Suatu waktu yang telah lewat, saya ketika itu diberi kesempatan untuk menemani tim ahli peneliti flora dan fauna yang pada hari itu dijadwalkan untuk masuk ke area pesisir pantai.
Keong Kelomang yang ukurannya sangat besar |
Kendala utama penelitian kawasan hutan bakau/mangrove adalah kita harus berkejaran dengan yang namanya pasang-surut air laut.
Yaa itu benar sekali, kalau air laut sedang pasang maka kita terkendala tidak bisa turun langsung karena terendam air laut yang sedang pasang.
Setiap hari selalu ada jam-jam pasang-surut air laut yang untungnya sudah bisa dicek online di internet dari HP (thanks to the tech!)
umumnya periode air laut surut cukup singkat dalam satu hari paling kurang lebih sekitar 2-3jam saja. Jadi sebelum kita turun ke lapangan eksekusi penelitian hukumnya wajib untuk memeriksa level pasang-surut air laut. Supaya ga kecele, sudah jauh-jauh ke lokasi tapi ternyata air laut sedang pasang.
Bersma dengan tim peneliti, ahli terbaik dibidangnya. |
Kalau sedang air pasang, otomatis kita tidak bisa leluasa bergerak, terlalu berbahaya jika dipaksakan.
Belum lagi ekosistem hutan mangrove/bakau biasanya berada di muara sungai yang banyak di huni oleh Buaya Muara yang terkenal ganas. Fyi, lokasi penelitian saya disebuah pesisir pantai, hutan mangrove di sisi timur Pulau Kalimantan.
Beruntung di hari kami berangkat ke lokasi, air laut sedang surut. Jadinya tim bisa langsung eksekusi ke tugasnya masing-masing, ada yang fokus ke wilayah arboreal, pucuk dahan pohon, tapak tanah, dan sekitarnya.
Permukaan dan kontur tanah di dalam hutan mangrove/bakau itu sangat berlumpur, akibat setiap hari selalu terendam air laut.
Ekosistem hutan bakau, tentu saja tanahnya berlumpur |
Sepatu boots adalah wajib hukumnya jika ingin ke hutan mangrove supaya mudah melangkah, dan tidak licin. Jangan pernah nekat tidak menggunakan alas kaki karena terdapat beberapa akar mangrove yang tajam dan dapat melukai kaki, bahaya dan repot nantinya.
Pagar jaring pengaman tanaman bakau dari hempasan pasang-surut air laut |
Hari itu setelah kami kesusahan melangkah berjalan di dalam hutan mangrove, tak lama kemudian terlihat tanda-tanda air laut mulai pasang, dan kamipun segera kembali ke titik awal untuk naik ke jembatan kayu.
Hahaahah lucu looo kalau lagi di lapangan begitu, bisa ketawa lepas, teriak-teriak stress release pun tak masalah, jauh dari permukiman warga.
Banyak dari kami yang terpeleset, dan terjerembab di lumpur hutan mangrove, bukannya ditolong malah diketawain. Haahahahahaha, lucu kalau diingat-ingat lagi.
Ketika air laut mulai pasang, yuk segera cabuuut naik ke atas jembatan |
Komentar
Posting Komentar