Langsung ke konten utama

Museum Perang Dunia II, Morotai-Maluku Utara

Museum perang dunia II, Morotai-Maluku Utara.


Sejarah Pulau Morotai

Pulau Morotai pada abad ke-15 hingga abad ke-16 berada dibawah kekuasaan Kesultanan Ternate yang merupakan pulau penghasil rempah-rempah terutama hasil Cengkeh dan Pala. Maka tidaklah mengherankan jika Pulau Morotai memiliki peran dan posisi strategis dalam perdagangan rempah-rempah medio abad XVI. Cengkeh dan pala dari kepulauan Maluku merupakan komoditas dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi di pasaran Eropa.

Penjelajah laut dari Portugis sempat singgah di pulau Morotai namun karena hadirnya bangsa Portugis ini tidak diterima oleh Kesultanan Ternate membuat Portugis harus hengkang dari wilayah kepulauan Halmahera yang menjadi wilayah dari Kesultanan Ternate. 

Pengusiran Portugis ini diperparah dengan dibunuhnya Sultan Khairun dari Ternate oleh Gubernur Portugis saat itu Lopez de Mesquita.

Pulau Morotai yang sekarang masuk dalam bagian provinsi Maluku Utara terletak di sisi terluar bagian utara dari Kepulauan Maluku. Berada pada titik koordinat 2⁰00-2⁰40 Lintang Utara dan 128⁰15-128⁰40 Bujur Timur. 

Luas wilayah pulau Morotai 4.301,53 Km2 dengan luas daratan 2.330,60 Km2 dan luas wilayah laut sejauh 4 mil seluas 1.790,92 Km2.

Di sekitar pulau Morotai terdapat sejumlah pulau-pulau kecil sebanyak 33 pulau yang mana 7 pulau berpenghuni dan sisanya 26 pulau merupakan pulau tidak berpenghuni.

 



Suasana Pulau Morotai



Peninggalan Perang Dunia ke II di pulau Morotai

Untuk mengalahkan Jepang di wilayah Pasifik, Jenderal Douglas Mc Arthur menggunakan Strategi Lompat Katak (Leap Frog Strategy) yang diilhami dari dongeng kuno berjudul "Klein Duimje" dimana menceritakan seorang anak kecil mencuri sepatu lars raksasa, dengan sepatu tersebut si anak kecil dapat melompat sejauh tujuh mil (zevemijls laarzen).

Setelah berhasil memukul mundur pasukan Jepang di Hollandia (Jayapura) dan Biak, Pasukan Sekutu mulai merangsek kekuatan Jepang di Filipina. Sebelum merebut kembali Filipina, Sekutu mempersiapkan kekuatan pasukannya di Pulau Morotai.

Pemilihan Pulau Morotai merupakan bagian dari strategi lompat katak yang diterapkan oleh Sekutu yang bertujuan untuk mengacaukan perhatian Jepang. Titik balik kekalahan Jepang sudah terlihat saat pertempuran Midway dimana kode sandi rahasia Jepang berhasil dipecahkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat.

Setelah perang dunia ke II usai dan para tentara Sekutu dan tentara Jepang kembali ke negara masing-masing. Maka sisa-sisa rongsokan kendaraan perang, pesawat, baling-baling, tank, peluru, senjata, dll banyak yang ditinggalkan begitu saja, ada yang sudah tertimbun tanah dan ada yang sudah menjadi karang di dasar lautan sekitar pulau Morotai.

Sedihnya... banyak sisa-sisa perang tsb dijual, dijual, dijual sebagai rongsokan besi tua untuk dilebur menjadi besi baru. Yah begitulah jika uang sudah berbicara. Sehingga yang tersisa sekarang di pulau Morotai jumlahnya sudah sangat jauh berbeda pada tahun 70an.

 




Museum perang dunia ke II di pulau Morotai

Dalam ukuran waktu yang singkat, Morotai menjadi pelaku yang menorehkan sejarah yang sangat bernilai. Kisah dan ceritanya mampu membangkitkan kenangan masa lalu lengkap dengan kenangan manis dan kenangan pahit di dalamnya.

Bukti-bukti sejarah serta peninggalan-peninggalannya tentu saja perlu untuk kita rawat dan lestarikan. Ada banyak sisa peninggalan perang dunia II yang masih tersisa dan dipamerkan di museum ini. Replika kapal perang Amerika, pesawat tempur Jepang, seragam perang tentara Jepang dan tentara Amerika, peralatan makan, peralatan medis, sisa mortir (peledak / granat), foto-foto jaman perang, dll.

Gedung museum perang dunia ke II yang sekarang merupakan bangunan gedung baru yang lebih besar dan lebih bagus tata letak serta pencahayaannya daripada gedung museum perang dunia ke II yang lama. Sampai sekarang gedung museum yang lama masih ada dan tetap tegak berdiri.

Suasana di gedung baru museum perang dunia ke II pas saya datang sangat sepi tak nampak pengunjung sama sekali. Mungkin warga lokal tidak begitu tertarik karena sudah terbiasa dengan hal tsb. Loket masuk juga tak ada dan pintu masuk terkunci gembok.

Tak lama waktu saya berdiri-berdiri mengintip bagian dalam museum (kebetulan dinding museum ialah kaca berfilm) datanglah bapak-bapak paruh usia menanyakan "mas mau masuk kedalam museum? kalau iya saya bantu". Tanpa pikir panjang saya jawab "Iya" dan kemudian bapak itu membuka gembok pintu masuk museum.  

Ohya gedung museum ini terbagi 2 sisi. Sisi sebelah kiri itu khusus menampilkan peninggalan perang dunia ke II dan sisi sebelah kanan ialah museum perang Trikora pembebasan Irian Barat. Pulau Morotai juga dipakai Tentara Nasional Indonesia sebagai markas dan batu loncatan untuk merebut Irian Barat.

Lanjut ceritanya, begitu sudah masuk kedalam museum perang dunia ke II saya berkeliling melihat-lihat benda jaman perang. Sisa-sisa peluru, helm perang, seragam perang, foto-foto perang dari pihak Amerika dan Jepang, foto ketika tentara Jepang menguasai Morotai dan foto ketika tentara Jepang menyerah, dll.

Selain itu ada juga replika kapal perang USS.Shelton dan




Cara ke pulau Morotai


Sumber-sumber tulisan

  1. Museum Perang Dunia II, Pulau Morotai.
  2. Situs Web Pemkab Morotai, klik disini.
  3. Situs Web Tirto.id tentang pembunuhan Sultan Ternate oleh Portugis klik disini.
  4. Situs Web Tirto.id tentang Museum Swadaya di Morotai, klik disini
  5. Situs Web Wonderful Indonesia, klik disini.
  6. Wikipedia Pulau Morotai, klik disini.

 
Tepian Samudera Pasifik.



Museum yg dulu kecil banget.


Gedung Museum Perang Dunia II yang lama. Masih ada kan bangunannya?



Masih tegak berdiri.


Itu kincir angin ga sih?



Ini gedung museum perang dunia ke II yg baru. Gedung sebelah kiri museum PD-II, sebelah kanan museum Trikora pembebasan Irian Barat.



Memoar foto jaman perang dunia II



Seragam tentara Jepang.



Tank perang



Replika kapal perang USS.Shelton



Koleksi foto-foto jaman perang dunia II. Seperti di film hollywood ya.



Marshal Sir Thomas Albert Blamey, Panglima Militer Australia & Panglima AD tentara Sekutu wilayah Barat Pasifik Selatan.



Sir Douglas MacArthur



Jagalah peninggalan perang ya Morotaiku...




Tempat dan alat makan tentara

Alat medis jaman perang dunia II



Tugu pendaratan Tentara Nasional Indonesia di Morotai 



Monumen trikora


Tank perang yg dipajang didepan museum.


Tampak luar


Beruntung banget bisa kesini.


Berebut Morotai


USS Shelton


Menggapai Morotai



Peta Papua



Peluru sisa perang



Peledak perang



Senjata api



Sisa perang yang berhasil diselamatkan



Jepang takluk



Seragam di kala itu



Koleksi jadul



Botol minumnya berat ga sih?


Akhir dominasi Jepang



Samurai bertekuk lutut



Pakaian tentara Jepang



Gerilya di Bumi Morotai



Foto saat PD-II



Foto Perang



Pesawat tempur Jepang



Pembangunan Morotai



Kincir Angin yg entah apa fungsinya.



Pintu masuk yg tertutup rapat

Suasana laut dibelakang museum



Akhirnya aku ke Morotai

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak