Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Piodalan, upacara perayaan menghias dan sembahyang ulangtahun Pura.

Piodalan, Umat Hindu Bali, Bagi umat Hindu Bali/Hindu Dharma atau Hindu Tirta sepertinya tak asing lagi dengan upacara Piodalan atau Pujawali yang mana mereka akan melakukan serangkaian prosesi pemujaan pada hari itu untuk bersembahyang dalam peringatan hari lahir / ulangtahun Pura atau tempat pemujaan pribadi. Dihias sangat cantik sekali bukan? Pura berhias indah, Tapi bagi saya yang memang bukan warga Bali tentu saja sangat antusias melihat indahnya warna-warni tempat pemujaan yang tidak seperti hari biasa. Ada banyak patung maupun tonggak kayu bangunan yang dipasang kain warna-warni cerah dengan aksen prada (cat / warna keemasan pada kain). Seketika tempat pemujaan tercium aroma wangi dupa yang dibakar, dan tentu saja ubo rampe/canang sari (piring sederhana dari dedaunan yang diisi rupa-rupa bunga) diletakkan dibeberapa sudut pemujaan menambah kemeriahan suasana spesial. Ohya ada juga payung-payungan yang dipasang disekitar tempat pemujaan. Warga Bali, ahli dalam ukiran kayu, Orang

Di kebun sawit menemukan anak Burung Hantu yang terlantar, cantik

Suatu hari yang sepi teman-teman di grup WA mengirimkan gambar sebuah anak dari burung hantu yang masih kecil ditemukan di pepohonan luar. Suaranya yang meringkik membuat penasaran sehingga dicari keluar dan ternyata sumber suara itu berasal dari anak burung hantu. Jadilah anak burung hantu ini dipelihara oleh teman yang menemukannya. Banyak yang menduga induk burung hantu ini mungkin melupakan anak burung hantu ini, atau mungkin anak burung hantu ini tak sengaja terjatuh dari sarang burung diatas dahan pohon. Bayi burung hantu, ngeri apa imut?  

Bosan ketika di tengah hutan? Yuk berburu Anggrek tanah di malam hari.

Hunting Tanaman Hias Di Hutan. Pedalaman Kalimantan, Pernah loo disuatu malam saat kami hendak keluar dari permukiman warga di dalam pedalaman hutan di Kalimantan di tengah jalan kami terpaksa berhenti berjam-jam untuk menunggu perbaikan jembatan kayu yang rusak. Jembatan kayu dan pemeliharaan akses jalan keluar-masuk kampung merupakan tanggung jawab perusahaan kayu yang sudah beroperasi dari dulu. Tanggung Jawab Perusahaan, Selain karena jalan tsb adalah jalur utama kendaraan berat pengangkut gelondongan kayu, jalur tersebut adalah jalan utama warga di pedalaman. Sehingga dengan selalu merawat kondisi jalan dan jembatan, maka perusahaan tersebut secara tidak langsung ikut membantu dan peduli terhadap kondisi masyarakat disekitar area operasional perusahaan. Saking bosannya kami menanti proses perbaikan jembatan, maka kami pun keluar mobil dan masuk ke dalam hutan di sekitar untuk mencari dan berburu tanaman hias yang jumlahnya sangat melimpah disana. Bosan dan Masuk ke Hutan, Salah sa

Seger, Cobain Resep Es Sirup Timun Dayak di Siang Hari.

Buah Timun Dayak?  Hmm baru dengar diri ini. Emang bedanya apa ya dengan buah Timun yang sering kita beli di pasar/mall? Soal rasa sih sama saja, plain (tawar) dengan daging buah berair segar disertai rasa getah kalau buahnya masih agak tua. Tak sama dengan buah Timun lainnya. Bedanya buah Timun Dayak dan buah Timun biasa ada pada ukuran buahnya yang lebih gemuk dan pendek dibandingkan buah Timun biasa.  Warna kulit buah Timun Dayak berwarna kuning-keemasan mirip buah Timun Suri tapi rasanya tidak seperti buah Timun Suri melainkan seperti buah Timun biasa. Saking banyaknya buah Timun Dayak ini maka masyarakat yang tinggal di pedalaman Berau, Kaltim sering mengolahnya menjadi Es Timun Serut. Saking bosannya dijadikan lalapan atau sayur. Mengolah Es Sirup Timun Dayak. Cara buatnya mudah kok, buah Timun Dayak dikupas bersih, dicuci dan diparut dagingnya pakai parutan keju supaya bertekstur agak kasar (jangan pakai parutan Kelapa nanti terlalu halus hasil parutannya tidak terlalu enak kala

Tidak Beli, Warga Dayak Manfaatkan Rotan Hutan Sebagai Alat Rumah Tangga

Kearifan Lokal Suku Dayak, Pada suatu hari siang bolong setelah selesai berurusan dari kampung terdekat maka perahu kami mendekat ke sebuah pinggir sungai Segah di pedalaman hutan Berau, Kaltim. Terlihat sulur-sulur tumbuhan rotan liar yang sudah besar dan panjang merambat tak beraturan di sepanjang tepian sungai. Mencari batang rotan. Langsung saja tim melakukan eksekusi memotong beberapa batang rotan liar untuk dijadikan keperluan rumah tangga, seperti dijadikan tiang jemuran, bahan baku untuk tas anyaman, tampih beras, tiang ranjang dsb. Barang dari rotan ini lebih awet dan tahan lama serta lebih kuat daripada bahan plastik yang umum dijual di pasar-pasar atau toko. Dan pastinya lebih hemat ekonomis tidak perlu keluar uang untuk membeli batang rotan, cukup menjelajah ke hutan di sekitar kampung saja. Warga Dayak sudah dari jaman dulu terbiasa memanfaatkan batang rotan sebagai alat rumah tangga. Bersyukur hidup di dalam pedalaman ada banyak sekali hasil hutan yang dapat dimanfaatkan

Iseng-iseng mampir ke rumah kosong.

Postingan receh kali ini adalah iseng mampir ke rumah kosong yang sangat besaaaaar sekali gedungnya. Siang hari rasanya sunyi mencekam dan seperti lain perasaannya. Serasa sedang diawasi dan diamati oleh seseorang tapi ga tau dari arah mana. Bangunan ini dulunya semacam tempat istirahat pejabat makanya besar dan luas sekali areanya dengan ukuran yang sebesar ini ga mungkin kan yang punya rakyat jelata. Cukup lama bangunan ini dibiarkan kosong dan tidak ada rumah tetangga di dekat sini. Entah kenapa tidak ada pemulung atau anak ABG yang berkumpul disini, biasanya kan rumah kosong dimana-mana dijadiin tempat istirahat orang-orang yang (maaf) gelandangan, pemulung dan ABG labil yang pacaran. Semua kusen jendela dan pintu di rumah kosong ini terkunci sempurna jadi tidak bisa dimasuki orang lain. Mau ngintip kedalam ruang kosong kok ya mikir-mikir. Jadinya cukup keliling sekitar bangunan aja, di sana-sini banyak dahan pohon liar tumbuh tak terawat dan merusak atap bangunan serta banyaknya t

Mahal, Beginilah Ikan Sidat yang sering di ekspor ke Jepang

Sidat, Ikan atau Ular? Hidup di Kalimantan, Sebagai daerah yang memang banyak dialiri anak sungai kecil maka tak heran di Kalimantan banyak sekali dijumpai beberapa jenis hewan yang jarang ditemui di tempat lain, Orang Utan, Burung Enggang, Landak, Tringgiling, Ikan Arwana dan juga ikan Sidat atau biasa dikenal dengan nama lainnya ikan Marasapi/Marsapi.  Sekilas orang yang baru melihat bentuk ikan Sidat akan ketakutan mengira itu ular atau belut atau hewan berbahaya. Primadona, Kesukaan Orang Jepang Ikan Sidat ini rupanya banyak di ekspor ke negara Asia Timur Jauh seperti Jepang, Cina dan Korea. Peminatnya sangat tinggi dari negara-negara tersebut. Budaya Jepang, Cina, dan Korea dalam konsumsi ikan Sidat membuat tingginya permintaan untuk di ekspor ke negara mereka. Ikan Sidat mulai jarang terlihat di perairan negara Jepang, Cina, dan Korea sehingga untuk tetap dapat mengkonsumsi ikan Sidat, tak masalah untuk membelinya dari negara lain. Apalagi tingkat ekonomi negara Jepang, Cina, dan

Intip Sedikit Kota Ternate, Maluku Utara-Indonesia

Setelah beberapa kali ke sini, baru ini diriku sempat mengambil banyak foto seputar kota Ternate, sebuah Pulau rempah-rempah yang membuat dunia barat terpecah peperangan dalam perebutan kekuasaan antara Spanyol-Portugal untuk bisa mendapatkan kendali penuh. Dahulu kala tanaman rempah-rempah sangat laku sekali di dunia barat, maklum iklim di Eropa tidak memungkinkan bisa ditanami dan ditumbuhi oleh berbagai tanaman rempah yang bisa dipakai sebagai bahan masakan dan obat. Salah satu rempah yang terkenal karena harganya sangat mahal adalah buah Pala yang merupakan tumbuhan asli Pulau Ternate, karena jalur Sutera saat itu banyak dipenuhi perampok yang sadis, maka dunia barat mencoba berlayar untuk menghindari jalur Sutera, tak disangka penemuan rute pelayaran itu malah berujung ditemukannya Pulau Ternate. Saat ini Pulau Ternate adalah sebuah daerah di provinsi Maluku Utara, merupakan kota yang paling ramai dan paling lengkap di Maluku Utara, pulau Ternate tidak bisa dijadikan ibukota provi

Jalan Sore di Kompleks Gelora Kadrie Oening Kota Samarinda

Dulu tempat ini dikenal dengan nama Stadion Sempaja di kota Samarinda, namun belakangan namanya berubah menjadi Gelora Kadrie Oening yang adalah nama tokoh berjasa di kota Samarinda.  Bagi saya nama yang baru Gelora Kadrie Oening ini sempat membingungkan, karena di kota Samarinda juga terdapat nama jalan Kadrie Oening. Sedangkan Gelora Kadrie Oening ini beralamat bukan di Jalan Kadrie Oening, nah kan bingung? Yasudah daripada membahas soal nama, yuk kita cobain keliling Gelora Kadrie Oening ini. Di dalam kompleks yang besar ini terdapat banyak sekali sasana olahraga indoor maupun outdoor. Olahraga indoornya seperti Judo, Taekwondo, Pencak Silat, Karate, Anggar, Bowling, dsb. Sedangkan olahraga yang outdoor adalah Sepak Bola (besar banget stadionnya), Lintasan Lari, Lapangan Serbaguna bisa untuk basket, sepakbola, sepaturoda, hoki, dsb. Selain itu di dalam kompleks Gelora Kadrie Oening terdapat juga beberapa fasilitas perkantoran, salah satunya kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Berkunjung ke Gereja Katedral Samarinda, Kaltim.

Sebagai ibukota Provinsi maka di kota Samarinda sudah pasti merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan masyarakat tak terkecuali bagi Gereja Katolik di Keuskupan Agung Samarinda. Gereja Katedral adalah Gereja induk sebagai simbol dan tempat Uskup (Pejabat tinggi Gereja) mengajar dan memimpin umat di wilayahnya.  Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi ini berada di dekat Kantor Gubernur Kalimantan Timur. Merupakan bangunan baru yang selesai dibangun di akhir tahun 2018. Dulunya bangunan Gereja Katedral ini sangat kecil dan tak sanggup menampung banyaknya umat Katolik di sekitar kota Samarinda sehingga diputuskan untuk menghancurkan gedung yang lama untuk dibangun gedung Gereja yang baru seperti kita lihat sekarang.   Bagian depan Gereja Katedral Samarinda. Papan nama Gereja   Suasana di dalam Gereja Katedral Samarinda Bersama rekan choir di Gereja Katedral Samarinda.

Mengenal Beras Adan dan Kecantikan Paras Suku Dayak Lundayeh, Krayan, Nunukan Kalimantan Utara

Suku Dayak Lundayeh terkenal dengan kecantikan dan kegantengan paras mereka. Asal permukiman mereka adalah di bagian Krayan, Nunukan Kalimantan Utara, dahulu Krayan adalah merupakan bagian dari Kalimantan Timur sebelum memisahkan diri menjadi Provinsi Kalimantan Utara. Populasi suku Dayak Lundayeh banyan tersebar di Indonesia (Kaltara-Kaltim), Malaysia (Sabah-Sarawak), dan Brunei. Di Kaltim populasi mereka banyak terdapat di Kota Samarinda, umumnya mahasiswa yang berkuliah di Samarinda. Wilayah asli mereka di Krayan, Nunukan Kaltara merupakan dataran tinggi pegunungan yang berbatasan dengan negara Malaysia, susahnya akses ke Krayan membuat ongkos mereka untuk pulang kampung ke Krayan sangat mahal. Akses cuma bisa lewat jalur pesawat udara, untuk jalur darat dari kota Nunukan sangat sulit sekali. Ajaibnya di Krayan Kaltara, mereka mampu menghasilkan garam gunung weskipun wilayah mereka di pegunungan tinggi yang jauh dari laut. Biasanyanya kan petani garam mendapatkan bahan baku untuk ga

Megahnya Kantor Gubernur Kalimantan Timur di Kota Samarinda

Seumur-umur sering melewati jalan ini di sepanjang pinggir Sungai Mahakam di Kota Samarinda tak pernah terbersit untuk mengabadikan kompleks perkantoran Gubernur Kaltim. Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur maka tidak heran segala kantor pemerintah Provinsi berkumpul semua di kota ini. Kota Samarinda dilewati oleh Sungai Mahakam yang besar dan panjang dari hulu sungainya yang ada di tengah-tengah Pulau Kalimantan dan bermuara di hilir sekitar kota Samarinda. Di sepanjang aliran Sungai Mahakam di Samarinda kita akan melewati kompleks kantor Gubernur Kalimantan Timur. Bangunannya besar dan mencolok mata dari kejauhan. Bangunan di kompleks ini ada beberapa gedung yang terpisah satu dengan lainnya. Ada bangunan menyerupai rumah adat Lamin dengan hiasan dan ukiran Dayak pada dinding dan atapnya serta tambahan ornamen ukiran kayu yang ditajak di depan Kantor Gubernur. Indah sekali perpaduan arsitektur bangunan gaya modern dengan gaya lokal ukiran Dayak bermotif sulur daun paki

Lamin, Rumah panjang suku Dayak di Tepian Buah, Segah, Berau Kaltim

Ketika mengendarai mobil menuju Kecamatan Segah dari Tanjung Redeb yang merupakan ibukota Kabupaten Berau maka di tengah jalan di lokasi Tepian Buah akan terlihat secara jelas rumah adat Lamin, rumah panjang dari kayu ulin yang merupakan rumah adat suku Dayak Kalimantan Timur.  Dari jaman dulu sampai sekarang rumah Lamin sudah berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berkumpul dalam rangkaian acara adat, pertemuan kelompok, balai untuk berlatih kesenian tarian, musik dan juga tentunya sebagai tempat rapat dewan adat. Multifungsi sekali bukan fungsi rumah adat Lamin ini. Lamin, rumah adat suku Dayak di Kalimantan Timur.

Lada Katokkon, Cabai super pedas asal Tana Toraja Indonesia.

Salah satu tanaman bumbu dapur asli Indonesia yang tidak banyak orang tahu kecuali orang yang bermukim di Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan yaitu tanaman  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon yang banyak ditanam di dataran tinggi yang subur dan dingin di Tana Toraja Sulawesi Selatan. Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini biasa digunakan sebagai bumbu masakan khas Tana Toraja untuk olahan daging atau ayam.  Ukurannya yang tidak biasa karena lebih besar dari cabai rawit yang sering beredar di pasar dan juga rasa pedasnya benar-benar tidak masuk akal, serasa di laknat lidah ini saking pedasnya. Biasanya  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon yang sudah dipanen ini dijual namun tidak semua tempat/kota lain di luar Sulawesi Selatan menjual  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini. Umumnya warga perantauan Tana Toraja yang mendatangkan  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini dari Sulsel ke tempat perantauan mereka tetapi dalam jumlah yang tentunya terbatas dan umumnya untuk di konsumsi secara pribadi alias bu