Langsung ke konten utama

Jalan-Jalan ke Kampung Little India di Brickfields, Kuala Lumpur-Malaysia

Sri kandaswamy tempel brickfields kuala lumpur malaysia india hindu
Kuil Sri Kandaswamy dengan patung yang khas di area Brickfields-Kuala Lumpur, Malaysia.


Seperti yang kita tahu bersama, Malaysia khususnya di bagian Semenanjung terdiri dari 3 etnis besar. Melayu, China, India (mostly Tamil & Bangladesh). Ketiga etnis ini telah ada di Malaysia sejak jaman sebelum kemerdekaan Malaysia.

Nah di Kuala Lumpur sendiri konsentrasi orang India tersebar dan salah satu area yang banyak di dominasi orang India itu ada di daerah Little India, Brickfields, Kuala Lumpur-Malaysia. 

Kebetulan kalau saya lagi di Kuala Lumpur selalu menginap di area Brickfields. Alasannya karena ini merupakan pusat kota Kuala Lumpur dan di Brickfields ini deket banget sama stesen KL-Sentral yang adalah pusat perhentian dan keberangkatan semua transportasi masal (bis, kereta cepat, monorail dari dan ke sekitaran Kuala-Lumpur atau bahkan dari kereta arah laluan utara-laluan selatan Malaysia).

Intinya kalau tinggal disekitaran KL Sentral itu aman tidak keluar ongkos lagi kalau mau kesitu cukup jalan kaki dari Brickfields. Hanya 5 menit berjalan kaki setelah keluar dari jembatan penyebrangan kita sudah sampai di Brickfields.

Ini link google maps KL-Sentral. Dan ini link google maps Brickfields

Udah gitu di KL-Sentral juga terdapat semacam Mall gitu. Jadi mau belanja oleh-oleh, mau cari makan, cari baju, cari cem-ceman semua bisa disini.


Okeh balik lagi ke cerita awal ya.

Jadi begitu tiba di bandara KLIA atau KLIA2, langsung deh beli tiket bus dan pilih tujuan KL-Sentral. Ntar ikutin aja bis sampai tiba di KL-Sentral. Trus tanya deh ke petugas pintu exit menuju Little-India Brickfields dimana? Entar diarahkan kok. Ga jauh dari KL-Sentral

Ini google maps bandara KLIA. dan ini link google maps KLIA2

Berikut link informasi resmi tentang bandara KLIA dan ini link informasi resmi tentang bandara KLIA2.

Naah di Little India Brickfields ini banyak komunitas India. Sepanjang mata memandang ada banyak toko yg menjual pernak-pernik India, restoran India, Money changer, Farmasi, toko kelontong dengan bahan-bahan impor dari India, Sekolah, Gereja, Masjid, Kuil India, toko perhiasan emas India, kain sari dari yg murah sampai yg mahal ada, penjual sarana sembahyang seperti dupa, wewangian, bunga, dll juga ada.

Tiba di Brickfields pasti langsung mencium aroma rempah-rempah yang kuat dari masakan mereka. Saya termasuk ga kuat dengan rempah-rempah mereka. Rasanya aneh gimana yaaa.

Aku suka banget dengan orang-orang India yang ada disini. Cowoknya banyak yg ganteng, tinggi besar, pakai topi kayak Jarjit Ipin-Upin, berbulu tangan-dada, kumis jenggot brewok tipis-tipis (woow peluk aku bang) dan Ceweknya rata-rata pakai celak, rambut yg hitam, hidung mancung dan pakai kain sari (pengen ajak menari India deh). Ughhh suka betah liatnya. Kebanyakan sih mereka tidak bisa bahasa Melayu, bisanya ya bahasa Tamil atau Inggris. Itupun kebanyakan aksen Inggris mereka kecampur India jadi perlu lebih teliti dengar kosakata mereka. Dan mereka suka sekali geleng-geleng kepala.


Musik India terdengar dimana-mana. Ku jadi baper kan. Merasa kayak orang India.

Nah hari itu setelah sampai di penginapan langganan aku iseng-iseng cek peta wisata dan peta jaringan monorail yang sering ditaruh secara gratis di mana-mana (bandara, terminal, stasiun, mall dll) aku melihat tentang "Little India" secara peta tidak jauh jaraknya dari penginapan. 


Jiwa petualangku langsung muncul deh. Jelajah ahh dengan jalan kaki berdua istri ikutin peta dan tanya warga lokal pasti nyampai lah.

Dan benar setelah beberapa saat berjalan dan tanya orang dengan masuk-masuk area permukiman yg mana makin sempit tibalah jua di kuil Sri Kandaswamy.

Banyak warga India yang melihat ke kami, mungkin karena berwajah Melayu dan bagi mereka yang jarang melihat orang Melayu datang ke tempat itu jadi agak kaget juga mereka.


Kebetulan didepan kuil ada ibu separuh baya yang mau naik ke dalam kuil dan langsung saya bilang saya mau masuk dan mau lihat bagian dalam kuil boleh? Kata dia boleh tapi cuci kaki tangan dulu ya disana (sambil tunjuk tempat cuci kaki tangan, wahh kayak wudhu dong?)



Bagian depan kuil. Ga bisa berfoto di dalam kuil jadinya foto di luar aja.


Sri kandaswamy tempel brickfields kuala lumpur malaysia india hindu
Dewa Khrisna, pada sebuah pintu keluar di kuil Brickfields. Kami ga boleh memotret bagian dalam kuil.



Selesai cuci kaki tangan akhirnya kami naik bersama ibu itu terus kami disambut sama pemuka agama mereka atau orang yang dihormati kali ya (entahlah kurang paham juga). Kami berdua diajak keliling kuil terus didoakan dengan cara dikasi nampan berisi lilin madu, kelapa tua dan dupa seperti di film Bollywood terus kami berdua diminta donasi seiklasnya. 

Sayangnya ga bisa ambil foto di dalam kuil itu. Jadi yaah ikuti saja aturan di dalam kuil.

Selesai di dalam kuil saya berjalan disekitar situ. Ada penjual kalung bunga segar untuk sembahyang dan aja juga penjual manisan India Ladoo/Ladu yang suka muncul di acara kawinan film Bollywood.
Rasanya gimana? yaah gitu deh manisan dengan cita rasa yang ga sama kayak di Indonesia. 



ladoo ladu laddo Sri kandaswamy tempel brickfields kuala lumpur malaysia india hindu
Manisan khas India Laddu/Ladoo/Ladu yang sering muncul di film Bollywood. Dijual di depan kuil Brickfields.


Sri kandaswamy tempel brickfields kuala lumpur malaysia india hindu
Aneka kalung bunga segar untuk sembahyang.


Puas berjalan disekitar sini barulah kami pulang menuju penginapan. 
Emang benar ternyata diluar sana ada banyak kebiasaan dan budaya yang jauh berbeda dari lingkungan kita. Setelah lelah berjalan perut lapar dan jadilah kami mencoba makan di warung India dengan lauk ikan dan kepiting rajungan pakai piring besi andalan India. hehe


indian food india makanan rempah malaysia kuala lumpur
Makan nasi khas India pakai piring besi seperti di film Bollywood.



 

Ini beberapa foto di sekitar Brickfields di perjalanan pulang ke penginapan kami.

brickfields india hindu temple sikh
Salah satu altar pemujaan di daerah Little India Brickfields.



brickfields india hindu temple sikh
Campuran budaya China-India pada altar sembahyang dipinggir jalan Brickfields. 

brickfields india hindu temple sikh kuala lumpur malaysia
Salah satu Kuil Pemujaan yang ada di Brickfields. 



brickfields india hindu temple sikh kuala lumpur malaysia
Hiasan pada pintu aula sebuah kuil di Little India.



peacock merak burung brickfields india hindu temple sikh kuala lumpur malaysia
Burung Merak jantan dan betina yang dipelihara oleh kuil Sri Kandaswamy.



brickfields india hindu temple sikh kuala lumpur malaysia
Salah satu sisi luar kuil Hindu yg sedang di renovasi. Cantik ya model bangunannya.



brickfields india hindu temple sikh kuala lumpur malaysia
Salah satu gapura khas India di Little India-Brickfields Kuala Lumpur.


Sampai jumpa di tulisan lainnya.

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak