Setelah bertahun-tahun yang lalu memiliki niat untuk memulai menulis, yah walaupun sederhana namun belum kesampaian, jika bukan karena kegiatan yang menyita waktu, rasa malas menulis, kadang kuota internet ngepress (hehe), takut untuk memulai menulis, dll. Namun kali ini saya memutuskan untuk mencoba menulis hal-hal yang terjadi disekitar & berputar pada kehidupan saya sehari-hari, alasan terbesar saya menulis adalah karena memori ingatan manusia terbatas, namun tulisan & foto dapat membantu menjaga ingatan tersebut tidak lenyap hilang ditelan lupa.
Makan bersama menurut saya merupakan kegiatan yang paling sukses untuk mengikat tali persahabatan, mengukir kekeluargaan & mrupakan salah satu cara efektif untuk mempererat tali silaturahmi. Yah, walaupun hanya sebuah kegiatan rutin manusia dalam bertahan hidup (makan) namun jika dilaksanakan bersama-sama maka akan semakin menyenangkan, apapun menunya, jika dihidangkan untuk disantap bersama makan akan terasa nikmat. Akhir-akhir ini sedang tren makan memakai alas daun pisang yang dihampar memanjang & diatasnya diletakkan lauk pauk, nasi, dll. Back to nature lah ya, seperti kembali ke masa lalu (menurut penuturan orang tua-tua) adalah hal biasa jika menggunakan daun pisang sebagai alas pangan, namun seiring berjalannya waktu penggunaan daun pisang kian tergeser dengan alat-alat makan masa kini yaitu piring plastik melamin maupun piring kaca, malah piring dari logam juga sempat digunakan lohh. Kali ini saya bersama teman waktu di bangku kuliah dulu mengadakan makan bersama dirumah saya yang kebetulan tidak ada siapa-siapa (maklum tinggal sendiri) hehe. Pada waktu itu merupakan akhir bulan puasa tahun 2017 Masehi, mereka mulai complaint "kok kita engga pernah yaaaa ngumpul buka puasa bersama gitu?" "Udah mo lebaran loo?" "Kalian ga kangen apa?"dst, dst, dst. Kira-kira begitulah omelan mereka. Setelah mereka mengadakan rapat (ceileh) soal penentuan waktu, tanggal & kegiatan apa yang akan dilakukan mengenai berbuka puasa bersama, akhirnya diputuskan lah untuk masak & makan bersama dirumah saya (ini juga mereka mutusin ini tanpa mengundang saya, huuuuh).
Singkat kata tibalah hari H tsb, setelah mereka berbuka puasa dahulu dirumah masing-masing, barulah mereka berkumpul dirumah saya, seperti biasa hanya beberapa orang saja yang datang on-time, yang lainnya pada ngaret, huuuh. Awalnya saya tidak menyangka mereka akan menggunakan daun pisang sebagai alas, karena sang pembawa daun datang kerumah telat banget, secara masakan sudah mau selesai si pembawa daun baru datang, sontak kaget lah saya tiba-tiba ada yang bawa daun pisang (buat apaan coba?) eee ternyata buat alas makan tohh. Gak tau ini mereka dapat ide darimana, saya sih santai-santai aja, secara yg masak mereka, yang nyiapin alat-alat juga mereka, yang beli bahan mereka juga, yasudah semua sudah ter-handle. Dari beberapa orang yang hadir hanya satu orang aja cewek-nya, haha doi tukang masaknya, pinter masak loo, cekatan gitu. Ada beberapa temen cowok yg bantuin dia masak, sisanya seperti biasa..... melakukan hal-hal yang cowok banget yaitu, ngobrol manjah, gosip terkini, menggibah temen, bullying, merokok, bercanda-canda ga jelas, dll.
Setelah menunggu berjam-jam akhirnya jadi juga nih nasi liwetnya.
Tuhh menggoda selera bukan? Ada urap, tahu-tempe goreng, nasi liwet panas, kerupuk koin, ayam santan dan.... sambel cobek.
Ini penampakan kita-kita, kurang beberapa orang sih, mereka entah waktu itu lagi kemana. Sang koki ga ada di gambar karena dia yang kita suruh fotoin, hehehe jahat.
Makan bersama menurut saya merupakan kegiatan yang paling sukses untuk mengikat tali persahabatan, mengukir kekeluargaan & mrupakan salah satu cara efektif untuk mempererat tali silaturahmi. Yah, walaupun hanya sebuah kegiatan rutin manusia dalam bertahan hidup (makan) namun jika dilaksanakan bersama-sama maka akan semakin menyenangkan, apapun menunya, jika dihidangkan untuk disantap bersama makan akan terasa nikmat. Akhir-akhir ini sedang tren makan memakai alas daun pisang yang dihampar memanjang & diatasnya diletakkan lauk pauk, nasi, dll. Back to nature lah ya, seperti kembali ke masa lalu (menurut penuturan orang tua-tua) adalah hal biasa jika menggunakan daun pisang sebagai alas pangan, namun seiring berjalannya waktu penggunaan daun pisang kian tergeser dengan alat-alat makan masa kini yaitu piring plastik melamin maupun piring kaca, malah piring dari logam juga sempat digunakan lohh. Kali ini saya bersama teman waktu di bangku kuliah dulu mengadakan makan bersama dirumah saya yang kebetulan tidak ada siapa-siapa (maklum tinggal sendiri) hehe. Pada waktu itu merupakan akhir bulan puasa tahun 2017 Masehi, mereka mulai complaint "kok kita engga pernah yaaaa ngumpul buka puasa bersama gitu?" "Udah mo lebaran loo?" "Kalian ga kangen apa?"dst, dst, dst. Kira-kira begitulah omelan mereka. Setelah mereka mengadakan rapat (ceileh) soal penentuan waktu, tanggal & kegiatan apa yang akan dilakukan mengenai berbuka puasa bersama, akhirnya diputuskan lah untuk masak & makan bersama dirumah saya (ini juga mereka mutusin ini tanpa mengundang saya, huuuuh).
Singkat kata tibalah hari H tsb, setelah mereka berbuka puasa dahulu dirumah masing-masing, barulah mereka berkumpul dirumah saya, seperti biasa hanya beberapa orang saja yang datang on-time, yang lainnya pada ngaret, huuuh. Awalnya saya tidak menyangka mereka akan menggunakan daun pisang sebagai alas, karena sang pembawa daun datang kerumah telat banget, secara masakan sudah mau selesai si pembawa daun baru datang, sontak kaget lah saya tiba-tiba ada yang bawa daun pisang (buat apaan coba?) eee ternyata buat alas makan tohh. Gak tau ini mereka dapat ide darimana, saya sih santai-santai aja, secara yg masak mereka, yang nyiapin alat-alat juga mereka, yang beli bahan mereka juga, yasudah semua sudah ter-handle. Dari beberapa orang yang hadir hanya satu orang aja cewek-nya, haha doi tukang masaknya, pinter masak loo, cekatan gitu. Ada beberapa temen cowok yg bantuin dia masak, sisanya seperti biasa..... melakukan hal-hal yang cowok banget yaitu, ngobrol manjah, gosip terkini, menggibah temen, bullying, merokok, bercanda-canda ga jelas, dll.
Setelah menunggu berjam-jam akhirnya jadi juga nih nasi liwetnya.
Tuhh menggoda selera bukan? Ada urap, tahu-tempe goreng, nasi liwet panas, kerupuk koin, ayam santan dan.... sambel cobek.
Ini penampakan kita-kita, kurang beberapa orang sih, mereka entah waktu itu lagi kemana. Sang koki ga ada di gambar karena dia yang kita suruh fotoin, hehehe jahat.
Komentar
Posting Komentar