Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Perhiasan

Berburu Perhiasan "Besi Putih" di Ternate Maluku Utara.

 Perhiasan "Besi Putih" Ternate. Waktu itu setelah selesai perjalanan pulang dari Tobelo dan Jailolo, bisa dibaca disini Kisah Tobelo dan dibaca disini Kisah Jailolo . Diri ini harus kembali ke Balikpapan Kaltim tentu saja cara tercepat adalah dengan naik pesawat terbang. Karena di Kota Tobelo dan Jailolo belum ada penerbangan setiap hari dan selengkap apabila terbang dari Ternate maka saya harus kembali dengan cara lewat jalur udara bandar udara di Ternate. Kebetulan kerabat Papa banyak yang bermukim di kota Ternate, jadi begitu tiba di Ternate pada pagi hari saya langsung dijemput oleh Ko Ade untuk dibawa keliling sebentar kota Ternate. Saya diajak ke sebuah sentra kerajinan perhiasan "Besi Putih" yang terkenal sebagai oleh-oleh pulau Ternate. Sebenarnya komoditas kerajinan "besi putih" ini berasal dari Pulau Morotai, bahan baku pembuatan perhiasan besi putih ini konon dari bangkai alat perang atau alutsista peninggalan perang dunia ke dua di Pulau Moro

Mandau, senjata parang khas masyarakat Dayak Kalimantan.

 Sudah pernah dengar tentang Mandau? Mandau adalah senjata tradisional berbentuk mirip parang yang berhias indah dengan gagang terbuat dari tanduk rusa, berukir cantik dengan sarung yang terbuat dari kayu berukir indah, diwarnai sedemikian rupa dan diberi tali pengikat pada pinggang pemilik Mandau. Senjata Mandau di rumah warga kampung Long Laai, Kab Berau Kaltim. Rasanya hampir semua sub suku Dayak yang ada di Pulau Kalimantan baik yang tinggal di bagian Indonesia, Malaysia dan Brunei memiliki senjata ini. Memang penyebutan senjata Mandau pada tiap-tiap sub suku Dayak berbeda antara satu sub suku dengan sub suku Dayak lainnya. Biasanya senjata Mandau yang dijual bebas di toko adalah Mandau yang dibuat untuk maksud sebagai oleh-oleh atau cenderemata yang dipajang pada dinding rumah warga. Senjata Mandau yang asli warisan turun temurun dari orang-orang tua umumnya disimpan sebagai pusaka keluarga atau pusaka kampung dan dijaga dengan sangat baik sekali. Senjata Mandau yang dipakai sehar

Ba' Bening Gendongan Bayi yang Cantik Berhias Manik-Manik Batik khas Dayak Kenyah Kaltim.

Ba' Bening Gendongan Bayi suku Dayak Kenyah Kaltim. Suku Dayak Kenyah yang banyak tersebar di Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau tentu saja masih memelihara tradisi pembuatan dan pemakaian gendongan anak bayi umur sekitar 6 bulan hingga umur 2 tahun. Gendongan Bening yang ada di rumah warga kampung Punan Mahkam, Kec Segah Kab Berau Kaltim. Gendongan untuk anak bayi yang disebut dengan Ba' atau Bening ini dulunya digunakan warga suku Dayak Kenyah terutama kaum ibu-ibu untuk membawa anak balita mereka ketika ibunya berladang, berkebun atau sedang berjalan beraktivitas diluar rumah. Gendongan Bening ini semakin cantik karena dihias ragam manik-manik batu yang bermotif macam-macam, ada yang bermotif hewan Harimau, Naga, motif wajah manusia, motif sulur daun pakis atau motif lainnya. Tentu saja motif gendongan Bening milik para bangsawan Dayak Kenyah yang biasa disebut Paren berbeda dengan motif gendon

Saung, topi dari daun kering khas masyarakat Dayak Kalimantan Timur.

Jika kamu pernah tinggal atau menetap di Kalimantan Timur pasti tidak asing dengan penampakan topi dari daun kering yang digunakan oleh orang dari suku Dayak Kaltim. Nama topi itu adalah Saung, Sa'ung, Saong atau Seraung tergantung tiap suku Dayak karena tiap-tiap suku Dayak masing-masing berbeda-beda dalam menyebut nama topi tsb. Topi Saung ini biasanya dibuat oleh kaum ibu-ibu di kampung, biasanya dibuat untuk keperluan sendiri seperti berladang di kebun, menangkap ikan atau sekedar merumput di halaman rumah. Topi Saung yang berwarna-warni juga dapat dijadikan hiasan dinding rumah warga. Topi Saung ini dipercantik dengan penambahan hiasan kain warna-warni sehingga semakin membuat topi ini bernilai estetik dari segi tampilan. Kreatifitas tiap pembuat topi Saung ini berbeda satu dengan lainnya, hal itu terbukti dari pemilihan kain warna-warni yang berbeda, ukuran lingkar topi Saung yang berbeda, ketebalan topi dan berbagai sulaman yang juga berbeda sehingga masing-masing Saung tida

Tas Serbaguna Anjat dari anyaman rotan khas Kalimantan

Pulau Kalimantan sebagai pulau dengan kondisi alamnya yang masih asri dan alami tentu saja memiliki berbagai nilai hasil hutan yang dapat menjadi sumber keuntungan apabila dikelola secara baik dan bijak. Rotan adalah salah satu hasil dari hutan pulau Kalimantan sehingga banyak masyarakat dari sub suku Dayak yang mengolah rotan menjadi berbagai peralatan yang multifungsi dan bernilai estetik tinggi. Tas Anjat adalah salah satu hasil dari anyaman rotan yang dibelah kecil-kecil berwarna asli cokelat muda, cokelat tua dan warna hitam hasil rendaman dan rebusan rotan dengan akar dari jenis pohon yang memang sejak dulu kala dipakai sebagai pewarna alami. Tas Anjat biasanya dipakai sebagai tas punggung untuk dipakai menyimpan alat bertani dan memancing seperti mandau (parang), jaring, umpan ikan, bibit tanaman, dsb.  Motif tas Anjat rotan ini pastinya memakai motif alami yang lumrah dipakai suku Dayak seperti motif sulur pakis, motif senjata, motif hewan dan motif kekinian sesuai selera jaman

Festival Kraf Tekstil (Kain Adat) Sabah-Sarawak di Mall Suria Sabah, Kota Kinabalu, Malaysia

Kota Kinabalu-Sabah, Malaysia terletak di sebelah utara pulau Kalimantan. Meskipun masih satu daratan dengan Kalimantan namun Sabah masuk negara jiran, Malaysia. Suku-suku yang mendiami Sabah ya sudah pasti suku Dayak dengan berbagai sub-sub sukunya masing-masing. Beberapa sub suku Dayak yang ada di Sabah juga ada di Kalimantan, Indonesia.  Jauh sebelum garis batas negara Indonesia-Malaysia ditentukan oleh dunia Internasional, interaksi antar masyarakat kedua negara sudah terjadi. Maka tidak heran jika di kedua wilayah negara masih dapat ditemukan persamaan budaya. Kebetulan waktu jalan-jalan di Kota Kinabalu kita berdua mampir ke pusat perbelanjaan (Mall) di tengah kota yaitu Suria Sabah.  Berikut link google maps Suria Sabah . Bangunan lumayan baru terlihat dari luar. Udara panas lembab seketika berubah menjadi dingin menusuk tulang ketika masuk ke dalam Suria Sabah. Ini dia pintu masuk Mall Suria Sabah, Kota Kinabalu-Malaysia Mataku tertuju pada stand yang cukup besar, rupanya di ha