Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Bayi Monyet Ekor Panjang

Monyet ekor panjang yang sering dijumpai di sekitar kita karena jumlahnya yang cukup banyak di alam sehingga bagi sebagian warga dijadikan peliharaan dan dilatih untuk berbagai keperluan seperti memanjat pohon kelapa dan memetik buah kelapa. Sedari kecil, bayi monyet ekor panjang ini dipelihara dan diberi makan serta di ajari oleh pemiliknya untuk memanjat pohon. Sedih sih liat ekspresi wajah bayi monyet ini yang dikandangin oleh pemiliknya, tapi begitu melihat bahwa majikannya sangat peduli makanan dan kebersihan kandang, maka saya mulai sedikit yakin pastinya bayi monyet ini tidak sengsara (semoga saja). Bayi monyet ekor panjang Tatapan matanya sedih.  

(tak sengaja) berkunjung ke Klinik Islamic Center Samarinda

Gedung Islamic Center dari depan Tak sengaja ketika berkeliling ke Islamic center di Kota Samarinda kamipun mampir sejenak ke Klinik Islamic Center, tak lain tak bukan karena penasaran saja dengan dalamnya. Sereceh itu ya alasannya, haha. Btw, saya sama sekali tidak menduga jika di dalam klinik tsb sangat rapi, bersih, dan teratur. Puas berkeliling saya terkejut pantas saja sangat rapi dan bagus tata graha klinik ini karena mereka baru saja melakukan penilaian akreditasi dengan hasil Paripurna oleh Kementerian Kesehatan. Wahh salut, meskipun berada di dalam kawasan yang sangat Islami namun Klinik ini tidak membedakan layanan kesehatan bagi pasien yang berobat. Semua pasien akan dilayanani maksimal tanpa melihat agama dari pasien tsb, karena visi misi Klinik ini adalah memberikan pelayanan tanpa membedakan agama pasien. Layanan poli juga cukup lengkap, dan yah karena rasa penasaran sudah terbayar, kini saatnya kembali pulang. Kesan pertama yang mengubah anggapan saya selama ini. Ruang t

Suasana Agustusan di Sepinggan airport Balikpapan

Jelang Agustusan yang mana adalah hari yang dirayakan seantero Indonesia karena menyambut hari Kemerdekaan, maka sudah pasti semua tempat fasilitas publik mulai berhias diri. Tak terkecuali dengan Bandara Sepinggan Balikpapan pun berhias merah-putih dimana-mana. Mengenang jasa pahlawan supaya bangsa kita bisa merdeka dari penjajahan. Beberapa spot tampak dihias bambu runcing, bendera Merah Putih, tank, umbul-umbul, dsb. Eniwei, Dirgahayu Republik Indonesia, sekali merdeka tetap merdeka. Pesawat Air Asia bersiap untuk take-off Pesawat Citilink hendak parkir Pesawat Lion Air sedang parkir Bendera Merah Putih dimana-mana Spot untuk berfoto hari Kemerdekaan Tank-tank an Bahkan etalase restoran pun berhias Bambu runcing  

Bunda Maria Bergaya Dayak Bahau di Katedral Samarinda

Sudah lama sekali rasanya tidak pergi beribadah di Gereja Katedral Samarinda, mungkin ada kali tiga atau empat tahunan, entah yang jelas sudah lama sekali tidak kesini. Kebetulan sedang di Samarinda, yasudahlah sekalian saja pergi ibadah yang jam 06.00 pagi supaya terhindar dari kemacetan Kota Samarinda yang semakin hari makin parah kurasa. Ibadah pagi itu susahnya ya bangun pagi dan mandi yang terburu-buru karena tunggu giliran, belum lagi drama-drama mencari barang yang kelupaan di taruh dimana. Tapi ya plusnya adalah jalanan di kota terlihat sangat lengang dan kendaraan bisa melaju tanpa hambatan, andaikata ini jam kerja dan di hari kerja, waduhh sudah pasti bakal terlambat. Jarak dari rumah ke Gereja Katedral ini cukup jauh sebenarnya, beruntung karena masih pagi jalanan sepi jadi ya bisa sampai sebelum jam 06.00 pagi. Selesai misa, saya berkeliling ke belakang gedung dan melihat ada yang baru, yaitu tempat berdoa dengan Bunda Maria yang berkebaya ala Wanita Dayak Bahau. Sebuah cor

