Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sulawesi

Cantiknya Pegunungan di Enrekang, Sulawesi Selatan

Setelah berjam-jam naik mobil travel darat dari pelabuhan Pare-Pare di Sulawesi Selatan yang benar-benar menguras tenaga, perut kosong belum diisi, lapar, keringat dingin, mengantuk kurang tidur dan akhirnya saya melintasi kawasan pegunungan di Kabupaten Enrekang. Lelah banget. Tanda bahwa kita sudah berada di kawasan pegunungan adalah telinga yang mendadak budek. Jalanan meliuk-liuk dan semakin menanjak maka sayapun semakin pusing.  Susah sekali tidur kalau sudah begini. Semuanya terbayar lunas dengan pemandangan diluar jendela mobil, tampak hamparan sawah, kebun jagung berhektar-hektar, pohon pinus dimana-mana, khas sekali flora pegunungan. Hawa dingin mulai menusuk tulang, saya terbiasa hidup di kawasan pesisir pantai yang hawa udara panas maka kali ini saya harus mengadapi hawa dingin sejuk pegunungan. Ketika masih di Pare-Pare yang adalah kawasan pesisir pantai, udaranya tentu saja panas lembap, udara angin yg kencang di Pare-Pare tentu saja dimanfaatkan dengan dipasangnya instala

Lada Katokkon, Cabai super pedas asal Tana Toraja Indonesia.

Salah satu tanaman bumbu dapur asli Indonesia yang tidak banyak orang tahu kecuali orang yang bermukim di Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan yaitu tanaman  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon yang banyak ditanam di dataran tinggi yang subur dan dingin di Tana Toraja Sulawesi Selatan. Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini biasa digunakan sebagai bumbu masakan khas Tana Toraja untuk olahan daging atau ayam.  Ukurannya yang tidak biasa karena lebih besar dari cabai rawit yang sering beredar di pasar dan juga rasa pedasnya benar-benar tidak masuk akal, serasa di laknat lidah ini saking pedasnya. Biasanya  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon yang sudah dipanen ini dijual namun tidak semua tempat/kota lain di luar Sulawesi Selatan menjual  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini. Umumnya warga perantauan Tana Toraja yang mendatangkan  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini dari Sulsel ke tempat perantauan mereka tetapi dalam jumlah yang tentunya terbatas dan umumnya untuk di konsumsi secara pribadi alias bu

Menengok kapal cepat di Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara

Sewaktu di Manado dan sepupu saya yang menggilai dunia perkapalan juga sedang free maka kami memutuskan untuk mampir ke pelabuhan kota Manado. Pelabuhan kota Manado melayani perjalanan dari dan ke pulau-pulau kecil yang tersebar di utara kota Manado seperti (Siau, Taguladang, Biaro, Sangihe, Talaud, dll). Berbeda dengan pelabuhan Bitung yang merupakan jalur kapal besar (Pelni), pelabuhan Manado hanya dilayani kapal cepat berukuran sedang. Kebetulan sedang ada kapal cepat yang bersandar dan belum jadwalnya untuk berangkat sehingga kami beroleh kesempatan untuk mampir ke dalam kapal cepat itu untuk sekedar melihat seperti apa sih bagian dalam interior kapal tsb? Penasaran makanya kamipun bergegas masuk ketika diperbolehkan oleh kru kapal. Dengan sabar pertanyaan kami dijawab dengan baik oleh kru kapal yang sedang dapat jadwal jaga. Puas beberapa saat di atas kapal maka kamipun segera menyudahi kunjungan singkat karena tidak enak dengan kru kapal siapa tau ia hendak beristirahat. Kebetula

Bertemu Tugu Batalyon Worang Manado

Saat berjalan kaki menyusuri keramaian kota Manado di dekat pasar 45, seketika mata ini memandang ada Tugu kecil berupa bundaran yang ramai dilalui kendaraan. Tugu kecil berupa patung perjuangan ini rupanya bentuk penghargaan akan jasa jasa pejuang dari Sulawesi Utara yang berhasil menekan gerakan separatis yg bermunculan di beberapa daerah di Indonesia pada jaman-jaman paska kemerdekaan. Tertulis Batalyon Worang Manado pada plakat yang mulai terkelupas cat tulisannya. Semoga dengan adanya tugu ini, generasi muda Sulawesi Utara akan terus ingat perjuangan para pendahulu kita dalam menjaga kesatuan bangsa negara kita. Tugu Batalyon Worang Beberapa keterangan Tugu Batalyon Worang

Patung Yesus memberkati Kota Manado

Hari terakhir di Kota Manado sebelum berangkat ke bandara Sam Ratulangi saya diajak untuk berfoto di depan patung ikonik Tuhan Yesus memberkati. Fix saya sudah resmi berkunjung ke Kota Manado jika sudah berfoto di spot ini. Kota Manado persis Kota Balikpapan dengan kontur berbukit-bukit. Kebetulan patung Yesus memberkati ini di pasang di atas bukit sehingga dari jauh sudah terlihat. Ngeri sih kalau liat kebawah, jurang lembah lumayan tinggi. Ini spot foto yang antrinya panjang utk sekedar berfoto.

Jalan-jalan manja di Kota Manado

Dibandingkan dengan kota lainnya di Sulawesi Utara, Kota Manado sangat terbatas tempat menarik yang bisa dikunjungi. Biasanya perlu keluar kota untuk bisa menikmati tempat rekreasi. Karena saya suka jalan kaki ketimbang jogging akhirnya aku utarakan lah niat jalan kaki pagi hari di sekitar area megamas Manado. Komplek ruko/mall yang persis disebelah pesisir laut. Komplek megamas ini selalu langganan terkena banjir air Rob laut yang sampai masuk ke dalam mall. Cuaca buruk sih sebab utamanya. Air laut jadi ganas, ombak besar dan tinggi menerjang parkiran mobil, motor banyak yang hanyut. Sebenarnya niat hati ini ingin jalan kaki sendirian tapi apalah daya adik sepupuku menemani acara gabut ini. Mungkin diminta ortunya menemaniku supaya Aku tidak tersesat di kota Manado.  Ya ampun om tanteeee baiknya. Lumayan dekat rumah tinggal sepupuku kalau ke megamas ini. Niatnya mau start dari rumah berjalan kaki tapi ditentang karena katanya jauhhhh. Alhasil kami naik kendaraan dari rumah ke megamas.

Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado

Museum Provinsi Sulawesi Utara Berkunjung ke Manado rasanya sangat jarang sekali turis domestik yg mau berkunjung ke museum. Kurang hits dibandingkan mall, pantai, gunung dan danau. Sewaktu di Manado dan bingung mau jalan kemana, Aku iseng cek goggle maps sambil cek ada tempat menarik apa ya disekitar Kota Manado. Rupanya terdapat sebuah museum negeri milik Provinsi Sulawesi Utara. Artinya tempat itu menyimpan ragam benda dari seantero Sulawesi Utara. Mulai dari penjelasan satwa eksotis, kuburan batu khas wilayah pasifik, tradisi melaut dengan kapal khasnya, tradisi berladang, pakaian tradisional, budaya tarian dan pameran pertunjukkan permainan alat musik kolintang. Iya, petugas penjaga museum saat Aku berkunjung mereka memainkan alat musik dari bambu kolintang. Lagu-lagu asal Nasional banyak dimainkan dan sukses membuatku kagum. Dari daftar buku tamu pengunjung kebanyakan berasal dari luar Sulawesi Utara. Kubur batu di Sulawesi Utara Penjelasan perahu tradisional Teknik tenunan kain