Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Monumen

Patung Teruo Nakamura Pejuang Perang Dunia II Jepang yang Hidup di Dalam Hutan Pulau Morotai.

 Kisah Prajurit Jepang Bertahan Sendirian Dalam Hutan Puluhan Tahun. Kisah perang dunia ke II meninggalkan banyak cerita entah kisah haru perjuangan kemerdekaan atau kisah heroik atau bahkan kisah diluar dugaan seperti yang terjadi pada prajurit Teruo Nakamura seorang Taiwan yang direkrut Kaisar Jepang sebagai Prajurit Jepang dalam perang dunia ke II di Pulau Morotai. Setelah perang dunia ke II usai dengan ditandainya penyerahan Jepang kepada pihak Sekutu akibat bom Atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki maka kekuatan Jepang di Asia Tenggara termasuk di Indonesia semakin melemah. Pihak Jepang banyak yang menyerah kala itu termasuk di Pulau Morotai. Banyak tentara Jepang yang kembali pulang ke negaranya namun ada satu orang yang masih bertahan di dalam hutan dan masih mengira misi perang dunia sudah usai. Nama prajurit Jepang yang bertahan di dalam hutan itu bernama Teruo Nakamura. Patung Teruo Nakamura di Pulau Morotai sebagai pengingat kisah ini. Ia kehilangan teman seper

Titik Pendaratan Amerika di desa Wawama Morotai

Ketika Jepang berhasrat menguasai seluruh negara Asia dengan angan-angan ingin mempersatukan negara Asia untuk bangkit melawan Barat maka Jepang selalu datang ke negara Asia sebagai "Nippon Cahaya Asia". Propaganda Nippon Cahaya Asia ialah kedok semata yang aslinya sangat membuat rakyat kita sungguh sengsara menderita. Tahun 1940an Jepang mulai masuk secara paksa ke negara Asia disekitar Jepang tak terkecuali Indonesia. Ketika perang dunia II meletus dimulai dari pemboman pelabuhan Pearl Harbor milik Amerika Serikat maka peristiwa balasan selanjutnya adalah pemboman Hiroshima-Nagasaki Jepang oleh Amerika Serikat. Peristiwa diatas berlanjut melebar kemana-mana. Tentara Amerika Serikat dan sekutu mulai mengusir penjajahan Jepang di negara Asia. Di Indonesia, pulau Morotai merupakan pulau strategis dalam perang dunia II disekitar samudera Pasifik. Andaikata pulau Morotai tidak dapat direbut oleh tentara Amerika Serikat dan sekutu maka bisa jadi sejarah akan menjadi lain. Tentara

Bertemu Tugu Batalyon Worang Manado

Saat berjalan kaki menyusuri keramaian kota Manado di dekat pasar 45, seketika mata ini memandang ada Tugu kecil berupa bundaran yang ramai dilalui kendaraan. Tugu kecil berupa patung perjuangan ini rupanya bentuk penghargaan akan jasa jasa pejuang dari Sulawesi Utara yang berhasil menekan gerakan separatis yg bermunculan di beberapa daerah di Indonesia pada jaman-jaman paska kemerdekaan. Tertulis Batalyon Worang Manado pada plakat yang mulai terkelupas cat tulisannya. Semoga dengan adanya tugu ini, generasi muda Sulawesi Utara akan terus ingat perjuangan para pendahulu kita dalam menjaga kesatuan bangsa negara kita. Tugu Batalyon Worang Beberapa keterangan Tugu Batalyon Worang

Menyusuri Balaikota Surakarta

Dalam perjalanan singkat di Kota Solo (Surakarta) setelah selesai dari berkunjung ke Keraton Solo yang bernuansa biru muda itu saya memutuskan pergi ke Alun-Alun Kota Solo. Areal Alun-Alun Kota Solo beneran sangat luas dan tertata rapi. Cenderung agak sepi jika dibandingkan dengan Alun-Alun Kota Jogjakarta yang taulah yaa gimana ramainya karena terlalu banyak turis lokal yang berkunjung. Alun-Alun Kota Solo sepengamatan singkat saya malahan agak jarang sekali ditemui turis domestik dari luar daerah. Lebih banyak warga lokal Kota Solo yang datang ke Alun-Alun. Sore itu sepertinya sedang ada kegiatan perkemahan pramuka dan banyak pelajar-pelajar muda yang bermalam di tenda yang mereka dirikan berbaris-baris. Beberapa kelompok pramuka banyak menampilkan kebolehan mereka dalam acara itu. Baris berbaris, peragaan sandi morse, tarian daerah, drama pertunjukkan, grup band, dll ditampilkan pada acara tsb. Bentuk bangunan utama di area Alun-Alun mmang sesuai dengan tagline Kota Solo The Spirit

Patung Yesus memberkati Kota Manado

Hari terakhir di Kota Manado sebelum berangkat ke bandara Sam Ratulangi saya diajak untuk berfoto di depan patung ikonik Tuhan Yesus memberkati. Fix saya sudah resmi berkunjung ke Kota Manado jika sudah berfoto di spot ini. Kota Manado persis Kota Balikpapan dengan kontur berbukit-bukit. Kebetulan patung Yesus memberkati ini di pasang di atas bukit sehingga dari jauh sudah terlihat. Ngeri sih kalau liat kebawah, jurang lembah lumayan tinggi. Ini spot foto yang antrinya panjang utk sekedar berfoto.

Tugu Australia Balikpapan, Kaltim

Anzac day, hari dimana negara Australia memberikan penghormatan bagi pejuang, pahlawan, atau warga negaranya yang gugur dalam perang dunia ke 2. Dimana terdapat Makam/Tugu peringatan gugurnya warga Australia ketika perang maka ditempat tsb tiap tahunnya serentak ketika Anzac Day tiba maka delegasi negara Australia akan datang bahkan keturunan anak cucu juga datang ke tempat tsb meskipun berada diluar territorial Australia. Di Indonesia, tempat untuk mengenang gugurnya warga Australia saat Anzac Day salah satunya adalah kota Balikpapan. Terdapat Tugu peringatan yg letaknya ada dibundaran lapangan Merdeka. Dulu saat perang dunia II tahun 1945 pasukan sekutu bersama tentara Australia tiba di Balikpapan untuk membebaskan negara kita dari pendudukan Jepang. Tentunya banyak sekali kematian dari pihak Jepang dan sekutu saat itu. Banyak jenazah tak bernama yg menurut cerita dikubur secara massal disekitar Kota Balikpapan. Anzac Day di Balikpapan selain upacara formal, diadakan juga napak tilas

Museum Perang Dunia II, Morotai-Maluku Utara

Museum perang dunia II, Morotai-Maluku Utara. Sejarah Pulau Morotai Pulau Morotai pada abad ke-15 hingga abad ke-16 berada dibawah kekuasaan Kesultanan Ternate yang merupakan pulau penghasil rempah-rempah terutama hasil Cengkeh dan Pala. Maka tidaklah mengherankan jika Pulau Morotai memiliki peran dan posisi strategis dalam perdagangan rempah-rempah medio abad XVI. Cengkeh dan pala dari kepulauan Maluku merupakan komoditas dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi di pasaran Eropa. Penjelajah laut dari Portugis sempat singgah di pulau Morotai namun karena hadirnya bangsa Portugis ini tidak diterima oleh Kesultanan Ternate membuat Portugis harus hengkang dari wilayah kepulauan Halmahera yang menjadi wilayah dari Kesultanan Ternate.  Pengusiran Portugis ini diperparah dengan dibunuhnya Sultan Khairun dari Ternate oleh Gubernur Portugis saat itu Lopez de Mesquita. Pulau Morotai yang sekarang masuk dalam bagian provinsi Maluku Utara terletak di sisi terluar bagian utara dari Kepulauan Maluk