Jalan menuju Bukit Bendera |
Ketika tiba di Kota Kinabalu, Sabah Malaysia salah satu tempat yang memang aku ingin datangi ya Signal Hill Observatory Platform alias Bukit Bendera.
Terimakasih Alam Semesta kali ini aku diijinkan untuk mengunjungi Kota Kinabalu. Kota yang meskipun masuk wilayah Malaysia ini memang dari kecil dulu sudah sering kudengar namanya. Mulai dari gunung Kinabalu-nya yang tertinggi di daratan pulau Kalimantan yang membuatku penasaran. Dan memang aku ingin mendaki gunung Kinabalu dulu sebelum mendaki gunung lainnya.
Penampakan pintu masuk Signal Hill Observatory Platform |
Emang kenapa kok harus gunung Kinabalu? Entahlah aku sih mikirnya karena besar di Kalimantan maka sudah seharusnya aku lebih mengutamakan pendakian ke Gunung Kinabalu (gunung tertinggi dan juga paling di keramatkan oleh suku Dayak Kadazandusun di Sabah). Selain itu dulu waktu masih kecil di Samarinda kebetulan gereja tempatku beribadah letaknya persis disebelah lapangan Kinibalu. Namanya mirip-mirip sih ya jadinya begitu dengar dua kata tersebut Kinabalu-Kinibalu pikiranku otomatis mengaitkan keduanya. Mungkin keduanya punya akar sejarah yang sama dimasa lalu atau mungkin hanya kebetulan saja namanya mirip. Entah lah.
Dulunya waktu masih di Berau aku memang niat banget untuk datang ke Kota Kinabalu. Posisi Berau sudah lebih dekat untuk ke Sabah Malaysia ketimbang dari kota Samarinda atau Balikpapan. Pernah nih waktu masa libur lebaran di Berau aku bingung mau kemana akhirnya aku kontak-kontakan dengan temen kuliah yang kebetulan lagi berada di pulau Tarakan. Nah gayung bersambut dan pendek kata dia mengundangku untuk main-main kerumahnya dia di pulau Tarakan. Nah lo Tarakan ini sudah dekat banget dengan perbatasan Malaysia tinggal naik speedboat ke Nunukan dan lewati perbatasan negara trus kita sampai di kota Tawau, Sabah Malaysia.
Pemandangan dari atas platform |
Menyesalnya lagi waktu itu kok ya aku ge kepikiran untuk menyebrang ke Tawau ya dan juga aku ga bawa paspor juga sih waktu ke Tarakan. Yasudahlah memang belum saatnya kali ya aku kesana.
Nah balik lagi ke Signal Hill. Sebenarnya dataran Kalimantan itu ya berbukit-bukit dengan iklim lembap ala ala negara tropis yang mana kalau siang hari lembap sekali dan kalau malam dingin. Begitu juga di Signal Hill, tempat ini berada di suatu titik di bukit yang mana jika kita berada disana seantero Kota Kinabalu akan terlihat semua dari atas. Untuk naik kesini mudah kok. Dari pusat kota tinggal cari aja bukit yang ada kelihatan sebuah bangunan putih-putih nah itu dia Signal Hill.
Waktu itu aku coba jalur trekking dari belakang gedung pertunjukkan teater Kota Kinabalu dengan menjajal jalan dari jembatan kayu yang menembus hutan ala Kalimantan. Ga perlu susah-susah mendaki karena aksesnya bagus dan mudah. Tinggal ikuti saja jalan jembatan kayu itu sampai naik keatas.
Menjelajah hutan dengan menaiki anak tangga |
Selain jalan ini ada juga jalan lainnya yang kurang menantang yaitu rute dari Menara Jam Atkinson atau Atkinson Clock Tower. Jalannya sudah beraspal dan cuman lurus-lurus saja ga ada acara naik-naik anak tangga jembatan kayu dan ga melewati tengah hutan kota.
Masuk ke Signal Hill Observatory ini ga bayar alias gratis dan disini tersedia sebuah kafe. Jadi kalau kehausan bisa banget langsung duduk manja pesen minum disini. hehe
Ohya, Kota Kinabalu ini banyak banget turis mancanegara yang entah dari mana aja. Banyakan sih kalau yang Asia ya dari Korea dan Jepang. Padahal sih tempat atraksi turisnya juga sama kok kayak di Kalimantan bagian Indonesia tapi kenapa lebih ramean pulau Kalimantan disisi Malaysia. Kayak misalnya atraksi Orangutan, Arung Jeram, susur Gua, rumah adat suku Dayak, kesenian suku Dayak. Ini semua di Kalimantan mana aja ada kok.
Selain itu warga Malaysia semenanjung juga banyak yang kesini. Keliatan dan ketahuan dari logat bicara Melayu mereka yang khas.
Signal Hill |
Pintu masuk Observatory Platform |
Udara lembap khas pulau Kalimantan |
Soju untuk teman mendaki. |
Warga lokal berjalan-jalan siang hari. |
Ditengah jalan foto dulu dong |
Komentar
Posting Komentar