Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tempat Ibadah

Berkunjung ke Gereja Katedral Samarinda, Kaltim.

Sebagai ibukota Provinsi maka di kota Samarinda sudah pasti merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan masyarakat tak terkecuali bagi Gereja Katolik di Keuskupan Agung Samarinda. Gereja Katedral adalah Gereja induk sebagai simbol dan tempat Uskup (Pejabat tinggi Gereja) mengajar dan memimpin umat di wilayahnya.  Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi ini berada di dekat Kantor Gubernur Kalimantan Timur. Merupakan bangunan baru yang selesai dibangun di akhir tahun 2018. Dulunya bangunan Gereja Katedral ini sangat kecil dan tak sanggup menampung banyaknya umat Katolik di sekitar kota Samarinda sehingga diputuskan untuk menghancurkan gedung yang lama untuk dibangun gedung Gereja yang baru seperti kita lihat sekarang.   Bagian depan Gereja Katedral Samarinda. Papan nama Gereja   Suasana di dalam Gereja Katedral Samarinda Bersama rekan choir di Gereja Katedral Samarinda.

Unduh-unduh, acara budaya dalam pencarian dana GPIB Eben Haezer Samarinda, Kaltim.

Acara pencarian dana sudah seharusnya memikirkan kreatifitas dalam menghimpun dana. Hal ini sudah dilakukan oleh jemaat Gereja GPIB Eben Haezer Samarinda Kalimantan Timur. Kala itu diadakanlah acara yang menampilkan budaya-budaya dari jemaat Gereja. Budaya Batak, Toraja, Minahasa-Manado, Dayak, Nias, Jawa, Bali, Maluku-Ambon maupun Nusa Tenggara Timur semuanya menampilkan atraksinya masing-masing yang memang sangat menghibur sekali.   Tarian Toraja. Penampilan anak sekolah minggu. Pendeta Gereja berbusana Ambon-Maluku. Gadis cilik Toraja hendak menampilan atraksi budaya. Ibu-ibu warga Batak menari Tor-Tor. Panitia menghitung uang yang terkumpul. Anak kecil yang sudah pandai berpose. Diriku bersama pak Pdt dan Titi, teman sekolah SMP saya dulu. Anak kecil suku Toraja sedang tampil. Ibu penari Katrili khas Minahasa Sulawesi Utara. Ibu-ibu Suku Jawa sedang menari di panggung. Jangan lupa sawer ya. Anak kecil dalam balutan busana Ambon-Maluku. Keruku

Gereja Katolik di pulau Morotai, kampung halaman papa

Saat menyusuri jalanan beraspal yang lengang di Pulau Morotai saat itu udara sangat kering dengan sinar matahari yang semangat-semangatnya bersinar rasanya kepala ini mendidih dan disaat itupula mata ini melihat sebuah bangunan yang terlihat seperti Gereja Katolik. Bagian Depan Gedung Gereja Hati Kudus Yesus, Daruba Morotai. Lantas saya pergi kesitu untuk sekedar mampir karena rasa penasaran yang tidak terbendung. Gereja Katolik pada jaman penjajahan Spanyol-Portugis merupakan mayoritas di pulau Morotai, namun masa kini Gereja Katolik umatnya lebih sedikit dibandingkan umat Gereja Protestan. Maka saya pun memberanikan diri ke Gereja Katolik yang bernama Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, Daruba Morotai yang berada persis di ruas jalan utama. Suasana di dalam Gereja sangat tenang sekali dan sunyi, kebetulan memang saat saya berkunjung bukan di hari Minggu maka wajar jika sangat sepi dan sunyi. Sudah SAH ke Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, Daruba Morotai karena sudah berfoto. Foto Interior

Gereja Katedral Semarang Jawa Tengah-Indonesia.

Suatu hari di Semarang saya berjalan kaki menyusuri trotoar gedung Lawang Sewu dan lurus saja menyebrang ruas jalan besar dan saya menemukan kompleks Gereja Katedral Semarang. Yasudah sekalian mampir kesitu, ada banyak anak kecil sedang bermain bola di halaman Gereja ini. Hiruk pikuk ramai jalan utama tidak terasa di dalam kompleks Gereja, saya ingat suasana rindang pohon besar sangat terasa disini. Ada kompleks sekolah juga seingat saya disekitar Gereja, lahan parkir juga sangat luas. Layaknya gedung tua Gereja Katedral ini pastilah bersejarah pikirku. Masuk ke dalam gedung Gereja lewat pintu samping yang mungil dan saya menemukan ibu dan anak sedang berdoa di depan patung bunda Maria. Keheningan merayap di dalam gedung Gereja ini, hanya beberapa sudut yang lampunya dinyalakan selebihnya temaram sekali cahayanya. Sudah sore menjelang malam saya kesini dan hari biasa sehingga tidak ada jadwal ibadah. Puas berkeliling sebentar saya keluar lagi darisitu dan kembali pulang. Gedung Gereja

Kesenian Dayak Bahau, Kaltim

Sub Suku Dayak di Pulau Kalimantan tak terhitung sangat banyak sekali. Tiap sub suku memiliki bahasa yang berbeda, pun demikian juga dengan pakaian dan keseniannya. Sepintas terlihat sama namun sejatinya sungguh berbeda sekali. Di Kalimantan Timur ada sebuah sub suku Dayak yang mendiami kawasan hulu Sungai Mahakam, yang terkonsentrasi di Kabupaten Mahakam Ulu (Kabupaten termuda di Provinsi Kaltim). Sub suku Dayak itu adalah Dayak Bahau.  Jadi selain sub suku Dayak Kenyah adapula sub suku Dayak Bahau yang agak jarang di ketahui oleh banyak orang. Mereka juga terkenal cantik-ganteng berkulit putih bersih, memakai bulu burung Enggang sebagai asesoris, memakai manik-manik sebagai pakaian, topi, gelang, kalung dsb. Sepintas mirip sekali dengan sub suku Dayak Kenyah, yang membedakan menurut saya adalah topi yang dikenakan wanitanya, khas sekali melingkar dengan manik-maniknya. Kebetulan mereka pernah menampilkan kesenian khas Dayak Bahau di Gereja Katolik St. Theresia Balikpapan Kaltim. Disi

Cantiknya Gereja Holy Rosary, Kuala Lumpur, Malaysia

Malaysia di daerah semenanjung lebih banyak Gereja Anglican daripada Gereja Katolik. Meskipun agak susah dibedakan hanya sepintas dari bentuk fisik bangunan gedung Gereja. Mesti jeli dan ikut ibadahnya maka baru dapat dipastikan bahwa Gereja tersebut milik umat Katolik atau umat Anglican. Banyaknya Gereja Anglican di Malaysia daripada di Indonesia tak lepas dari peran pendudukan warga kolonial Inggris, yang mana pada saat jaman pendudukan Inggris saat itu Malaysia (Old Malaya) merupakan bagian dari negara persemakmuran British. Sejarah nya pun Gereja Katolik di Eropa terpecah menjadi Katolik Roma, Kristen Protestan dan Kristen Anglican. Pada masa penjajahan di negeri Belanda mayoritas penduduknya penganut Kristen Protestan dan banyak dari mereka ketika datang berdagang dan menjajah negara kita juga membawa serta menyebarkan iman Kristen Protestan di Hindia Belanda (Indonesia). Tak heran lebih banyak penganut Kristen Protestan daripada Kristen Katolik di Indonesia. Sedangkan Inggris di

Berkunjung ke Gereja Katolik At Eugenius de Mazenod Tanjung Redeb Berau

Setelah sekian tahun Aku meninggalkan Berau sekarang Aku kembali lagi kesini. Banyak suka duka kerasnya kehidupan terjadi di Berau. Rasanya seperti bernostalgia dan tak percaya bisa kesini lagi. Kunjungan ke Berau kali kedua ada banyak yg sudah berubah. Berau semakin ramai, semakin maju, banyak bangunan baru, gerai fast food ala perkotaan sekarang juga sudah ada. Gereja Katolik St Eugenius de Mazenod Tanjung Redeb Berau juga sekarang sudah ada bangunan yang baru. Gedung Gereja Katolik St Eugenius de Mazenod yang lama masih berdiri kokoh dibagian depan. Sudah tak dipakai untuk kegiatan peribadatan. Sepintas terlihat dipakai sebagai tempat penyimpanan barang inventaris gereja. Gereja Katolik St Eugenius de Mazenod Tanjung Redeb Altar utama Gereja sangat megah dengan ukiran kayu Bangunan masih baru Gua Maria disamping gedung Gereja Suasana setelah misa harian Kalau malam terlihat indah

GPIB Sion Jakarta, Gereja Protestan pertama di Jakarta

Pertama kali tau tentang gedung Gereja GPIB Sion ini dari sebuah buku tentang Gereja tua yg ada di sekitar Jakarta. Entah karena sebuah kebetulan adik kandung saya menikah di Gereja ini.  Calon suaminya dulu waktu kecil beribadah di Gereja tsb. Orangtua nya kenal dengan jemaat lama disana sehingga adikku dan calon suaminya memutuskan menikah di Gereja tsb. Sebagai anggota Majelis GPIB, alm papa saya sebelum meninggal berpesan ingin supaya anak gadisnya menikah di Gereja GPIB karena kerinduan hati papa melihat supaya pernikahan anaknya dilayani di Gereja GPIB.  Maklum saja karena anak-anak papa lainnya menikah tidak digereja GPIB. Saya sebagai anak pertama malah memilih keluar dari GPIB untuk menjadi umat Gereja Katolik sehingga saya menikah juga di Gereja Katolik. Adik laki-laki saya juga sama, ia menikah di Gereja GKJ dengan istrinya. Mendengar kabar rencana pernikahan adik saya yg perempuan saya senang karena bisa liat interior gedung Gereja GPIB Sion di dalam nya seperti apa. Satu s