Nostalgia Masa Kecil di Kota Samarinda

Ketika dapat kesempatan untuk pulang kampung ke Samarinda sebisa mungkin kembali mendatangi tempat-tempat yang dulu waktu kecil sering di datangi. Entah itu menyusuri tepian Sungai Mahakam, menyusuri jalan utama Kantor Gubernur Kaltim, taman kota, kompleks rumah sewaktu masih kecil, dsb. Kebetulan saat itu masih sangat pagi saya berhenti di tepian Sungai Mahakam yang posisinya terletak di seberang Masjid Islamic Center, ada sepetak lahan taman yang memang rindang terdapat pohon-pohon besar dan kursi untuk sejenak duduk sebentar. Melihat dan mengingat-ingat dulu pernah main-main disini, dan yaah Sungai Mahakam ini memang benar-benar penuh kenangan. Jembatan Mahakam yang ikonik terlihat samar-samar dari tempat ini, kebetulan di Sungai Mahakam sedang ada latihan perahu kano, sepertinya persiapan atlit yang akan bertanding di Provinsi lain. Tak sampai setengah jam saya lanjut lagi pergi ke tempat lainnya, cukup sudah duduk duduk santai di taman ini.  Latihan perahu kano Terkadang Ikan Pesu

Ditengah paru-paru dunia (hutan Pulau Kalimantan)

Dulu sewaktu kecil saya sering mendengar kalau Kalimantan sebagai paru-paru dunia, waktu itu saya masih belum paham artinya. Sekarang sungguh jelas sekali disebut paru-paru dunia, karena hutan tropis Kalimantan yang selalu hijau sepanjang tahun, sebagai cadangan karbon dan sebagai sumber oksigen bagi dunia. Disaat belahan bumi lain katakanlah Eropa sedang memasuki musim salju yang dingin berbulan-bulan sudah pasti hutan dan tumbuhan mereka ikut berguguran daun dan "tidur" sementara sampai musim semi tiba dan mulai bertunas kembali, bersamaan itu di Kalimantan yang hanya mempunyai musim kering dan musim hujan hal itu tentu tidak membuat hutan Kalimantan "tertidur" seperti hutan di benua Eropa. Karena selalu hijau sepanjang tahun, maka itulah kenapa disebut sebagai paru-paru dunia. Sebagai orang Kalimantan kita wajib menjaga hutan dengan cara membiarkan hutan apa adanya, jangan dibuka liar dengan tidak bertanggung jawab. Ditengah hutan Kalimantan, kabut tebal menyelim

Suasana Kota Balikpapan dari atas langit. Aerial view

Kalau naik pesawat menuju Balikpapan pastinya saya selalu memilih seat yang di jendela, biasalah antusias dengan pemandangan diluar. Setelah beberapa menit yang lalu terbangun dari tidur akibat lelah perjalanan sebelumnya tiba-tiba dapat announcing kalau pesawat hampir mendarat di Balikpapan. Sontak saya langsung menolehkan pandangan ke luar jendela, mengamati secara cermat ini lokasinya dimana yaa? Angan-angan melayang di dalam pikiran seperti "ooh begini ya rasanya melintasi dari atas melihat ke bawah" Bangunan yang besar dan mencolok terlihat jelas dari jendela pesawat, seperti Stadion Batakan dengan cat warna birunya sebagai markas klub sepakbola Persiba Balikpapan, bangunan perkantoran lainnya pun juga terlihat samar-samar. Yup, tak lama kemudian pesawat pun mendarat di bandara Sepinggan Balikpapan, dan kembali lagi ke realita menghadapi kehidupan. Jalan Tol yang membelah Kota Balikpapan menuju ke Samarinda dan IKN Stadion Batakan. markas klub bola Persiba Balikpapan Pad

Jalan santai sekitaran Gunung Dubbs Balikpapan

Kota Balikpapan dikelilingi berbagai bukit-bukit di dalam kotanya, saking banyaknya bukit, tak heran nama daerah di Balikpapan selalunya bernama "Gunung" semisal; Gunung Sari, Gunung Pasir, Gunung Malang, Gunung Belah, Gunung Pipa, Gunung Utara, Gunung Timur, dan juga Gunung Dubbs. Terkenal sebagai kawasan perbukitan yang teduh asri dengan pepohonan yang rindang serta bentuk rumah-rumah dinas yang klasik (peninggalan jaman Belanda), Gunung Dubbs merupakan kawasan yang asik untuk dijelajahi dengan berjalan kaki santai maupun lari-lari kecil. Kebetulan saat pagi-pagi hari, cuaca masih mendung-mendung sekalian sajalah saya berjalan kaki yang ringan-ringan saja dimulai dari kawasan lapangan Merdeka (tepat di sebelah RS Pertamina Balikpapan). Kawasan Lapangan Merdeka ini selalu ramai pada pagi dan sore hari, kebetulan di sekitar Lapangan Merdeka terdapat Pantai Melawai, Helipad, Pantai Kilang Mandiri, Gedung Banua Patra (Fasilitas Pertamina), Lapangan Sepak Bola Pertamina, Masjid,