Langsung ke konten utama

Postingan

Naik Delman di Kota Manado

 Delman di kota Manado? Emang ada yaaa? Yess, ada sayang adaaa. Ga cuma di kota Jogja loh yaa kereta kuda alias delman beroperasi. Di Manado juga ada kok, berkeliaran disekitar pelabuhan dan pasar Manado (aku lupa nama pasarnya apa). Sambil berjalan-jalan menyusuri kota Manado dari pelabuhan lautnya ku menemukan ada Delman lengkap dengan penumpangnya loh.  Hahaha. Kirain cuma ada di pulau Jawa. Pelabuhan Manado di sore hari. Lagi nunggu di pasar. Suatu sudut di pasar kota Manado. Naik Delam juga donng disini.

Rasanya menjadi pelaut ganteng (sehari saja).

Sehari Menjadi Pelaut. Aku pernah dengar pribahasa yang bunyinya "Di laut setiap orang adalah saudara". Nah barangkali selama ini kalimat ini ga bisa kupahami secara nyata karena ga merasakan hidup dan bekerja di laut selama ini. Kebetulan beberapa waktu yg lalu aku berkesempatan merasakan menjadi pelaut walau sehari aja. Semua orang saling menolong kalau lagi di atas kapal, sama-sama mengatasi kesulitan jika kapal terkena amukan badai. Mabuk laut ohh jelasnya, ku tak tahaaaan dengan ombak yang ganas dan cuaca ekstrim dari panas menjadi hujan badai. Meski perut sudah terisi tetap saja yg namanya mabuk laut ga bisa terhindarkan. Mereka para pelaut itupun bercerita pengalaman berlayar yg pertama kali juga mabuk laut. Tubuh perlu penyesuaian begitu kata mereka. Tiap orang berbeda durasi penyesuaian dengan kondisi lautan, ada yang hitungan hari sudah terbiasa, ada juga yang berbulan-bulan. Yang namanya pelaut mereka juga sudah pasti terdidik dengan baik saat sekolah / masa pendid

The Peak, Hong Kong

The Peak, Hong Kong Sebuah tempat di ketinggian di kota Hong Kong yang dapat melihat banyak hutan beton dan disini juga ada lo pemandangan danau.  Hong Kong ditengah kesibukan orangnya yang seakan ga pernah tidur dan selalu ramai juga punya keindahan alam Salah satu spot yang tertangkap kameraku ketika diatas The Peak. Ramai Turis asik menikmati lansekap dari sini.

Museum Perang Dunia II, Morotai-Maluku Utara

Museum perang dunia II, Morotai-Maluku Utara. Sejarah Pulau Morotai Pulau Morotai pada abad ke-15 hingga abad ke-16 berada dibawah kekuasaan Kesultanan Ternate yang merupakan pulau penghasil rempah-rempah terutama hasil Cengkeh dan Pala. Maka tidaklah mengherankan jika Pulau Morotai memiliki peran dan posisi strategis dalam perdagangan rempah-rempah medio abad XVI. Cengkeh dan pala dari kepulauan Maluku merupakan komoditas dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi di pasaran Eropa. Penjelajah laut dari Portugis sempat singgah di pulau Morotai namun karena hadirnya bangsa Portugis ini tidak diterima oleh Kesultanan Ternate membuat Portugis harus hengkang dari wilayah kepulauan Halmahera yang menjadi wilayah dari Kesultanan Ternate.  Pengusiran Portugis ini diperparah dengan dibunuhnya Sultan Khairun dari Ternate oleh Gubernur Portugis saat itu Lopez de Mesquita. Pulau Morotai yang sekarang masuk dalam bagian provinsi Maluku Utara terletak di sisi terluar bagian utara dari Kepulauan Maluk