Langsung ke konten utama

Postingan

Berkeliling Museum Keraton Kesultanan Gunung Tabur, Berau Kaltim

Berau, Kalimantan Timur di masa lampau merupakan tempat dari Kesultanan Gunung Tabur yang sejarahnya masih dapat dilihat sampai sekarang di museum Gunung Tabur yang merupakan replika Keraton Gunung Tabur yang pernah habis terbakar di masa lalu. Seperti wilayah Melayu lainnya, maka di Berau yang memang dihuni suku Banua Barrau banyak menggunakan warna kuning dimana-mana sebagai warna khas dan itu juga nampak di Museum Gunung Tabur ini. Di sekitar museum banyak dilihat beberapa benda seperti patung manusia yg bekerja memotong kayu, perahu naga, peninggalan meriam jaman dahulu dsb. Sayang waktu saya kesana, museum sudah tutup karena saya tiba kesorean, sudah melewati jam buka museum. Jadi saya sempat keliling sekitar museum dan berfoto diluar saja.  Semoga berikutnya saya boleh datang lagi kesini. Gambaran pekerja ketika memotong balok kayu. Sebuah sudut informatif tentang Kesultanan Berau. Lambang Kerajaan Gunung Tabur Keraton Kesultanan Gunung Tabur di Berau Kaltim. Sudut Monumen Baturu

Cantiknya Danau Galela Telaga Biru, Tobelo di Halmahera Maluku Utara

Kalau lagi di Tobelo, Pulau Halmahera di Maluku Utara cobalah mampir kesini ke danau Galela yang ukurannya sangat besar. Airnya jernih dan bersih biasa dimanfaatkan sebagai air baku rumah tangga penduduk sekitarnya. Bahkan di beberapa spot, terlihat tempat makan dengan menu ikan-ikan yang di dapat dari hasil keramba di danau Galela ini. Selain itu ada juga sih bebek-bebekan yg dikayuh kaki tapi ga dulu deh mainan itu capek. Mending duduk manja dan menikmati sajian ikan nila bakar dan pisang mulut bebek yg digoreng. Nah beruntungnya saat diriku kesana cuaca sedang mendung dan matahari tentu saja tidak bersinar secerah biasanya. Jadinya suhu udara lebih adem dan lebih nyaman berada di luar ruangan. Semoga Danau Galela ini tetap bersih, terawat dan dijaga ya kelestarian airnya supaya tetap bisa dimanfaatkan keberadaannya secara maksimal. Berfoto di danau Galela Tampak samping danau Galela Banyak keramba ikan peliharaan warga sekitar Tempat makan diatas air danau gitu, hati-hati tenggelam

Rumah adat Sasadu suku Sahu Halmahera Maluku Utara

Suku Sahu di Jailolo, Provinsi Maluku Utara adalah penduduk asli kawasan ini sejak dulu yang mewarisi rumah adat khas mereka yang dibangun tanpa menggunakan paku sedikitpun. Rumah adat Sasadu ini sudah berusia ratusan tahun dan masih dipakai hingga saat ini lo, dipakai sebagai tempat musyawarah, tempat berkumpul acara adat, tempat merayakan pesta, dsb. Rumah adat seperti ini tidak cuma satu, tapi ada beberapa rumah lagi yg serupa tapi berbeda lokasi. Saya suka melihat arsitekturnya yang masih kokoh sampai sekarang dan awet tidak termakan oleh jaman. Bukti bahwa di masa lampau masyarakat kita sudah pandai dan ahli dalam membuat rumah adat meskipun dengan bahan yg seadanya dari alam, kayu dari pohon, atap dari daun rumbia, tidak memakai paku sedikitpun, wah hebat ya. Bangunan rumah Sasadu yang masih tegak berdiri

Pawai 17 Agustus Kampung Long Laai, Berau Kaltim

Masyarakat Dayak Gaai di kampung Long Laai, Kecamatan Segah, Kaltim merayakan momen hari kemerdekaan atau Agustusan dengan mengadakan pawai keliling kampung dengan memakai pakaian adat yang hanya dipakai pada acara-acara khusus saja, termasuk perayaan hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Beruntunglah saya berkesempatan melihat langsung proses pawai acara tersebut, melihat warna-warni pakaian dan aksesoris yang begitu menarik mata sesiapa yg melihat. Warga Long Laai menanti undian berhadiah. Berkumpul di depan Kantor Kepala Kampung. Menilai peserta pawai 17 Agustus. Rombongan pawai berkeliling kampung. Anak kecil berbusana Dayak.

Berburu buah Durian Karantungan, tumbuh liar dalam hutan asli Kalimantan

Buah Durian memang banyak sekali jenis dan macamnya yang dijual di toko buah, mall, ataupun pedangang pinggir jalan di semua kota di Indonesia. Dari semua jenis buah Durian yang ada, kok ya saya lebih suka sekali dengan buah "Durian Karuntungan" yang mana merupakan varietas asli Pulau Kalimantan yang hidup liar tumbuh alami di dalam hutan Pulau Kalimantan. Berbentuk lebih kecil dari Durian umumnya, dengan aroma wangi menusuk tajam, durinya sangat tajam dan rasanya sangat legit manis, tapi isinya tidak banyak (sesuai ukuran lah ya). Jaraaaang sekali buah "Durian Karantungan" ini dijual oleh orang-orang, selain karena tidak ada yang membudidayakan besar-besaran, pemasoknya pun sangat terbatas, umumnya ya warga di pedalaman Kalimantan hanya memetik buah "Durian Karantungan" yang sudah jatuh untuk dimakan sendiri, bukan untuk dijual lagi. Jadinya yaaah buah "Durian Karantungan" ini langka dilihat di pasar. Saya beruntung dapat melihat dari dekat dan

Suasana tengah hutan belantara Kalimantan.

Pulau Kalimantan sudah lama dikenal sebagai paru-paru bagi dunia, dimana hutan di dalamnya menyimpan banyak sekali stok tumbuhan pepohonan sebagi sumber Oksigen yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Hutan di Kalimantan selalu hijau sepanjang tahun karena beriklim tropis, tidak seperti negara Eropa yang (4) empat musim, ketika musim dingin bersalju tentu saja hutan mereka mendadak menggugurkan daun, dan "tidur" sejenak sampai musim semi tiba. Itulah kenapa hutan Kalimtantan disebut sebagai paru-paru bagi dunia. Penasaran seperti apa hutan belantara di pulau Kalimantan yang tidak ada listrik, sinyal HP dan jauh dari kota? Ini dia, bentuknya. Kadang kalau beruntung dapat melihat satwa melintas lo Diselimuti oleh keheningan alam  

Libur Dadakan di Polder Air Hitam, Samarinda

Salah satu dari fungsi polder adalah penampung dan pengendali air hujan supaya tidak terlalu besar dampak dari kelebihan limpasan air hujan yang dapat menyebabkan banjir. Kota Samarinda, Kaltim adalah salah satu kawasan yang sejak dari dulu memang lebih rendah dari Sungai Mahakam. Hikayat dan cerita rakyat mengatakan bahwa asal-usul nama kota Samarinda berasal dari sebutan "Samarendah" sama-sama rendah dari permukaan air sungai Mahakam yang memang membelah Kota Samarinda. Kadang meskipun di Kota Samarinda tidak turun hujan tapi tetap saja beberapa daerah di Samarinda tergenang air yang merupakan luapan dari Sungai Mahakam. Biasanya air meluap karena tingginya curah hujan di bagian hulu Sungai Mahakam (Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara). Jadi jangan kaget ya, kalau tiba-tiba air sungai Mahakam mendadak meluap meluber ke badan jalan raya. Nah karena kondisi geografis itulah makanya Kota Samarinda banyak membuat fasilitas pengendali banjir

Intip Keraton Sambaliung di Berau Kaltim

Tanjung Redeb ialah ibukota dari Kabupaten Berau yang terbelah oleh Sungai Segah dan Sungai Kelay. Dan di antara kedua sungai ini tentu saja sejak masa lampau pernah berdiri 2 (dua) Kerajaan yang masih berkerabat satu sama lain. Kerajaan Gunung Tabur dan Kerajaan Sambaliung, awalnya dua kerajaan ini adalag satu kerajaan yakni Gunung Tabur, namun akibat ulah dan politik adu domba Belanda, Kerajaan Gunung Tabur di pinggir Sungai Segah terpecah lagi sebagian menjadi Kerajaan Sambaliung di pinggir Sungai Kelay. Saat ini bukti dari keberadaan kedua kerajaan tsb masih dapat dilihat lo. Salah satunya adalah Keraton Sambaliung, peninggalan dari Kerajaan Sambaliung, tentu saja keturunan dan keluarga dari Sultan Kerajaan Sambaliung masih ada hingga sekarang. Keraton Sambaliung ini selain berfungsi sebagai Museum, juga berfungsi sebagai tempat pelestarian budaya, terkadang diselenggarakan acara kesenian dan budaya dari masyarakat Berau di Keraton Sambaliung. Silahkan datang berkunjung ke Berau, K

Cantiknya Pegunungan di Enrekang, Sulawesi Selatan

Setelah berjam-jam naik mobil travel darat dari pelabuhan Pare-Pare di Sulawesi Selatan yang benar-benar menguras tenaga, perut kosong belum diisi, lapar, keringat dingin, mengantuk kurang tidur dan akhirnya saya melintasi kawasan pegunungan di Kabupaten Enrekang. Lelah banget. Tanda bahwa kita sudah berada di kawasan pegunungan adalah telinga yang mendadak budek. Jalanan meliuk-liuk dan semakin menanjak maka sayapun semakin pusing.  Susah sekali tidur kalau sudah begini. Semuanya terbayar lunas dengan pemandangan diluar jendela mobil, tampak hamparan sawah, kebun jagung berhektar-hektar, pohon pinus dimana-mana, khas sekali flora pegunungan. Hawa dingin mulai menusuk tulang, saya terbiasa hidup di kawasan pesisir pantai yang hawa udara panas maka kali ini saya harus mengadapi hawa dingin sejuk pegunungan. Ketika masih di Pare-Pare yang adalah kawasan pesisir pantai, udaranya tentu saja panas lembap, udara angin yg kencang di Pare-Pare tentu saja dimanfaatkan dengan dipasangnya instala