Langsung ke konten utama

Postingan

Sungai Jernih Long Laai, Segah, Berau Kaltim.

Apa yang kamu pikirkan jika mendengar nama tentang Berau? Berau, Bumi Batiwakkal. Biasanya jika Berau disebut pastinya banyak yang menjawab tentang pulau Derawan, Penyu Hijau, pulau Maratua, pulau Kakaban, Ubur-ubur tak bersengat, Danau Cermin, Danau Dua Rasa, dan banyak lagi daftar ikonik dari daerah ini. Kebanyakan orang familiar dengan lokasi wisata khas pesisir pantai yang terkenal cantik di kalangan wisatawan domestik & mancanegara. Banyak yang tidak tahu atau tidak sadar jika di kabupaten Berau masih banyak sekali daerah lainnya yang belum banyak di promosikan tentang keindahan wilayahnya. Berau juga masih punya banyak wilayah pedalaman hutan tropis ala Pulau Kalimantan dengan ciri udara yang lembap (banyak mengandung kadar air), curah hujan yang sering terjadi sepanjang tahun, sinar matahari tersedia sepanjang tahun. Hutan tropis Kalimantan. Kali ini Aku hendak cerita sedikit tentang perjalanan darat dari kota Tanjung Redeb Berau menuju ke desa Long Laai yang ada di hulu sun

GPIB Sion Jakarta, Gereja Protestan pertama di Jakarta

Pertama kali tau tentang gedung Gereja GPIB Sion ini dari sebuah buku tentang Gereja tua yg ada di sekitar Jakarta. Entah karena sebuah kebetulan adik kandung saya menikah di Gereja ini.  Calon suaminya dulu waktu kecil beribadah di Gereja tsb. Orangtua nya kenal dengan jemaat lama disana sehingga adikku dan calon suaminya memutuskan menikah di Gereja tsb. Sebagai anggota Majelis GPIB, alm papa saya sebelum meninggal berpesan ingin supaya anak gadisnya menikah di Gereja GPIB karena kerinduan hati papa melihat supaya pernikahan anaknya dilayani di Gereja GPIB.  Maklum saja karena anak-anak papa lainnya menikah tidak digereja GPIB. Saya sebagai anak pertama malah memilih keluar dari GPIB untuk menjadi umat Gereja Katolik sehingga saya menikah juga di Gereja Katolik. Adik laki-laki saya juga sama, ia menikah di Gereja GKJ dengan istrinya. Mendengar kabar rencana pernikahan adik saya yg perempuan saya senang karena bisa liat interior gedung Gereja GPIB Sion di dalam nya seperti apa. Satu s

Jembatan Ulin Kariangau, Balikpapan.

Sebagai wilayah yg berada di pesisir pantai, maka Kota Balikpapan punya banyak pemandangan yg cukup bagus untuk di datangi.  Salah satu dari semuanya itu adalah jembatan ulin di kariangau, Balikpapan. Jembatan yg terbuat dari kayu ulin asli tanaman pohon Kalimantan yg terkenal Mahal karena kualitasnya sangat baik. Kayu ulin kayu yg tidak akan jabuk, rapuh jika terendam air, bahkan air laut sekalipun. Saking beratnya kayu ulin jika dilempar ke air malah akan tenggelam tidak melayang seperti batang kayu pada umumnya. Fyi, Kariangau ini letaknya di Teluk Balikpapan yang merupakan tempat pelabuhan penyeberangan kapal ferry 24jam dari Kota Balikpapan ke Penajam Paser Utara vv. Uniknya di sekitaran jembatan ulin ini terdapat pohon mangrove yg masih cukup banyak dengan kondisi yg bagus. Di dalam hutan mangrove sekitar jembatan ulin juga ada hewan primata khas Kalimantan yaitu monyet Bekantan (monyet Belanda) yg hidungnya mancung besar (ikon Dufan).  Sore hari sering terlihat warga sekitar mon

Gereja Katedral Manado, Sulawesi Utara

Berada di kota Manado maka jangan heran kalau banyak sekali bangunan Gereja disini. Kebetulan karena saya suka jalan kaki dan suka kagum dengan bangunan bersejarah peninggalan Belanda maka rasanya Gereja tua pasti paling tidak punya nilai historis. Ketika mata tak sengaja melihat kubah besar terselip diantara atap atap rumah saya langsung cek Google maps coba cari tau bangunan apakah itu? Posisinya di daerah ramai Kota Manado. Oh rupanya Gereja Katedral Manado. Dibangun tahun 1932 yah ga kuno-kuno amat sih tapi paling engga dibangun sebelum Indonesia merdeka. Waktu kesana saat itu jam kerja makanya sepi sekali di dalam Gereja. Tidak ada aktifitas berarti. Baguslah jadi bisa eksplor sekitaran. Dalam Gereja ini arsitekturnya ala ala Gothic Eropa gitu. Besar dan megah nuansanya. Jendela kaca warna warni cantik menghiasi tiap sudut jendela. Seperti biasa, aku bergegas menyalakan lilin dan berdoa sebentar dalam keheningan. Setelah puas melihat-lihat akhirnya saya pulang. Pintu utama gereja.

Waduk Sei Wain, Balikpapan

Sungai Wain adalah sebuah sungai yang mengalir dari hulu hutan lindung dan bermuara di teluk Balikpapan. Tak banyak orang yang pernah masuk ke dalam area waduk Sungai Wain ini karena area ini dikelola oleh perusahaan migas Nasional sehingga tak sembarang orang boleh masuk. Kebetulan waduk Sungai Wain ini letaknya persis di sebelah hutan lindung sungai Wain yang sangat terjaga keasliannya. Pemkot Balikpapan terkenal sangat ketat dalam pemberian ijin masuk ke dalam hutan lindung tsb. Kalau bukan tenaga ahli atau penelitian sudah pasti tidak mungkin bisa masuk kesitu. Bahkan pekerja migas Nasional yg memiliki asset berupa kantor di waduk Sungai Wain pun TIDAK bisa masuk ke hutan lindung kecuali sudah mendapatkan ijin. Pemkot Balikpapan konsisten tidak pernah sekalipun memberi ijin konsesi pembukaan hutan untuk pertambangan. Makanya masih banyak sekali hutan alami di Balikpapan. Sekedar info di dalam hutan lindung sungai Wain ini terdapat varietas tanaman jahe Balikpapan looh dengan nama i

Pelabuhan Laut Kota Manado, Sulawesi Utara

Sebagai kota yg berada tepat di pesisir pantai/laut maka tak heran di kota Manado juga punya pelabuhan laut untuk bisnis kargo dan penumpang. Awalnya sebelum saya datang langsung ke Manado saya suka bingung sendiri kenapa kok kalau naik kapal penumpang Pelni dari pelabuhan Balikpapan turunnya di kota Bitung bukan di kota Manado. Ternyata selain karena dangkalnya dasar laut di Kota Manado, fasilitas pelabuhan Kota Manado juga kurang mendukung kapal ukuran besar untuk sandar bongkar muat barang dan penumpang. Lantas pelabuhan laut Kota Manado melayani apa saja yaaa? Yang dilayani adalah kapal ferry cepat berbadan kecil dari Manado ke pulau-pulau kecil sekitar utara pulau Sulawesi seperti pulau Siau, Taguladang, Biaro, Sangihe, dll. Ada juga kapal barang hasil bumi sayur mayur dan sembako dari dan ke Kota Manado. Karena itu kesibukan pelabuhan ini ga ada apa-apanya dibandingkan pelabuhan laut Kota Bitung. Kebetulan karena tante dan anaknya buka usaha tempat makan di pelabuhan laut Kota Ma