Langsung ke konten utama

Pusat Kebudayaan Murut Tenom, Sabah, Malaysia

Pintu Masuk Pusat Kebudayaan Murut

Pada saat mengunjungi Mertua di Keningau, Sabah Malaysia kami sepakat untuk keliling sekitar Keningau. Kebetulan Keningau ini termasuk daerah tinggi di Sabah dan masuk daerah pedalaman sehingga banyak ditemukan suku Dayak Kadazan Dusun dan suku Dayak Murut. Nah menurut peta wisata Sabah, tempat wisata terdekat dari Keningau ya di Tenom. Ada Pusat Kebudayaan (Dayak) Murut disana.

Jadilah kami pergi naik mobil kesana. Perjalanan sekitar 45 menit - 1 jam lah. Tergantung mau santai apa mau ngebut.

Pusat Kebudayaan Murut ini letaknya di pinggir jalan raya dan ga susah ditemukan kok. Nanti akan ada gapura besar dengan khas ukiran Dayak Murut yang menyambut tamu sekalian.


Selamat datang




Papan petunjuk


Tiket masuk tentu saja dibedakan antara warga lokal Sabah & warga Malaysia lainnya dengan turis asing. Naaah kebetulan istri yang maju untuk beli tiket masuk dengan memakai logat Sabah-nya. Jadi dapat deh harga lokal. Kalau saya yang ngomong dengan logat Indonesia ya pasti ketauan dan akan dikenakan harga wisatawan mancanegara, rugi bandar dong.

Orang lokal cuma bayar 5 Ringgit. haha makasih loh


Andaikata kita datang kesini lebih awal beberapa minggu pastinya kita akan bisa melihat pertunjukaan kesenian dan budaya Dayak Murut di tempat ini. Semacam festival tahunan gitu. Mulai dari permainan tradisional, tarian, musik, kerajinan tangan seperti anyaman rotan, gelang-kalung dari manik batu, makanan khas, dll.

Pesta Kalimaran, Festival Kesenian Tahunan.


Jadi pas kami kesana tuh beneran sepi, cuma ada beberapa pengunjung yang datang dihari itu.

Bangunan utamanya ya rumah adat Dayak pada umumnya, berupa rumah besar yang panjang, sebutan rumah adat ini berbeda loh ditiap daerah. Contohnya kalau di Kalimantan Indonesia sebutan rumah adat Dayak di Kaltim disebut rumah Lamin, di Kalteng disebut rumah Betang, di Kalbar disebut rumah Panjang. 

Rumah panjang Murut, bangunan utama.


Kompleks Pusat Kebudayaan Murut ini sangat luas, ada banyak bangunan lain yang berfungsi sebagai tempat berkumpul, tempat pajangan kerajinan tangan, tempat perkantoran, dll.


Balai disamping rumah panjang, sebagai tempat berkumpul.


Anyaman rotan juga dipamerkan disini, dengan ciri motif khas Dayak yang meliuk-liuk, ohya di Kalimantan Indonesia juga bisa ditemukan kok anyaman rotan ini. Sebagai anjat (tas tradisional untuk membawa berbagai keperluan berkebun), tas gendongan bayi, anyaman topi, hiasan dinding, dll. Setiap daerah di Kalimantan punya motif yang berbeda dengan daerah di Borneo Malaysia.

Tas Anjat dari rotan


Anyaman rotan, unik kan.


Rapi kan anyaman rotan mereka


Anyaman rotan lagi


Rapi banget ini anyamannya


Anyaman murut



Bakul Murut



Baju daerah dayak Murut juga meskipun sama-sama memakai manik-manik pastinya berbeda dengan motif suku dayak lainnya yang berada di Kalimantan Indonesia maupun Borneo Malaysia.

Ibu-ibu sedang memasang manik pada baju wanita.



Ukiran di kayu juga berbeda loh antara tiap daerah di Kalimantan Indonesia maupun Borneo Malaysia, nanti liat ya gambarnya yang ada di Pusat Kebudayaan Murut ini. Tiap ukiran punya arti dan makna yang berbeda-beda. Tiap lelaki Murut katanya harus bisa mengukir kayu.


Ukiran Murut


Ukiran Murut



Tiang ukir Murut



Ukiran Murut


Alat musik seperangkat gamelan juga ditampilkan disini, bisa kita coba juga memainkannya. Pemakaian alat musik gong / gamelan ini juga lumrah ditemui di Kalimantan Indonesia seperti suku Dayak yang ada di Kalbar, Kalteng, Kaltara-Kaltim, Kalsel. Cara memainkannya tidak sama dengan gamelan yang ada di Jawa atau Bali. Disini dan Di Kalimantan umumnya bersifat ceria dan semangat tidak seperti gamelan di Jawa yang mendayu-dayu dan di Bali yang lebih kencang. 


Alat musik Murut



Gong


Kerajinan manik-manik juga ada loh disini. Selain diaplikasikan pada baju mereka juga membuat dekor pelaminan pengantin dari untaian manik-manik yang menambah kemeriahan pelaminan (Sasangiang).


Manik-manik Murut


Sasangiang


Spot terbaik didalam rumah panjang, pelaminan suku dayak Murut.



Perisai Dayak Murut juga ada disini pastinya dengan motif dan warna yang berbeda dengan daerah lainnya (Kalimantan Indonesia & Borneo Malaysia).
Ukiran perisai dengan corak dan motif yang khas Murut.



Kantor pengurus rumah panjang Murut


Kita juga bisa menyewa pakaian adat disini lengkap dengan asesoris mandau, perisai, topi lelaki dengan bulu burung Enggang (Hornbill) dan pakaian wanita.


Tiang adat Murut



Tiang adat (lagi)



Topi lelaki Murut



Berfoto didepan rumah panjang Murut



Udah seperti orang Murut belum?



Demikian kisah perjalanan kami di Pusat Kebudayaan Murut, Tenom, Sabah, Malaysia. 
Jangan lupa berkunjung kesini ya kalau lagi ada di Sabah-Malaysia

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak