknya aku bisa membaca kembali & mengingat bahwa dulu aku pernah bersusah payah merintis dari bawah. Bukan untuk menyombongkan diri namun sebagai pengingat agar supaya aku tidak lupa diri seperti kacang yang lupa kulitnya. Jika tidak aku abadikan di sini bisa saja suatu saat ingatan ini hilang atau buku diari untuk aku menulis cerita ini hilang atau aku lupa simpan dimana. Dan ketika aku membuka halaman blog ini, kuharap aku akan lebih bersyukur dimasa mendatang. Ada banyak hal yang aku pelajari disana.  Andaikata aku saat itu tidak pernah dikirim kesana, apakah semuanya sama seperti sekarang? Entahlah aku anggap itu  belajar Berau....... Aku dan kamu, kita pernah beririsan satu dengan lainnya. Takdir membawaku kesana tanpa bisa aku tolak dan tanpa kusangka-sangka. Ketika tib

Jelang Pensiun Rekan Kerja

1, 2, 3 Senyuum. Beberapa hari ini rekan kerjaku akan memasuki masa pesiun. Ada rasa kaget, sedih juga ragu. Kaget karena waktu cepat sekali berlalu tanpa terasa sudah jelang masa pensiun mereka. Sedih apalagi, biasanya setiap hari bertemu namun kini sebentar lagi mereka akan memasuki masa pensiun masa beristirahat dirumah. Aku tiba-tiba ragu untuk membayangkan kelak ketika tiba nanti masa itu terjadi padaku. Aku ngeri membayangkan... Apakah aku sanggup melaluinya? Aku menjadi ragu bagaimana aku bisa menjalani masa-masa kedepan selama beberapa saat tanpa mereka, rekan kerja yang sudah pensiun? Entahlah... Melihat mereka sibuk mengurusi beberapa administrasi masa pensiun membuatku sedih. Bukan sedih karena iba, melainkan sedih karena akan berpisah dengan mereka dalam hal pekerjaan. Mereka berencana untuk kembali ke tempat asal mereka, ada yang pergi ke kota Malang ada juga yang kembali ke kota Pare-pare. Jujur aku akui dalam bekerja sama pastilah ada rasa uneg-uneg

Kraton Yogyakarta

Dibelakangku terdapat patung Dwarapala, raksasa seram penjaga bangunan. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang biasa dikenal dan disingkat Kraton Jogja siapa sih orang Indonesia yang tidak pernah dengar nama ini? Walau ada yang belum pernah berkunjung kesana paling tidak pasti sudah pernah mendengar tentangnya. Berkunjung ke Kraton membuatku betah berlama-lama apalagi setiap jam 10.00 hingga 12.00 setiap hari selalu ada pertunjukan musik gamelan disalah satu bangsal yang dimainkan oleh para Abdi Dalem (kecuali hari Jumat yang mana selalu dipertunjukkan tembang mocopat, tembang atau nyanyian khas Jawa seperti di dalam pementasan wayang). Di dalam Kraton banyak terdapat ruangan / bangsal yang berisi informasi sejarah mengenai seluk beluk dan hal-hal tradisi yang masih berlaku hingga sekarang. Mulai dari corak dan motif batik, foto dari masa ke masa anggota keluarga Kraton, peralatan makan, furnitur hingga barang-barang pribadi yang pernah dipergunakan oleh Sultan dari

Ziarah ke Candi Ganjuran, Bantul, Yogyakarta

Berkah Dalem artinya Tuhan memberkati / God Bless. Maret 2018 adalah kali kedua aku datang kembali kesini untuk membayar nazar. Untuk semua doa, harapan dan ucapan syukurku atas segala sesuatunya. Bersama dengan Ian & Linda kami menempuh perjalanan dari kota Jogja ke sini, Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, Bantul Yogyakarta. Sawah dan ladang ialah pemandangan yang umum ketika menuju tempat ini. Kebetulan hari itu adalah hari raya Minggu Palma, banyak umat lokal membawa daun-daun palem untuk sarana ibadah hari raya tsb. Ketika tiba, Ian & Linda langsung berbaring untuk beristirahat akibat lelah berkendara. Kebetulan mereka non Katolik sehingga tidak mengerti tata cara atau apa yang harus diperbuat disini.  Sayang seribu sayang karena waktu itu adalah pekan suci maka semua patung rohani dibungkus / ditutup dengan kain sehingga saya tidak bisa melihatnya. Tak lupa setelah tiba saya langsung masuk menuju kapel kecil dan dilanjutkan menuju candi yang did