Kota Kinabalu-Sabah, Malaysia terletak di sebelah utara pulau Kalimantan.
Meskipun masih satu daratan dengan Kalimantan namun Sabah masuk negara jiran, Malaysia.
Suku-suku yang mendiami Sabah ya sudah pasti suku Dayak dengan berbagai sub-sub sukunya masing-masing. Beberapa sub suku Dayak yang ada di Sabah juga ada di Kalimantan, Indonesia.
Jauh sebelum garis batas negara Indonesia-Malaysia ditentukan oleh dunia Internasional, interaksi antar masyarakat kedua negara sudah terjadi. Maka tidak heran jika di kedua wilayah negara masih dapat ditemukan persamaan budaya.
Kebetulan waktu jalan-jalan di Kota Kinabalu kita berdua mampir ke pusat perbelanjaan (Mall) di tengah kota yaitu Suria Sabah.
Bangunan lumayan baru terlihat dari luar. Udara panas lembab seketika berubah menjadi dingin menusuk tulang ketika masuk ke dalam Suria Sabah.
|
Ini dia pintu masuk Mall Suria Sabah, Kota Kinabalu-Malaysia |
Mataku tertuju pada stand yang cukup besar, rupanya di hari itu ada pameran festival kraft Malaysia yang mana acara ini menampilkan berbagai kerajinan tangan buatan warga Malaysia yang ada di Sabah-Sarawak.
|
Tekstil Malaysia dipamerkan di acara ini.
|
|
Salah satu landyard panitian festival Kraf.
|
Apa aja sih yang dipamerkan pada acara ini?
Ada kain tenun, kain songket, sulaman tangan, gelang & kalung manik-manik, perhiasan tradisional, pakaian adat berbagai macam suku asli Sabah-Sarawak, alat musik tradisional, fashion show anak-anak dengan baju daerah.
|
Alat musik tradisional dari daerah Kudat, Sabah-Malaysia.
|
|
Ini topi lelaki dayak Kadazan Dusun.
|
|
Seorang penjaga sedang merapikan baju adat pria Dayak Murut. Tampak bulu burung asli tersemat di topi.
|
Ada juga loh pameran langsung ibu-ibu yang sedang menenun kain songket lengkap dengan alat tenun bukan mesin yang dipakai di acara ini.
|
Penjaga stand yang sedang merapikan barang-barangnya.
| Alat pembuat kain songket Malaysia. Rumit ya.
|
|
|
Nih, banner tentang kain Songket Serawak, berbeda kan tampilannya dengan Songket Palembang? |
|
Suka banget sama warna kain songketnya.
| Tenunan Dastar konon dibawa dari Filipina Selatan ke Sabah. Hingga kini banyak penduduk asal Filipina di Sabah loh. |
| Kain Tenun yang sedang proses ditenun untuk dibuat "Destar/Tanjak" alias ikat kepala untuk Pria Kadazan Dusun. Pola tenunan kain ini rumit ditambah lagi benang warna-warni. |
| Tenun dastar dayak Kadazan Dusun yang telah selesai ditenun. |
| Ini bentukan kain tenun Destar/Tanjak yang sudah jadi. Berbentuk Kuda dan Rumah adat.
|
| Kain tenun suku dayak Kadazan Dusun, harganya behhh mahal. Sesuai dengan kerumitan pembuatannya |
|
|
Umumya tenun Dastar ini terbagi dua warna, Hitam & Merah. Menurutmu bagus yang mana?
| Contoh lipatan kain tenun Dastar sebagai ikat kepala pria dayak Kadazan Dusun berbagai ukuran.
|
|
|
Detail kain tenun Dastar dari dekat. Rumit ya? Ga heran harganya pun mahal.
| Ini nih tampilan pakaian adat pria Dayak Kadazan Dusun, lengkap dengan kain tenun Dastar yang sudah dilipat menjadi "Tanjak" atau ikat kepala lelaki.
|
|
Selain itu ada juga stand dari Universitas Malaysia yang berfokus pada pembinaan terhadap kesenian asli Malaysia. Nanti para mahasiswa akan diajari bagaimana cara menenun, membatik, membuat alat musik tradisional, membuat ukiran kayu tradisional, dll.
|
Universitas yang khusus mengajarkan kesenian Malaysia bagi mahasiswa/i yg belajar disini.
|
Saat itu banyak juga pengunjung yang melihat-lihat stand ini dan saya juga ga mau dong melewatkan kesempatan langka ini. Saya kelilingi semua stand, bertanya jawab dengan penjaga stand jika ada hal yang saya kagumi. Mereka semua ramah dalam menjelaskan walaupun dengan kosa kata Melayu yang agak susah dimengerti oleh kita orang Indonesia yang sehari-hari tidak memakai bahasa Melayu.
|
Anak kecil dengan pakaian khas Sabah.
|
ohya Bahasa Melayu di Sabah pun agak berbeda dengan bahasa Melayu di Semenanjung (Kuala Lumpur) yang seperti biasa kita dengar dari serial kartun Ipin-Upin. Bahasa Melayu Sabah lebih mirip seperti Bahasa yang umum dipakai di bagian Kalimantan Utara Indonesia (Tarakan, Nunukan, Bulungan, Berau). Mereka selalu menambahkan aksen bah diakhir kalimat. "Kau itu bah" "Diorang" "Bini kau" yah seperti itu lah kalimat yang sering terdengar.
Bagusnya lagi di pameran ini terdapat banner yang menjelaskan nama Kain yang dipajang, sedikit penjelasan tentang asal usul kain dan sejarah kain tsb. Menarik ya?
|
Unik ya bajunya ada tudungnya.
|
|
Songket buatan tangan, indah ya.
|
|
Ini lagi penjelasan songket Dastar, berbeda dengan Songket Sarawak.
|
|
Asesoris untuk pakaian adat para wanita-wanita dayak Kadazan Dusun.
|
|
Kalau ini pakaian adat wanita Dayak Kadazan Dusun.
|
|
Perlengkapan asesoris pakaian adat.
|
|
Anak-anak sub suku Dayak di Sabah, cantik kan bajunya.
|
|
Kain Dastar & Songket Sarawak. Pengen beli ga sihh? |
|
Songket Serawak, motif bintang. Masih dalam tahap ditenun. Rumit ya. |
|
Ini tenunan asli suku Dayak. Memakai bahan dan pewarna alami dari hutan di Sabah. Mahal loo ini.
|
|
Semakin warnanya kalem itu artinya mereka memakai pewarna alamiah.
|
|
Salah satu jenis kain tenun Pua Sungkit. |
|
Salah satu selendang tenun Pua Sungkit dengan motif Dayak. |
|
Tenun Pua Sungkit ukuran kecil. |
|
Songket Sarawak. Modelnya bagus ya. |
Komentar
Posting Komentar