Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kalimantan

Berkeliling Museum Keraton Kesultanan Gunung Tabur, Berau Kaltim

Berau, Kalimantan Timur di masa lampau merupakan tempat dari Kesultanan Gunung Tabur yang sejarahnya masih dapat dilihat sampai sekarang di museum Gunung Tabur yang merupakan replika Keraton Gunung Tabur yang pernah habis terbakar di masa lalu. Seperti wilayah Melayu lainnya, maka di Berau yang memang dihuni suku Banua Barrau banyak menggunakan warna kuning dimana-mana sebagai warna khas dan itu juga nampak di Museum Gunung Tabur ini. Di sekitar museum banyak dilihat beberapa benda seperti patung manusia yg bekerja memotong kayu, perahu naga, peninggalan meriam jaman dahulu dsb. Sayang waktu saya kesana, museum sudah tutup karena saya tiba kesorean, sudah melewati jam buka museum. Jadi saya sempat keliling sekitar museum dan berfoto diluar saja.  Semoga berikutnya saya boleh datang lagi kesini. Gambaran pekerja ketika memotong balok kayu. Sebuah sudut informatif tentang Kesultanan Berau. Lambang Kerajaan Gunung Tabur Keraton Kesultanan Gunung Tabur di Berau Kaltim. Sudut Monumen Baturu

Suasana tengah hutan belantara Kalimantan.

Pulau Kalimantan sudah lama dikenal sebagai paru-paru bagi dunia, dimana hutan di dalamnya menyimpan banyak sekali stok tumbuhan pepohonan sebagi sumber Oksigen yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Hutan di Kalimantan selalu hijau sepanjang tahun karena beriklim tropis, tidak seperti negara Eropa yang (4) empat musim, ketika musim dingin bersalju tentu saja hutan mereka mendadak menggugurkan daun, dan "tidur" sejenak sampai musim semi tiba. Itulah kenapa hutan Kalimtantan disebut sebagai paru-paru bagi dunia. Penasaran seperti apa hutan belantara di pulau Kalimantan yang tidak ada listrik, sinyal HP dan jauh dari kota? Ini dia, bentuknya. Kadang kalau beruntung dapat melihat satwa melintas lo Diselimuti oleh keheningan alam  

Libur Dadakan di Polder Air Hitam, Samarinda

Salah satu dari fungsi polder adalah penampung dan pengendali air hujan supaya tidak terlalu besar dampak dari kelebihan limpasan air hujan yang dapat menyebabkan banjir. Kota Samarinda, Kaltim adalah salah satu kawasan yang sejak dari dulu memang lebih rendah dari Sungai Mahakam. Hikayat dan cerita rakyat mengatakan bahwa asal-usul nama kota Samarinda berasal dari sebutan "Samarendah" sama-sama rendah dari permukaan air sungai Mahakam yang memang membelah Kota Samarinda. Kadang meskipun di Kota Samarinda tidak turun hujan tapi tetap saja beberapa daerah di Samarinda tergenang air yang merupakan luapan dari Sungai Mahakam. Biasanya air meluap karena tingginya curah hujan di bagian hulu Sungai Mahakam (Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara). Jadi jangan kaget ya, kalau tiba-tiba air sungai Mahakam mendadak meluap meluber ke badan jalan raya. Nah karena kondisi geografis itulah makanya Kota Samarinda banyak membuat fasilitas pengendali banjir

Intip Keraton Sambaliung di Berau Kaltim

Tanjung Redeb ialah ibukota dari Kabupaten Berau yang terbelah oleh Sungai Segah dan Sungai Kelay. Dan di antara kedua sungai ini tentu saja sejak masa lampau pernah berdiri 2 (dua) Kerajaan yang masih berkerabat satu sama lain. Kerajaan Gunung Tabur dan Kerajaan Sambaliung, awalnya dua kerajaan ini adalag satu kerajaan yakni Gunung Tabur, namun akibat ulah dan politik adu domba Belanda, Kerajaan Gunung Tabur di pinggir Sungai Segah terpecah lagi sebagian menjadi Kerajaan Sambaliung di pinggir Sungai Kelay. Saat ini bukti dari keberadaan kedua kerajaan tsb masih dapat dilihat lo. Salah satunya adalah Keraton Sambaliung, peninggalan dari Kerajaan Sambaliung, tentu saja keturunan dan keluarga dari Sultan Kerajaan Sambaliung masih ada hingga sekarang. Keraton Sambaliung ini selain berfungsi sebagai Museum, juga berfungsi sebagai tempat pelestarian budaya, terkadang diselenggarakan acara kesenian dan budaya dari masyarakat Berau di Keraton Sambaliung. Silahkan datang berkunjung ke Berau, K

Di kebun sawit menemukan anak Burung Hantu yang terlantar, cantik

Suatu hari yang sepi teman-teman di grup WA mengirimkan gambar sebuah anak dari burung hantu yang masih kecil ditemukan di pepohonan luar. Suaranya yang meringkik membuat penasaran sehingga dicari keluar dan ternyata sumber suara itu berasal dari anak burung hantu. Jadilah anak burung hantu ini dipelihara oleh teman yang menemukannya. Banyak yang menduga induk burung hantu ini mungkin melupakan anak burung hantu ini, atau mungkin anak burung hantu ini tak sengaja terjatuh dari sarang burung diatas dahan pohon. Bayi burung hantu, ngeri apa imut?  

Bosan ketika di tengah hutan? Yuk berburu Anggrek tanah di malam hari.

Hunting Tanaman Hias Di Hutan. Pedalaman Kalimantan, Pernah loo disuatu malam saat kami hendak keluar dari permukiman warga di dalam pedalaman hutan di Kalimantan di tengah jalan kami terpaksa berhenti berjam-jam untuk menunggu perbaikan jembatan kayu yang rusak. Jembatan kayu dan pemeliharaan akses jalan keluar-masuk kampung merupakan tanggung jawab perusahaan kayu yang sudah beroperasi dari dulu. Tanggung Jawab Perusahaan, Selain karena jalan tsb adalah jalur utama kendaraan berat pengangkut gelondongan kayu, jalur tersebut adalah jalan utama warga di pedalaman. Sehingga dengan selalu merawat kondisi jalan dan jembatan, maka perusahaan tersebut secara tidak langsung ikut membantu dan peduli terhadap kondisi masyarakat disekitar area operasional perusahaan. Saking bosannya kami menanti proses perbaikan jembatan, maka kami pun keluar mobil dan masuk ke dalam hutan di sekitar untuk mencari dan berburu tanaman hias yang jumlahnya sangat melimpah disana. Bosan dan Masuk ke Hutan, Salah sa

Seger, Cobain Resep Es Sirup Timun Dayak di Siang Hari.

Buah Timun Dayak?  Hmm baru dengar diri ini. Emang bedanya apa ya dengan buah Timun yang sering kita beli di pasar/mall? Soal rasa sih sama saja, plain (tawar) dengan daging buah berair segar disertai rasa getah kalau buahnya masih agak tua. Tak sama dengan buah Timun lainnya. Bedanya buah Timun Dayak dan buah Timun biasa ada pada ukuran buahnya yang lebih gemuk dan pendek dibandingkan buah Timun biasa.  Warna kulit buah Timun Dayak berwarna kuning-keemasan mirip buah Timun Suri tapi rasanya tidak seperti buah Timun Suri melainkan seperti buah Timun biasa. Saking banyaknya buah Timun Dayak ini maka masyarakat yang tinggal di pedalaman Berau, Kaltim sering mengolahnya menjadi Es Timun Serut. Saking bosannya dijadikan lalapan atau sayur. Mengolah Es Sirup Timun Dayak. Cara buatnya mudah kok, buah Timun Dayak dikupas bersih, dicuci dan diparut dagingnya pakai parutan keju supaya bertekstur agak kasar (jangan pakai parutan Kelapa nanti terlalu halus hasil parutannya tidak terlalu enak kala

Tidak Beli, Warga Dayak Manfaatkan Rotan Hutan Sebagai Alat Rumah Tangga

Kearifan Lokal Suku Dayak, Pada suatu hari siang bolong setelah selesai berurusan dari kampung terdekat maka perahu kami mendekat ke sebuah pinggir sungai Segah di pedalaman hutan Berau, Kaltim. Terlihat sulur-sulur tumbuhan rotan liar yang sudah besar dan panjang merambat tak beraturan di sepanjang tepian sungai. Mencari batang rotan. Langsung saja tim melakukan eksekusi memotong beberapa batang rotan liar untuk dijadikan keperluan rumah tangga, seperti dijadikan tiang jemuran, bahan baku untuk tas anyaman, tampih beras, tiang ranjang dsb. Barang dari rotan ini lebih awet dan tahan lama serta lebih kuat daripada bahan plastik yang umum dijual di pasar-pasar atau toko. Dan pastinya lebih hemat ekonomis tidak perlu keluar uang untuk membeli batang rotan, cukup menjelajah ke hutan di sekitar kampung saja. Warga Dayak sudah dari jaman dulu terbiasa memanfaatkan batang rotan sebagai alat rumah tangga. Bersyukur hidup di dalam pedalaman ada banyak sekali hasil hutan yang dapat dimanfaatkan

Mahal, Beginilah Ikan Sidat yang sering di ekspor ke Jepang

Sidat, Ikan atau Ular? Hidup di Kalimantan, Sebagai daerah yang memang banyak dialiri anak sungai kecil maka tak heran di Kalimantan banyak sekali dijumpai beberapa jenis hewan yang jarang ditemui di tempat lain, Orang Utan, Burung Enggang, Landak, Tringgiling, Ikan Arwana dan juga ikan Sidat atau biasa dikenal dengan nama lainnya ikan Marasapi/Marsapi.  Sekilas orang yang baru melihat bentuk ikan Sidat akan ketakutan mengira itu ular atau belut atau hewan berbahaya. Primadona, Kesukaan Orang Jepang Ikan Sidat ini rupanya banyak di ekspor ke negara Asia Timur Jauh seperti Jepang, Cina dan Korea. Peminatnya sangat tinggi dari negara-negara tersebut. Budaya Jepang, Cina, dan Korea dalam konsumsi ikan Sidat membuat tingginya permintaan untuk di ekspor ke negara mereka. Ikan Sidat mulai jarang terlihat di perairan negara Jepang, Cina, dan Korea sehingga untuk tetap dapat mengkonsumsi ikan Sidat, tak masalah untuk membelinya dari negara lain. Apalagi tingkat ekonomi negara Jepang, Cina, dan

Jalan Sore di Kompleks Gelora Kadrie Oening Kota Samarinda

Dulu tempat ini dikenal dengan nama Stadion Sempaja di kota Samarinda, namun belakangan namanya berubah menjadi Gelora Kadrie Oening yang adalah nama tokoh berjasa di kota Samarinda.  Bagi saya nama yang baru Gelora Kadrie Oening ini sempat membingungkan, karena di kota Samarinda juga terdapat nama jalan Kadrie Oening. Sedangkan Gelora Kadrie Oening ini beralamat bukan di Jalan Kadrie Oening, nah kan bingung? Yasudah daripada membahas soal nama, yuk kita cobain keliling Gelora Kadrie Oening ini. Di dalam kompleks yang besar ini terdapat banyak sekali sasana olahraga indoor maupun outdoor. Olahraga indoornya seperti Judo, Taekwondo, Pencak Silat, Karate, Anggar, Bowling, dsb. Sedangkan olahraga yang outdoor adalah Sepak Bola (besar banget stadionnya), Lintasan Lari, Lapangan Serbaguna bisa untuk basket, sepakbola, sepaturoda, hoki, dsb. Selain itu di dalam kompleks Gelora Kadrie Oening terdapat juga beberapa fasilitas perkantoran, salah satunya kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Berkunjung ke Gereja Katedral Samarinda, Kaltim.

Sebagai ibukota Provinsi maka di kota Samarinda sudah pasti merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan masyarakat tak terkecuali bagi Gereja Katolik di Keuskupan Agung Samarinda. Gereja Katedral adalah Gereja induk sebagai simbol dan tempat Uskup (Pejabat tinggi Gereja) mengajar dan memimpin umat di wilayahnya.  Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi ini berada di dekat Kantor Gubernur Kalimantan Timur. Merupakan bangunan baru yang selesai dibangun di akhir tahun 2018. Dulunya bangunan Gereja Katedral ini sangat kecil dan tak sanggup menampung banyaknya umat Katolik di sekitar kota Samarinda sehingga diputuskan untuk menghancurkan gedung yang lama untuk dibangun gedung Gereja yang baru seperti kita lihat sekarang.   Bagian depan Gereja Katedral Samarinda. Papan nama Gereja   Suasana di dalam Gereja Katedral Samarinda Bersama rekan choir di Gereja Katedral Samarinda.

Mengenal Beras Adan dan Kecantikan Paras Suku Dayak Lundayeh, Krayan, Nunukan Kalimantan Utara

Suku Dayak Lundayeh terkenal dengan kecantikan dan kegantengan paras mereka. Asal permukiman mereka adalah di bagian Krayan, Nunukan Kalimantan Utara, dahulu Krayan adalah merupakan bagian dari Kalimantan Timur sebelum memisahkan diri menjadi Provinsi Kalimantan Utara. Populasi suku Dayak Lundayeh banyan tersebar di Indonesia (Kaltara-Kaltim), Malaysia (Sabah-Sarawak), dan Brunei. Di Kaltim populasi mereka banyak terdapat di Kota Samarinda, umumnya mahasiswa yang berkuliah di Samarinda. Wilayah asli mereka di Krayan, Nunukan Kaltara merupakan dataran tinggi pegunungan yang berbatasan dengan negara Malaysia, susahnya akses ke Krayan membuat ongkos mereka untuk pulang kampung ke Krayan sangat mahal. Akses cuma bisa lewat jalur pesawat udara, untuk jalur darat dari kota Nunukan sangat sulit sekali. Ajaibnya di Krayan Kaltara, mereka mampu menghasilkan garam gunung weskipun wilayah mereka di pegunungan tinggi yang jauh dari laut. Biasanyanya kan petani garam mendapatkan bahan baku untuk ga

Megahnya Kantor Gubernur Kalimantan Timur di Kota Samarinda

Seumur-umur sering melewati jalan ini di sepanjang pinggir Sungai Mahakam di Kota Samarinda tak pernah terbersit untuk mengabadikan kompleks perkantoran Gubernur Kaltim. Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur maka tidak heran segala kantor pemerintah Provinsi berkumpul semua di kota ini. Kota Samarinda dilewati oleh Sungai Mahakam yang besar dan panjang dari hulu sungainya yang ada di tengah-tengah Pulau Kalimantan dan bermuara di hilir sekitar kota Samarinda. Di sepanjang aliran Sungai Mahakam di Samarinda kita akan melewati kompleks kantor Gubernur Kalimantan Timur. Bangunannya besar dan mencolok mata dari kejauhan. Bangunan di kompleks ini ada beberapa gedung yang terpisah satu dengan lainnya. Ada bangunan menyerupai rumah adat Lamin dengan hiasan dan ukiran Dayak pada dinding dan atapnya serta tambahan ornamen ukiran kayu yang ditajak di depan Kantor Gubernur. Indah sekali perpaduan arsitektur bangunan gaya modern dengan gaya lokal ukiran Dayak bermotif sulur daun paki

Piknik manja di hulu Sungai Segah yang berair jernih bening, Berau Kaltim.

Masih ada loh daerah hulu sungai yang lestari, bersih serta memiliki air yang jernih bening. Hulu Sungai Segah di Kabupaten Berau Kaltim adalah bukti nyata. Air sungainya jernih, dan ikan-ikannya juga banyak tinggal menjala atau memancing sudah bisa mendapat ikan. Ikan Salap umumnya banyak hidup di aliran hulu Sungai Segah ini. Berduri halus kecil-kecil dan banyak makanya harus ekstra hati-hati jika ingin menyantap ikan ini. Kalau lagi piknik di hulu Sungai Segah dan dapat ikan Salap ketika menjala maka ikan Salap tsb langsung dibakar dan disantap bersama-sama. Nikmat sekali rasanya ketika makan di alam terbuka sambil memandang jernihnya air di hulu Sungai Segah. Ikan Salap siap dibakar. Ikan Salap siap disantap. Berbaring di air sungai yang jernih.

Taman Samarendah, Kota Samarinda Kalimantan Timur.

Waktu berkunjung ke Kota Samarinda, Kalimantan Timur diri ini berkesempatan datang ke Taman Samarendah di malam hari dengan kerlap-kerlip lampu dan air mancur menari yang membuat riang anak-anak kecil berlarian. Taman ini cukup rapi dan bersih walau di malam hari taman ini aman dikunjungi kok. Suasana Taman Samarendah malam hari.

Tengok Dua Perahu Naga Sekuin, Berau Kaltim.

Keraton Kesultanan Gunung Tabur di Kabupaten Berau Kalimantan Timur memiliki dua buah perahu yang masih tersimpan dengan baik yang rutin diturunkan ke Sungai Segah untuk acara tertentu seperti HUT Kabupaten Berau. Perahu Naga Sekuin ini adalah Perahu sarat makna mendalam bagi masyarakat Berau khususnya masyarakat Gunung Tabur. Karena ukuran Perahu Naga Sekuin yang panjang maka untuk dapat memindahkan Perahu ini dibutuhkan kerjasama dan bantuan tenaga dari banyak orang. Dibutuhkan gotong royong dan komando yang baik supaya terjalin rasa kebersamaan diantara sesama manusia. Perahu Naga Sekuin jika diturunkan ke Sungai Segah akan digunakan sebagai perahu cepat dengan jumlah pendayung yang cukup banyak sesuai dengan ukuran panjang perahu. Perahu Naga Sekuin ini memang dimaksudkan untuk melintasi Sungai Segah yang memang mengalir persis di seberang Keraton Kesultanan Gunung Tabur.   Kepala Perahu Berbentuk Ukiran Kepala Naga. Perahu Naga Sekuin yang rutin diturunkan ke Sungai dalam acara te

Buah Maritam / Kapulasan / Pulasan asli dari Pulau Kalimantan.

Buah asli dari Indonesia yang tidak banyak orang tahu akan keberadaannya adalah buah Maritam / Kapulasan / Pulasan yang secara fisik menyerupai buah Rambutan tetapi tanpa rambut dengan daging kulit lebih tebal dan warna kulit buah lebih gelap daripada buah Rambutan yang biasa ditanam orang Indonesia. Pohon buah Maritam / Kapulasan / Pulasan umumnya tumbuh secara alamiah di hutan tropis Kalimantan. Saya beruntung menemui pohon buah Maritam / Kapulasan / Pulasan ketika menyusuri hulu Sungai Segah di pedalaman Berau, Kalimantan Timur. Rasa buah Maritam / Kapulasan / Pulasan ini manis-manis-asem dengan daging buah lebih lembut daripada buah Rambutan. Kombinasi rasa buah Maritam / Kapulasan / Pulasan seperti campuran buah Leci+Kelengkeng+Matoa. Hayooo siapa yang baru tahu ada buah Maritam / Kapulasan / Pulasan ini?  Buah Maritam / Kapulasan / Pulasan yang tumbuh liar di hutan Kalimantan Timur. Kulit Buah Maritam / Kapulasan / Pulasan yang lebih tebal dari buah Rambutan biasa. Warna kulit bu

Unduh-unduh, acara budaya dalam pencarian dana GPIB Eben Haezer Samarinda, Kaltim.

Acara pencarian dana sudah seharusnya memikirkan kreatifitas dalam menghimpun dana. Hal ini sudah dilakukan oleh jemaat Gereja GPIB Eben Haezer Samarinda Kalimantan Timur. Kala itu diadakanlah acara yang menampilkan budaya-budaya dari jemaat Gereja. Budaya Batak, Toraja, Minahasa-Manado, Dayak, Nias, Jawa, Bali, Maluku-Ambon maupun Nusa Tenggara Timur semuanya menampilkan atraksinya masing-masing yang memang sangat menghibur sekali.   Tarian Toraja. Penampilan anak sekolah minggu. Pendeta Gereja berbusana Ambon-Maluku. Gadis cilik Toraja hendak menampilan atraksi budaya. Ibu-ibu warga Batak menari Tor-Tor. Panitia menghitung uang yang terkumpul. Anak kecil yang sudah pandai berpose. Diriku bersama pak Pdt dan Titi, teman sekolah SMP saya dulu. Anak kecil suku Toraja sedang tampil. Ibu penari Katrili khas Minahasa Sulawesi Utara. Ibu-ibu Suku Jawa sedang menari di panggung. Jangan lupa sawer ya. Anak kecil dalam balutan busana Ambon-Maluku. Keruku