Postingan kali ini merupakan kegiatan kami berlatih & menabuh alat musik tradisional Gamelan. Kebetulan di salah satu Gereja Katolik (St.Perus & Paulus Dahor) di kota Balikpapan memiliki berbagai perkumpulan / organisasi baik sebagai kategorial Ibu-ibu, Bapak-bapak, Anak-anak, Pemuda, Band Pemuda, Kolintang (alat musik khas Sulawesi Utara), Gamelan maupun Kerukunan suku A, B, C. Sebagai orang muda yang memiliki minat yang sama kepada Gamelan dan kebetulan juga komunitas Gamelan tsb mempunyai fasilitas satu set lengkap Gamelan sendiri. Ceritanya berawal dari kesukaan Pastor WNA asal Prancis & Italia yang kebetulan ditugaskan di gereja Balikpapan tsb, sebelum mereka berkarya di Indonesia mereka saat itu berkarya di negara Laos, namun karena pada masa itu kondisi negara Laos sedang berkecamuk politik yang tidak menentu, maka para Pastor tsb kembali pulang ke Eropa. Singkat cerita, akhirnya mereka ditugaskan oleh Ordo / Konggregasi (suatu perkumpulan rohani) mereka untuk berkarya di negara Indonesia dan akhirnya mereka pun tiba di kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
|
Aula Gereja St.Petrus & Paulus Dahor, Balikpapan, KALTIM |
Ada salah satu Pastor yakni Romo Yosep (Giuseppe) yang memiliki ketertarikan & minat terhadap alat musik Gamelan, sehingga beliau memutuskan untuk membeli seperangkat alat musik tersebut dari uang yang beliau kumpulkan sendiri dalam waktu bertahun-tahun karena Pastor dalam tugasnya tidak mendapatkan gaji (janji / kaul kemiskinan). Beliau berharap agar alat musik tsb dapat dipakai untuk berlatih rutin, untuk tampil pada acara/kegiatan ucapan syukur gereja & juga untuk keperluan dalam peribadatan / misa (hal lumrah didalam Gereja Katolik tentang inkulturasi/pencampuran budaya lokal dengan peribadatan / misa).
Nah setelah sekian lama terhenti kegiatan rutin berlatih Gamelan oleh pemuda setempat, maka baru-baru ini di tahun 2017 pemuda rutin berlatih lagi, awalnya kami berlatih hanya untuk mengenal & mempelajari alat musik ini hanya sebagai
hobby, namun kebetulan dalam waktu dekat akan diadakan syukuran ulang tahun Pastor Gereja tsb (pagelaran wayang) dan kami pun diminta untuk dapat tampil dalam acara tsb. Awalnya kita sempat ragu, karena kami baru beberapa minggu berlatih & nanti pada pagelaran Wayang tsb pastinya akan ada pemain Gamelan profesional (minder gitu jadinya). Namun kami diyakinkan lagi oleh pelatih kami agar berani tampil (beliau sebagai dalang wayang nantinya dalam pagelaran tsb).
|
Gladi bersih sebelum tampil pada malam harinya. |
Pada awalnya kami merasa belum sepenuhnya yakin akan penampilan kami, namun karena kecintaan kami & rasa hormat kami pada Pastor yang sudah rela membelikan satu set alat musik Gamelan, maka kami pikir sudah sepantasnya kami menampilkan iringan sederhana sebagai bukti bahwa Gamelan tsb tetap dipergunakan dan sebagai wujud terimakasih kami. (Bayangin aja gimana rasanya kalo kita di posisi Pastor tsb yang rela membeli alat musik namun jarang dipergunakan, pasti sedih dan kecewa bukan?)
Mendekati hari H, jadwal latihan kami tambah biar semakin lancar dalam menabuh Gamelan tentunya.
Dan, tibalah acara tersebut & giliran kita untuk tampil. Walaupun masih berantakan dalam bermain Gamelan (pemain musik asli dari grup pagelaran Wayang cuma senyum-senyum liat kita memainkan Gamelan) namun kami cukup puas dan bangga karena telah menyelesaikan tantangan untuk tampil, hehe.
|
Show must go on |
|
Tegang dalam bermain (konsentrasi tingkat tinggi) |
|
Setelah selesai tampil bersama Pelatih sekaligus Dalang wayang |
Komentar
Posting Komentar