Ketika pulang kampung di Samarinda-Kaltim.
Kesederhanaan dan keramahan nenek ini patutlah ditiru. |
Secara tak sengaja aku bertemu dengan seorang ibu/nenek dengan penampilan yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang. Nenek ini memakai pakaian khas suku Dayak dengan telinga yang dipanjangkan.
Wahh nenek ini termasuk salah satu dari sedikit wanita suku Dayak yang masih memelihara telinga panjang sampai saat ini.
Nenek ini bercerita kalau ia berasal dari daerah Hulu Sungai Mahakam, yang artinya cukup jauh dari Kota Samarinda. Hanya ada akses via kapal sungai jika mau ke Hulu Sungai Mahakam.
Anting yang khas yang berat supaya telinga menjadi semakin panjang dengan tas anjat yang terbuar anyaman rotan dengan motif khusus dari daerah nenek ini. Fyi, tiap sub suku dayak di tiap daerah memiliki corak dan motif yang berbeda satu dengan lainnya. Meskipun sama-sama terbuat dari anyaman rotan. Suku dayak yang ada di Indonesia dan Malaysia semuanya memiliki tradisi membuat tas anjat ini. Selain tas, anyaman rotan juga bisa dibuat menjadi topi untuk berladang atau juga sebagai gendongan bayi.
Cerita tentang persamaan suku dayak Indonesia dan Malaysia tentang anjat, manik-manik dan ukiran kayu bisa dilihat di tulisan saya di blog ini juga silahkan klik disini.
Diusia-nya nenek ini masih semangat dan ramah sekali sering tersenyum.
Semoga nenek selalu sehat ya dimanapun berada.
Nenek ini membawa tas anjat (anyaman rotan dengan motif yg khas daerahnya, bener kan ga cuma suku dayak yg ada di Malaysia aja yg punya tas anjat). |
Komentar
Posting Komentar