Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. |
Minyak Jelantah.....
Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb?
Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam.
Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan?
Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak goreng. Namun daripada uang habis untuk berobat dan sebenernya sakit karena minyak jelantah itu sangat mungkin dicegah. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan gorengan atau makanan yang digoreng karena sejatinya minyak goreng berasal dari nabati alias kelapa sawit dan bukan berasal dari minyak bumi. Namun yang salah adalah pemakaian berulang-ulang minyak goreng hingga berwarna gelap dan keruh itu yang harus diwaspadai.
Cara mudah hidup sehat :
a. Hindari makanan yang digoreng, lebih banyak konsumsi makanan yang direbus atau kukus seperti orang jaman dulu, misal : ubi rebus, singkong rebus, jagung rebus, sayur sop, sayur bening, dll.
b. Ganti minyak goreng setelah terpakai. Jangan perhitungan soal ini. Lebih baik mengganti dengan minyak goreng yang baru. Yang lama jangan dipakai meskipun sayang karena belum terlalu kotor.
c. Jangan pernah mencampur minyak goreng yang kotor dengan minyak goreng yang baru. Itu sama saja kita memakai minyak goreng bekas, mencampurnya tidak lebih baik dengan memakai minyak jelantah.
d. Hindari membeli minyak goreng curah. Kita tidak pernah tahu asal-usul minyak goreng curah. Bisa saja berasal dari minyak jelantah yang dijernihkan kembali dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Walaupun jernih secara visual namun rantai kimia minyak jelantah yang dijernihkan tetap saja sudah rusak. Sehingga tidak baik digunakan bagi kesehatan manusia.
e. Kurangi membeli makanan/jajanan yang digoreng diluar rumah. Kita tidak pernah tahu berapa kali minyak goreng sudah dipakai? mencegah lebih baik bukan.
f. Sisa minyak jelantah jangan dibuang kesaluran air, saluran wastafel, saluran kamar mandi, kloset, permukaan tanah atau bahkan selokan/parit!. Meskipun minyak jelantah bukanlah golongan limbah B3 (Bahan Beracun & Berbahaya) lebih baik jangan dibuang ke lingkungan karena akan merusak ekosistem. Jika dibuang ke tanah maka cacing atau bakteri akan terganggu. Dibuang ke perairan apalagi, akan mengganggu biota laut, ikan-ikan, plankton dsb. Lantas solusinya apa?
Ehemm. ehemm. Kali ini aku mau membagi kisah tentang relawan minyak jelantah yang ada di kota Balikpapan.
Yaitu seorang pria paruh baya yang aku kenal sebagai pak Anton. Beliau merupakan penggagas gerakan sosial yang peduli terhadap minyak Jelantah. Ia memiliki mimpi untuk mengelola minyak jelantah berbasis gerakan sosial di masyarakat. Namanya juga gerakan sosial, tentu saja non-profit alias tidak mencari keuntungan. Pelan-pelan edukasi kepada masyarakat bahwa minyak jelantah itu tidak bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Tidak mudah memang. Tapi yang jelas harus tetap digalakkan. Lebih baik bergerak sedikit demi sedikit daripada tidak melakukan aksi apa-apa bukan?
Menurut penuturan pak Anton, inisiasi gerakan ini sebenarnya sudah dimulai beberapa tahun lalu. Ia ingin mencontoh beberapa daerah lain seperti Jakarta, Surabaya dan Bali yang sudah memulai mengelola minyak Jelantah menjadi produk non-pangan seperti bahan bakar biodiesel atau solar versi herbal lah ya. Haahaha karena biasanya solar/ bahan bakar diesel kan terbuat dari minyak bumi yang merupakan sumber energi tidak terbarukan. Nah dengan beberapa langkah serta beberapa tambahan bahan kimia, minyak Jelantah dapat diubah menjadi bahan bakar kendaraan diesel loh. Selain lebih ramah lingkungan, pemakaian biodiesel juga membersihkan perapian kendaraan. Pembakaran lebih sempurna sehingga jelaga atau asap hitam kendaraan diesel sangat jauh berkurang.
Selain itu untuk dapat memakai biodiesel, kendaraan tidak perlu di modifikasi apapun. Paling diawal-awal konversi ke biodiesel mesin akan sedikit 'kaget dan batuk'. Karena terbiasa memakai solar dari minyak bumi kendaraan akan banyak mengeluarkan kotoran ketika kita memakai biodiesel. Filter mesin harus diganti karena jika tidak akan tersendat-sendat. Pertanda itu jangan dianggap merusak mesin. Namun harus diganti ya filternya. Teruskan memakai biodieselnya.
Asap kendaraan yang memakai biodiesel pun beraroma ikan goreng, ayam goreng atau terasi, hehe beneran ini. Namanya juga bekas minyak goreng, apa yang digoreng ya tentu saja berpengaruh terhadap aromanya.
Nah karena di Balikpapan belum ada pabrik atau mesin yang mampu mengubah minyak Jelantah menjadi biodiesel, makanya pak Anton dan teman-teman relawannya mau menjemput dan menerima minyak jelantah yang telah dikumpulkan masyarakat yang peduli akan bahaya minyak Jelantah. Minyak jelantah ini akan ditimbun dulu dirumah pak Anton, jika sudah terkumpul cukup banyak barulah minyak Jelantah ini akan dikirim ke Surabaya untuk dikelola menjadi biodiesel.
Lah kok ditimbun? kenapa gak langsung dikirim aja begitu dapat minyak jelantah?
Hei...
namanya juga gerakan sosial non-profit, adalah lebih bijak jika mengeluarkan uang untuk hal yang lebih penting kan?
Mendingan dikumpulkan dulu hingga jumlah yang banyak barulah dikirim menggunakan truk dan kapal laut menuju Surabaya.
Rugi dong kalau kirim dengan jumlah jelantah yang sedikit?
Inti dari gerakan ini sih menurutku daripada minyak Jelantah dibuang begitu saja selain membuat buntu saluran air lebih baik dikumpulkan untuk bahan baku dan diolah menjadi biodiesel bukan? Sampah yang berguna.
Selain menjadi biodiesel, minyak jelantah dapat dibuat menjadi lilin hias dan juga sabun. Untuk sabun tidak direkomendasikan untuk sabun mandi karena belum di uji secara laboratorium. Jangan sampai menimbulkan iritasi kulit. Namun untuk membersihkan permukaan meja, lantai dll sabun dari minyak jelantah ini efektif kok. Yah lagi-lagi aromanya bau ikan goreng, ayam goreng dan terasi. hihih unik kan?
Semoga cita-cita pak Anton untuk membuat tempat pengelolaan minyak Jelantah menjadi biodiesel dapat terlaksana di masa mendatang.
Bagi kalian yang berminat juga untuk mengumpulkan minyak jelantah namun bingung mau dikemanain bisa kok hubungi langsung gerakan Jelantah 4 Change ke sosmed Instagram mereka di @jelantah4change
Jangan ragu menghubungi mereka untuk penjemputan minyak goreng yang sudah dikumpulkan. Silahkan menjadi pahlawan lingkungan!
Jelantah yang telah dikumpulkan selama 1 tahun di kota Balikpapan akan dikirim ke Surabaya. |
Berliter-liter minyak goreng bekas yang berbahaya bagi kesehatan. |
Sosialisasi di Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat. |
Ibu-ibu serius menyimak materi dari pak Anton, penggagas Jelantah 4 Change. |
Perbedaan nyata minyak goreng baru dengan bekas pakai. |
Mahasiswa peserta presentasi Minyak Jelantah. |
Penggagas Jelantah 4 Change bersama dengan lurah Margasari, Balikpapan Barat. |
Komentar
Posting Komentar