Langsung ke konten utama

Postingan

Jalan sore naik bukit & melipir ke pelabuhan Semayang Balikpapan

 Balikpapan dan bukit-bukitnya. Kontur yang berbukit membuat banyak rumah-rumah warga dibangun di tempat yang tinggi. Berdampingan dengan hutan kota di seberang pelabuhan Semayang Balikpapan ada sebuah bukit yang layak dijadikan tempat jalan sore, jalan pagi atau jogging. Nama area itu adalah Kompleks Pelayaran, jalan masuknya persis disamping kantor Pelni dan kantor Pelindo IV. Kantor Pelni cab. Balikpapan Di dalamnya tentu saja ada banyak perumahan dinas Pelindo IV dan juga rumah-rumah warga biasa. Yang cukup membuatku seneng jalan kaki disini adalah tempatnya tidak terlalu banyak orang yang tahu, relatif tersembunyi, banyak pepohonan dan berbukit-bukit. Rumah-rumah di atas bukit itu dari kejauhan mirip seperti di Rio de Janeiro, Brazil. Haha. Jalan di kampung berbukit di Balikpapan. Serius deh. Lumayan membuat kaki berotot kalau sering bolak-balik dari bawah ke atas kompleks ini dengan berjalan kaki. Ujung dari kompleks ini sebenarnya gang buntu kalau pakai kendaraan bermotor, ada s

Kapel kecil di kota Manado

 Kapel kecil di kota Manado. Setelah lelah berjalan kaki di sekitaran area Katedral Manado, mataku tertuju dan penasaran dengan bangunan kecil diseberangnya. Sepertinya sebuah Kapel. Yaa benar setelah ku datangi ternyata memang sebuah kapel kecil milik komunitas biara sepertinya. Dengan gaya bangunan dan interiornya ala-ala masa lalu atau jaman penjajahan Belanda mungkin? Bisa jadi. Di dalam kapel suasananya hening, tenang dan sejuk. Meskipun persis berada di pinggir ruas jalan utama kota Manado tapi kapel ini seperti tempat tersembunyi dari hiruk-pikuk dunia disekitarnya. Saat aku datang di dalam kapel ada terlihat beberapa umat biasa, para murid sekolah (kapel ini bersebelahan persis dengan sebuah sekolah Katolik) serta seorang suster. Dibelakang kapel ini ada sebuah jalan yang kalau ditelusuri ternyata jalan masuk ke dalam Biara. Sempat masuk karena penasaran tapi abis itu keluar lagi, takut dikira berniat jahat. Di dalam biara tampak kamar-kamar dan gua untuk berdoa. Khas bangunan

Terminal Bis Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kaltim.

 Terminal Bis Sungai Kunjang, Samarinda Kaltim. Perhentian Bis dari Balikpapan, Kutai Kartanegara & Kutai Barat. Sudah sering naik bis Balikpapan-Samarinda PP baru kali ini ingin menuliskan sesuatu tentang tempat ini. Tempat kenangan, secara sering banget ku datangi karena langganan naik bis kalau mau pulang kampung ke Samarinda. Secara umum lokasinya ada dipinggiran kota Samarinda, berseberangan dengan pelabuhan kapal kecil yg menuju hulu sungai Mahakam. Terminal ini khusus kendaraan bis atau mini bis yg datang dari Balikpapan, Kukar-Kubar. Kalau bis dari Banjarmasin Kalsel dan Bontang-Sangatta bukan di terminal ini ya gaesss. Kondisi terminal ini maaf yaaa, tidak terawat, bau pesing, kumuh, banyak bis dan kendaraan mangkrak diparkir disini terus tidak sebersih dan senyaman terminal bis Batu Ampar, Balikpapan. Toilet umumnya, duhlaah... ruang tunggu juga ala kadarnya, tidak terlihat petugas dishubnya (entah apa emang aku yg kurang lama kali ya nunggu jemputan di terminal bis ini).

Naik Delman di Kota Manado

 Delman di kota Manado? Emang ada yaaa? Yess, ada sayang adaaa. Ga cuma di kota Jogja loh yaa kereta kuda alias delman beroperasi. Di Manado juga ada kok, berkeliaran disekitar pelabuhan dan pasar Manado (aku lupa nama pasarnya apa). Sambil berjalan-jalan menyusuri kota Manado dari pelabuhan lautnya ku menemukan ada Delman lengkap dengan penumpangnya loh.  Hahaha. Kirain cuma ada di pulau Jawa. Pelabuhan Manado di sore hari. Lagi nunggu di pasar. Suatu sudut di pasar kota Manado. Naik Delam juga donng disini.

Rasanya menjadi pelaut ganteng (sehari saja).

Sehari Menjadi Pelaut. Aku pernah dengar pribahasa yang bunyinya "Di laut setiap orang adalah saudara". Nah barangkali selama ini kalimat ini ga bisa kupahami secara nyata karena ga merasakan hidup dan bekerja di laut selama ini. Kebetulan beberapa waktu yg lalu aku berkesempatan merasakan menjadi pelaut walau sehari aja. Semua orang saling menolong kalau lagi di atas kapal, sama-sama mengatasi kesulitan jika kapal terkena amukan badai. Mabuk laut ohh jelasnya, ku tak tahaaaan dengan ombak yang ganas dan cuaca ekstrim dari panas menjadi hujan badai. Meski perut sudah terisi tetap saja yg namanya mabuk laut ga bisa terhindarkan. Mereka para pelaut itupun bercerita pengalaman berlayar yg pertama kali juga mabuk laut. Tubuh perlu penyesuaian begitu kata mereka. Tiap orang berbeda durasi penyesuaian dengan kondisi lautan, ada yang hitungan hari sudah terbiasa, ada juga yang berbulan-bulan. Yang namanya pelaut mereka juga sudah pasti terdidik dengan baik saat sekolah / masa pendid

The Peak, Hong Kong

The Peak, Hong Kong Sebuah tempat di ketinggian di kota Hong Kong yang dapat melihat banyak hutan beton dan disini juga ada lo pemandangan danau.  Hong Kong ditengah kesibukan orangnya yang seakan ga pernah tidur dan selalu ramai juga punya keindahan alam Salah satu spot yang tertangkap kameraku ketika diatas The Peak. Ramai Turis asik menikmati lansekap dari sini.

Museum Perang Dunia II, Morotai-Maluku Utara

Museum perang dunia II, Morotai-Maluku Utara. Sejarah Pulau Morotai Pulau Morotai pada abad ke-15 hingga abad ke-16 berada dibawah kekuasaan Kesultanan Ternate yang merupakan pulau penghasil rempah-rempah terutama hasil Cengkeh dan Pala. Maka tidaklah mengherankan jika Pulau Morotai memiliki peran dan posisi strategis dalam perdagangan rempah-rempah medio abad XVI. Cengkeh dan pala dari kepulauan Maluku merupakan komoditas dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi di pasaran Eropa. Penjelajah laut dari Portugis sempat singgah di pulau Morotai namun karena hadirnya bangsa Portugis ini tidak diterima oleh Kesultanan Ternate membuat Portugis harus hengkang dari wilayah kepulauan Halmahera yang menjadi wilayah dari Kesultanan Ternate.  Pengusiran Portugis ini diperparah dengan dibunuhnya Sultan Khairun dari Ternate oleh Gubernur Portugis saat itu Lopez de Mesquita. Pulau Morotai yang sekarang masuk dalam bagian provinsi Maluku Utara terletak di sisi terluar bagian utara dari Kepulauan Maluk