Langsung ke konten utama

Pengalaman Mengadakan Garage Sale

Tim Humas sesaat sebelum membuka lapak



Mempunyai pakaian yang tidak terpakai, masih bagus dan cuman disimpan didalam lemari sebel gak sih?

Selain cuma penuh-penuhin tempat pakaian tadi pun lebih sering terlupakan dan tidak akan terpakai. Melihat saja sudah malas apalagi mau memakai.

Nah pakaian yang seperti itulah yang rencananya akan kami jual dengan harga yang sangat murah. Nantinya penjualan pakaian bekas layak pakai itu akan kami masukan kedalam kas paduan suara.

Alasan mengadakan garage sale ini selain karena untuk menambah kas juga untuk mengasah keahlian dalam mengadakan event, bernegosiasi, mendekor tempat dan juga untuk mengisi waktu dengan berkegiatan positif lah ceritanya.

Biasanya kami suka kelabakan dalam menghimpun dana jika ingin berpartisipasi dalam kegiatan perlombaan. Biaya untuk mendaftar, biaya untuk kostum, biaya untuk memanggil pelatih dari luar kan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Lagian kami juga merupakan paduan suara yang independen dan mandiri sehingga dalam segala hal kami harus mengupayakan sendiri. Bagus sih untuk melatih agar kita tidak terlalu bergantung pada bantuan. Supaya kami selalu memutar otak dan tenaga untuk meraih sesuatu. Perjuangan itu tidak mudah dan hidup itu keras bro.

Pengalaman dari yang sudah-sudah kami sering banget kelelahan dalam mencari dana dengan waktu yang mepet. Seperti menjual makanan/masakan. Capek banget belanja ini itu belum lagi mempersiapkan bahan, memasak dan menjualnya (untungnya selalu habis makanan yang kami jual).

Jadinya kami mencoba memanfaatkan lagi pakaian bekas yang masih bagus untuk dijual lagi. Hitung-hitung menambah sedikit uang kas dan juga berguna mengurangi tumpukan pakaian yang tidak terpakai.

Setelah pengumuman rencana menjual pakaian disebar maka mulai berdatanganlah pakaian bekas dari temen-temen. Setelah mereka sortir sendiri pakaian yang dimiliki kemudian kami tim yang menjual segera mensortir barang yang masuk dan segera menentukan harga jual dari yang terendah sampai tertinggi.

Belum lagi kami harus mempersiapkan tempat, dekorasi, teknis penjualan, dan lain sebagainya.


Karena kegiatan ini bukan untuk mencari untung sebesar-besarnya maka kami pun tidak terlalu ngoyo dalam hal menjual. Juga untuk tempat berjualan kami tidak mengejar tempat keramaian seperti lapangan Merdeka. Selain ribet perijinan, rebutan tempat dan juga akan ada biaya retribusi. Toh juga kegiatan pertama ini kami anggap sebagai trial and error. Akan dievaluasi lagi apa saja yang perlu perbaikan saat berjualan. Sehingga agenda kedepannya lebih dapat terorganisasi dengan baik.

Untuk dekorasi kami memanfaatkan bahan-bahan tidak terpakai disekitar kita. Seperti membuat papan dekorasi yang dihias-hias glitter. Huruf-huruf yang unik untuk memeriahkan dekorasi sehingga pembeli penasaran dan datang. Untuk bendera warna-warni juga kami memanfaatkan kertas bekas. Temanya sih kami pilih tema yang ngehits dan receh banget yaitu.... "menjual barang bekas mantan" hahaha receh banget gak tuh temanya? Biar hits dan menjual gitu temanya.


Soal tempat kami beruntung karena teras rumah dari ketua kami kebetulan berada tepat dipinggir jalan raya dan juga dia memiliki gerobak/rombong yang tidak terpakai dan dapat kami manfaatkan sebagai alas menaruh tempat pakaian bekas. 


Setelah tiba hari H kami sibuk mengangkut pakaian, dekorasi menuju lokasi. Tim segera bekerja sama untuk mempersiapkan tempat. Tanpa banyak komando kami langsung bekerjasama menghias tempat, menyusun pakaian dan juga membersihkan lokasi sekitar.
Dekorasi stand kami.

45 menit waktu yang dihabiskan untuk mempersiapkan semuanya hingga benar-benar siap. Hingga satu persatu orang-orang mulai berdatangan untuk membeli. 

Tawar menawar harga sudah lumrah. Yah daripada tidak terjual mending iyakan saja tawaran ibu-ibu tadi. Toh juga kita tidak berniat mencari untung yang banyak.
Deretan pakaian yang siap dijual.

Setelah hari mulai gelap dan kami pun mulai membereskan peralatan dll, kami juga menghitung keuntungan yang didapat. Lumayan banget hanya dalam tempo kurang dari 3 jam kami sudah mendapatkan untung yang lumayan untuk barang gratisan tanpa modal.
Mari dipilih pakaiannya.

Disini aku mau bercerita bahwa sebenarnya tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita mau berusaha. Selalu ada jalan jika kita mau bergerak dan teori itu benar, aku sudah membuktikannya. Abaikan omongan-omongan yang menjatuhkan dan tidak bermanfaat. Teruslah bergerak maju dan buktikan bahwa omongan mereka itu tidak benar.


Terimakasih tim humas yang rela menyisihkan waktu dan tenaga ditengah kesibukan sehari-hari, juga para volunteer yang rela datang untuk menemani berjualan dan yang paling penting mereka-mereka yang telah menyumbangkan pakaiannya untuk dijual. 


Sampai jumpa lagi pada event selanjutnya.



Jadi baby sitter pembeli yang sibuk memilih-milih pakaian.


Menunggu pembeli datang harus sabar ya jangan mudah putus asa.


Ibu-ibu dari kompleks sibuk menawar.

Sampai jumpa lagi pada agenda selanjutnya.

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak