Langsung ke konten utama

Postingan

Menikmati Hidangan Sari Laut di Sentra Kuliner Pulau Morotai, Halmahera.

Ketika malam tiba di Pulau Morotai yang tidak terlalu ramai kala itu saya diajak untuk ke Sentra Kuliner Sari Laut yang ada di dekat Pelabuhan Speedboat Pulau Morotai. Sebuah spot yang ramai dikunjungi warga lokal untuk sekedar santap malam atau memang ingin mencuci mata. Disana benar-benar ramai waktu saya datangi. Ciri khas fisik penduduk Morotai seperti pada umumnya warga Maluku Utara, seperti campuran antara ras Melanesia dengan ras Melayu sehingga wajahnya memiliki pesona tersendiri.  Balik lagi soal Sentra Kuliner, saat itu saya mencoba masakan ikan laut yang saya lupa ikan apakah itu namanya. Kebetulan saat itu sepertinya sedang malam minggu jadinya ada live music yang menambah semarak suasana Sentra Kuliner Morotai. Pemusik sedang perform Santap malam dulu. Deretan meja kursi Ahh siap Sudut tempat kopi Sentra Kuliner Morotai

Susur Perahu di Tanjung Bongo, Tobelo, Halmahera Maluku Utara

 Tanjung Bongo, Keindahan Laut di Tobelo. Sebagai daerah yang memang berada persis di pesisir pantai maka kota Tobelo sudah tentu memiliki spot wisata bahari yang indah. Posisi pesisir pantai kota Tobelo sebenarnya dekat sekali dengan Samudera Pasifik maka tentu saja keindahan bawah lautnya sudah pasti beragam. Kalau hanya sekedar menikmati laut tanpa harus menyelam diving sangat bisa kok kita mampir ke Tanjung Bongo. Air laut Tanjung Bongo jernih kan. Tanjung Bongo dapat dicapai dari kota Tobelo dengan cara menyeberang dengan perahu kecil bermesin, kalau mendayung kurasa sudah tidak jamannya lagi karena capek.   Sebenarnya Tanjung Bongo adalah gugusan batu-batu karang yang terdapat Laguna, atau air laut yang terjebak di dalam batu karang. Air laut di dalam Laguna Tanjung Bongo tentu sangat jernih berwarna tortoise. Menggugah hati untuk cebur ke air laut. Sayang namanya juga gugusan batu karang, jadinya memang banyak sekali batu karang di Tanjung Bongo, sehingga menyulitkan untuk beren

Patung Teruo Nakamura Pejuang Perang Dunia II Jepang yang Hidup di Dalam Hutan Pulau Morotai.

 Kisah Prajurit Jepang Bertahan Sendirian Dalam Hutan Puluhan Tahun. Kisah perang dunia ke II meninggalkan banyak cerita entah kisah haru perjuangan kemerdekaan atau kisah heroik atau bahkan kisah diluar dugaan seperti yang terjadi pada prajurit Teruo Nakamura seorang Taiwan yang direkrut Kaisar Jepang sebagai Prajurit Jepang dalam perang dunia ke II di Pulau Morotai. Setelah perang dunia ke II usai dengan ditandainya penyerahan Jepang kepada pihak Sekutu akibat bom Atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki maka kekuatan Jepang di Asia Tenggara termasuk di Indonesia semakin melemah. Pihak Jepang banyak yang menyerah kala itu termasuk di Pulau Morotai. Banyak tentara Jepang yang kembali pulang ke negaranya namun ada satu orang yang masih bertahan di dalam hutan dan masih mengira misi perang dunia sudah usai. Nama prajurit Jepang yang bertahan di dalam hutan itu bernama Teruo Nakamura. Patung Teruo Nakamura di Pulau Morotai sebagai pengingat kisah ini. Ia kehilangan teman seper

Sensasi Menyeberang ke pulau Morotai dari Tobelo Halmahera

Menyeberang  Tobelo-Morotai. Setelah berjalan jauh dari Kota Balikpapan Kalimantan Timur hingga tiba di Kota Tobelo Maluku Utara, kisah perjalanan dari Kota Balikpapan dapat dibaca disini.   Rasanya sungguh sayang sekali jika tidak menyebrang ke Pulau Morotai, secara sejarah Pulau Morotai adalah tempat berperang pasukan sekutu dan Jepang pada masa perang dunia ke II. Secara historis keluarga besar Papa termasuk Papa saya sendiri lahir dan besar di Pulau Morotai dan begitu panjang ceritanya hingga akhirnya kami termasuk saya besar di Kalimantan Timur. Gerbang Pelabuhan Tobelo Belum pernah sekalipun seumur-umur saya main ke Pulau Morotai dan saya bertekad dalam hati paling tidak suatu hari nanti saya HARUS bisa menginjakkan langsung kedua kaki saya di Pulau Morotai. Yah semacam napak tilas dulu Papa dan orangtuanya menghabiskan masa kecil seperti apa sih.  Nah rasanya tanggung jika sudah sampai kota Tobelo tapi tidak melanjutkan ke Pulau Morotai karena ya itu tadi, satu-satunya akses ke

Berburu Perhiasan "Besi Putih" di Ternate Maluku Utara.

 Perhiasan "Besi Putih" Ternate. Waktu itu setelah selesai perjalanan pulang dari Tobelo dan Jailolo, bisa dibaca disini Kisah Tobelo dan dibaca disini Kisah Jailolo . Diri ini harus kembali ke Balikpapan Kaltim tentu saja cara tercepat adalah dengan naik pesawat terbang. Karena di Kota Tobelo dan Jailolo belum ada penerbangan setiap hari dan selengkap apabila terbang dari Ternate maka saya harus kembali dengan cara lewat jalur udara bandar udara di Ternate. Kebetulan kerabat Papa banyak yang bermukim di kota Ternate, jadi begitu tiba di Ternate pada pagi hari saya langsung dijemput oleh Ko Ade untuk dibawa keliling sebentar kota Ternate. Saya diajak ke sebuah sentra kerajinan perhiasan "Besi Putih" yang terkenal sebagai oleh-oleh pulau Ternate. Sebenarnya komoditas kerajinan "besi putih" ini berasal dari Pulau Morotai, bahan baku pembuatan perhiasan besi putih ini konon dari bangkai alat perang atau alutsista peninggalan perang dunia ke dua di Pulau Moro

Pantai Pasir Hitam Pitu Tobelo Halmahera Maluku Utara

Pantai Pitu Tobelo. Jika sedang di Halmahera, secara khusus di kota Tobelo jangan lupa singgah untuk bermain ke pantai Pitu yang memang memiliki pasir berwarna hitam pekat. Awalnya diri ini ragu untuk main ke air pantai, kesan awal seperti ih kayaknya kotor dan jorok seperti lumpur parit selokan yang hitam dan berbau busuk. Rupanya saya salaaaaaaaaaah besar saudara-saudara. Air di pantai Pitu begitu jernih dan arusnya juga tenang jadi untuk perenang pemula cukup aman kurasa untuk bermain atau belajar berenang di pantai ini. Air pantainya juga ga asin-asin amat jika dibandingkan dengan air pantai di kota saya, kota Balikpapan Kaltim. Penduduk sekitar mulai datang di jam-jam sore hari. Sedangkan pagi hari sangat sepiiiii sekali jadi kalau berenang di pagi hari sudah serasa punya pantai pribadi. Puas menikmati dalam kesendirian. Bermain ayunan di pantai berpasir hitam Air lautnya jernih loh ga butek.   Efek warna pasir yg hitam seakan-akan airnya kotor padahal engga gitu. Suatu sudut pant

Liburan Tipis-Tipis di Tobelo Halmahera, Maluku Utara.

Maluku Utara, romantisme rempah masa lalu dan masa kini. Provinsi Maluku Utara beribukota di Sofifi yang terletak di pulau Halmahera. Banyak yang mengira bahwa ibukota Maluku Utara adalah Pulau Ternate (termasuk saya sendiri). Ternyata ibukota Maluku Utara adalah Sofifi. Nama Ternate lebih familiar di telinga kebanyakan orang Indonesia daripada nama Sofifi tak lain dan tak bukan akibat pelajaran sejarah masa lalu bangsa Indonesia yang sering diajarkan pada Sekolah Dasar tentang rempah-rempah palawija di Ternate yang menjadi ajang rebutan kekuasaan bangsa Spanyol-Portugis-Ternate. Sampai saat ini pun, buah dari tanaman Pala masih menjadi sumber mata pencaharian penduduk Halmahera. Selain Ternate dan Sofifi, ada pula sebuah tempat yang tak kalah indah di Halmahera yang bernama Kota Tobelo. Terletak di sebelah timur di Pulau Halmahera. Kota Tobelo termasuk kota yang cukup ramai di Pulau Halmahera, perkembangan cukup pesat untuk wilayah yang boleh dibilang cukup jauh dari ibukota Sofifi. G

Gedung Banua Patra Balikpapan, gedung bersejarah milik Pertamina.

 Banua Patra, Bangunan Bersejarah di Kota Balikpapan. Kota Balikpapan sebagai kota industri pengolahan minyak dan gas bumi tentu saja memiliki berbagai bangunan bersejarah selama perjalanan kota ini dari tahun ke tahun. PT Pertamina sebagai pemilik dari pabrik pengolahan minyak dan gas bumi di Kota Balikpapan banyak sekali memiliki bangunan bersejarah yang sudah digunakan berpuluh-puluh tahun lalu. Salah satu bangunan bersejarah milik PT Pertamina adalah gedung Banua Patra yang sampai saat ini masih digunakan sebagai tempat untuk kepentingan yang menunjang pekerjaan maupun bersifat rekreasi bagi karyawan PT Pertamina. Main hall gedung Banua Patra. Gedung Banua Patra terletak di pinggir pantai Melawai yang lokasinya pas di tengah kota Balikpapan tepatnya di Jl. Jenderal Sudirman. Bangunan Banua Patra ini baru saja selesai dilakukan perawatan dan renovasi supaya lebih layak dan lebih bernafas kekinian dengan sentuhan modern tanpa merubah bentuk asli bangunan ini. Kondisi luar gedung Banu