Langsung ke konten utama

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.


Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand.


Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt, sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar atau malah sebaliknya. Setelah kurang lebih dua kali berputar-putar, maka saya yakin sudah menemukan jalan masuk menuju bangunan menara misterius itu, jalan masuknya agak tertutup dan banyak yang tidak menyangka kalau disitu ada sebuah jalan, hehe karena posisinya pas turunan gunung. Setelah menyusuri jalan yang berbatu-batu, akhirnya kelihatan sebuah gapura megah yang memberitahukan bahwa tempat itu ialah sebuah bangunan suci umat Buddhis, yaitu Mahavihara Buddha Manggala, sebuah Vihara bagi umat Buddhis Theravada kota Balikpapan, Kaltim. Sedangkan bagi umat Buddhis Mahayana kota Balikpapan, Vihara mereka terletak di suatu sudut lainnya di kota Balikpapan ini. Hehe, ternyata berbeda ya, dulu saya berpikir umat Buddhis itu sama semua rupanya tidak demikian. Baiklah, supaya topik tidak meluas dan takut malah saya salah menerangkan maka saya tidak akan membahas apa perbedaan antara Buddhis Theravada dan Buddhis Mahayana.


Suasana seperti di Thailand.



Mahavihara Buddha Manggala ini terletak dijalan MT.Haryono, Batu Ampar, Kota Balikpapan, Kaltim. Terletak persis bersebelahan dengan lahan gedung RSUD Kanudjoso Djatiwibowo, Balikpapan. Areal Mahavihara ini sangat luas, bersih, asri, dan tenang. Cocok untuk bermeditasi atau sejenak berkontemplasi menenangkan diri, merenung dan untuk menghindar dari keramaian, karena walaupun posisinya terletak dekat ruas jalan besar, namun begitu masuk di kompleks Mahavihara ini suasana begitu berbeda, tidak ada hiruk pikuk kendaraan, tidak ada ada suara bising knalpot dan mesin kendaraan bermotor. Ahh, benar-benar tempat yang cocok untuk menenangkan diri sejenak dari ingatan tentang mantan kegiatan rutin sehari-hari. 


Dharmacakra atau Roda Dhamma, lambang agama Buddha.


Karena Mahavihara Buddha Manggala bukanlah tempat rekreasi, maka sebaiknya hargailah ketenangan ditempat ini, terkadang ada pengunjung lain yang sedang berdoa. Selalu patuhi aturan yang berlaku ditempat ini, selalu bertanya atau ijin jika ingin berfoto, dan jika ragu tanyakan pada petugas penjaga gerbang hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ya, karena ada beberapa tempat terlarang dimasuki dan harus melepas alas kaki.


Papan petunjuk tata tertib Vihara, jadilah pengunjung yang beretika ya.

Ditengah-tengah kompleks Mahavihara Buddha Manggala ini terdapat bangunan utama untuk pemujaan arca sang Buddha dalam posisi tidur (Reclining Buddha). Berbagai bunga ditaruh dihadapan arca ini, dupa dinyalakan dan lantunan Paritta Suci diucapkan oleh pengunjung yang sedang berdoa. Ketika itu dengan alasan menghargai kesakralan bangunan ini saya memutuskan untuk tidak masuk kedalamnya, takut mengganggu jalannya upacara yang sedang berlangsung.



Reclining Buddha


Di tempat ini juga terdapat kolam ikan, air mancur, berbagai rumah-rumah mirip cottage berjejer di samping bangunan utama, semacam gedung semi-indoor untuk makan bersama (mirip kantin), gedung aula, dsb. Pepohonan disini cukup banyak dan rindang, membuat saya semakin betah berlama-lama mengitari kompleks Mahavihara ini. 




(Sepertinya) Aula yang terletak persis di samping Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari Thailand.



Berbagai relief seperti bunga Teratai, burung Merak dan Gajah yang bersalut cat emas.



Altar persembahyangan kecil


Di dalam kompleks Mahavihara ini terdapat areal dimana terdapat Stupa Buddha yang mirip seperti pada Candi Borobudur di pulau Jawa dan tepat dipintu masuk areal ini terdapat dua arca Kinari & Kinara (mahluk setengah manusia setengah burung) dengan ukiran khas Jawa dan terbuat dari batu gunung yang berdiri di kanan dan kiri pintu masuk serta membuat kesan seperti sosok penjaga. 
Nah kalau di Thailand biasanya arca sang Buddha selalu berwarna emas dan berkilau, sedangkan kalau di Candi Borobudur arca sang Buddha terbuat dari batu gunung (hebat ya kemampuan bangsa kita, bisa mengukir batu gunung yang keras seperti itu menjadi sebuah karya seni yang mendetail).


Kinara & Kinari dengan ukiran gaya Jawa, alas kaki harap dilepas ya kalau masuk area ini.





Seperti Stupa Buddha di Candi Borobudur ya.



Rasa penasaran akan menara berkilau terjawab sudah.


Kolam Kura-kura.



Air mancur dari belalai Gajah, saat itu airnya belum mengalir.



Demikianlah pengalaman saya dalam mengobati rasa penasaran yang tidak disangka-sangka berbuah sebagai pengunjung Mahavihara Buddha Manggala kota Balikpapan, bagi teman-teman yang ingin mengunjungi tempat ini diharapkan agar selalu menjaga ketertiban & kebersihan ya, selalu melapor kepada petugas keamanan perihal kunjungan ke tempat ini & karena tempat ini sejatinya tempat ibadah maka alangkah baik dan juga sopan bila memakai busana yang pantas. 


Tampaknya arca Naga bermahkota bukan cuma ada di Indonesia, namun di negara Asean juga dapat kita temukan.



Semoga kalian semua selalu diberi kesehatan dan sampai jumpa lagi pada artikel lainnya.


Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak