Langsung ke konten utama

Postingan

Batu Cave, Malaysia

Pemandangan begitu tiba di stasiun akhir Batu Cave. Kuala Lumpur mau jalan kemana? Belanja pun tak lagi ingin,  jalan-jalan ke Mall juga apalagi. Terus kemana? Yap saya memutuskan pergi ke Batu Cave yang letaknya paling ujung di peta / map rute KTM alias kereta Komuter yang berseliweran di Kuala Lumpur, Malaysia. Batu Cave ini berada pada daerah yang didiami mayoritas etnis Tamil/India. Sejarahnya dulu mereka orang Tamil/India ini dibawa oleh bangsa Inggris ke daratan semenanjung Malaysia untuk diperkerjakan di berbagai bidang seperti perkebunan dan perkereta-apian di Malaysia. Jadilah anak cucu mereka sampai saat ini hidup dan tinggal di daerah komunitas ini. Ohh begitu ya? Perjalanan menuju Batu Cave mudah kok. Kalian cukup menemukan dulu stasiun kereta Komuter terdekat dari tempat tinggal kalian di Kuala Lumpur terus tinggal pilih deh rutenya dan beli tiketnya.  Mudah kan? Kebetulan saya suka tinggal di dekat daerah stasiun KL S

Gereja KM 45 Utuslah Roh KudusMu Tuhan, Samboja Kutai Kartanegara KALTIM

Sesaat sebelum misa dimulai. Pelayanan gereja ke daerah yang sepi? Kenapa tidak. Saya lebih menganggapnya pelayanan rasa piknik. Yah selain ikut merayakan misa bersama warga disana sekaligus saya menganggapnya piknik bersama. Bagaimana tidak, ketika berada di kota pastinya jenuh dengan rutinitas. Sehingga pelayanan ke daerah yang sepi dan jauh dari kota merupakan bentuk penyegaran rohani. Yap, semua anggota paduan suara kami rela jauh-jauh hari mengatur sedemikian rupa agar jadwal yang ada jangan sampai bertabrakan dengan tugas pelayanan ini. Perjalanan ini sendiri berjarak 45 km dari kota Balikpapan dan berada di daerah Samboja, Kutai Kartanegara Kaltim. Tepatnya berada di pinggir jalan poros antara kota Balikpapan-Samarinda. Terletak diatas bukit dan dikelilingi hutan yang masih asri sehingga menambah kesan yang asik untuk didatangi.  Jadilah kami para anak-anak muda generasi bangsa bersiap untuk berangkat ketika hari H tiba. Sesaat sebelum berangk

Jajanan pasar di kota Bangkok. Bersih, enak dan murah!

Nah loo ada yang bisa baca tulisan ini? Thailand tak pernah bisa berhenti membuatku tercengang. Entah orang-orangnya, budayanya, pakaian adatnya, aksaranya, bahasanya, agamanya, pertemuan tradisional dan moderen yang berbaur harmonis dan yang paling hakiki adalah......... Makanannya. UUUUUUUUUUH! Enak, murah dan ................. bersih loh.  Penjualnya bersih, memakai sarung tangan, minyak goreng yang dipakai sepintas aku liat ga item-item banget kayak disini. Tukang gorengan di Indonesia mah minyak nya sudah kayak oli bekas gitu hitam pekat. Hmmm aku tidak menjelekkan tapi memang begitulah kenyataan yang aku liat. Nah ketika aku berjalan kaki di belahan lain kota Bangkok yang bukan merupakan daerah destinasi favorit para turis asing aku menemukan berbagai penjaja makanan dan jajanan pasar ala Thailand. Aku lupa nama daerahnya namun aku bisa sampai disini karena aku random naik kendaraan umum dan dilanjut dengan berjalan kaki kearah keramaian warga lokal. Yapp

Terdampar di KLIA (Kuala Lumpur International Airport)

Dini hari di peron keberangkatan nungguin KLIA Express tujuan bandara KLIA. Informasi dan komunikasi itu sangat penting. Bagaimana tidak, tiket yang sudah dibeli ternyata tiba-tiba secara sepihak dibatalkan oleh maskapai Indonesia yang sudah melebarkan sayapnya di negeri jiran, Malaysia. Di hari-H keberangkatan saya dari Kuala Lumpur menuju Bangkok dibatalkan dan saya tidak diberitahu oleh pihak maskapai. Ahhhhh..  Normalnya penerbangan saya itu pagi hari sekitar jam 07.00am waktu setempat. Bayangin dong betapa saya sudah bangun pagi-pagi buta berkemas-kemas dan rela dini hari berjalan kaki ke stasiun KL Sentral untuk naik kereta cepat tanpa berhenti dari pusat kota menuju bandara Kuala Lumpur International Aiport. Nama kereta itu ialah KLIA Express. Memang sih saya selalu mencari tempat tinggal yang dekat dengan KL Sentral sehingga akses transportasi mudah dan nyaman. Pilihan saya ialah berada di hostel daerah Jalan Thambipillay Brickfield. Jadi tidak