Langsung ke konten utama

Postingan

KRI KAREL SATSUITUBUN

KRI Karel Satsuitubun. Ketika melihat sebuah kapal laut yang bersandar maupun berlayar dilautan saya selalu terbayang-bayang merasakan sensasinya duduk di balik kemudi sebagai nahkoda / captain kapal. Membayangkan berlayar berhari-hari hingga berbulan-bulan dan terombang ambing ombak lautan. Khayalan masa kecil sih. Tapi hingga saat ini selalu saja sering terlintas impian itu ketika melihat kapal laut yang bersandar maupun berlayar. Mungkin sekarang takdir belum membawaku kesana sebagai petugas kemudi atau mungkin semesta lebih mendukungku apabila aku hanya naik ke kapal sebagai penumpang dan bukan sebagai pekerja. Mungkin saja... Takdir dan semesta tidak pernah salah dalam memilih keputusannya. Yah apapun itu aku menjalani saja semua yang sudah diserahkan bagiku dengan sebaik-baiknya. Naah beberapa tempo lalu saya melihat dari dekat kapal perang TNI-AL yang gagah, keren dan sangar! Namanya KRI KAREL SATSUITUBUN, dinamai dari nama pejuang Indonesia. Warnanya yang tidak m

Pantai Tanjung Jumlai, Penajam Paser Utara

Nyiur melambai. Ketika sedang melakukan perjalanan ke kabupaten Penajam Paser Utara saya tidak pernah mengetahui seperti apa pemandangan pantai yang ada disana. Hanya mendengar cerita sambil lalu saja. Kali ini ketika berkesempatan kesana saya tiba-tiba diajak berbelok ke arah jalan yang sebelumnya tidak pernah saya lewati. Pemandangan di kanan dan kiri saya kebanyakan rumah-rumah penduduk khas pesisir dengan banyak sekali pohon kelapa berjejer, halaman luas, rumah panggung dll. Rupanya saya sedang diajak menuju pantai Tanjung Jumlai. Letaknya tidak begitu jauh dari jalan utama. Cukup berbelok kearah pesisir saja. Nanti akan terlihat garis pantai. Kondisi pantai lumayan bersih, pasirnya melandai, tidak terlalu ramai pengunjung, sedikit sekali yang berjualan dan tentunya gratis masuk. Yap! beruntung ya warga PPU bisa main-main kepantai dengan jarak yang dekat dan tidak berbayar.  Kalau di Balikpapan untuk kepantai rata-rata berbayar dan agak jauh dari kota. Meskip

Kamu tidak menyangka kalau ini terbuat dari tanaman Mangrove

Tanaman mangrove yang memiliki biji seperti kedelai Kapal khas Indramayu Tanaman Mangrove adalah tanaman yang dipengaruhi langsung oleh pasang-surut air laut. Hidupnya langsung bersentuhan dengan air laut. Merupakan tanaman unik dan eksotis dimana mampu bertahan hidup dengan cara yang luar biasa hebat. Tidak seperti tanaman lainnya yang tidak mampu bertahan hidup dengan air laut, mangrove justru mampu bertahan pada kondisi daerah yang terkena pasang surut air laut seperti daerah payau (pertemuan antara air tawar dan air asin, muara sungai, teluk, pesisir pantai, dll). Ada beberapa tanaman yang baru-baru ini aku ketahui sebagai tanaman mangrove yakni Ketapang, Cemara Laut & Nipah-Nipah. Hehe meskipun bentuknya tidak seperti tanaman mangrove pada umumnya Indonesia merupakan negara nomor 1 didunia yang memiliki jenis mangrove terbanyak yang hidup di daerahnya. Gak kaget sih, karena memang garis pantai Indonesia paling panjang di dunia. Lagipun t

Sensasi lari mengejar jadwal kereta di Jakarta

Dianterin ke Stasiun terdekat dari Ciledug. Gimana rasanya kalau kita sedang dikejar jadwal kereta yang mepet namun kita masih berada jauh sekali dari stasiun keberangkatan, terjebak macet, baterai HP sekarat ? Wihhh rasanya itu deg-degan, jantung mau copot, ga tenang, gak fokus, ditambah lagi dengan sensasi lari-lari kayak orang gila di stasiun! Sampai di stasiun kudu antri lagi karena belum beli tiket komuter. Duhhh... pengalaman tidak terlupakan itu mah. Ceritanya saya harus berangkat dari stasiun Gambir menuju stasiun Cirebon pada jam 17.20 nah sedangkan di jam 16.00 itu saya masih berada di daerah Ciledug Tangerang! AAAhhhh benar-benar ini adalah perjalanan yang tidak disiapkan dengan sangat baik.  Dari Ciledug menuju Stasiun Pondok Ranji pun memakan waktu sekitar 30 menit. Stasiun Pondok Ranji Setelah tiba di Pondok Ranji maka saya harus antri lagi untuk membeli tiket komuter tujuan Stasiun Gambir. Nah celakanya lagi tujuan Stasiun Gambir merupa