 | Nasi kuning khas kota Samarinda, dengan bumbu merah dan bihunnya.
|
Suatu masa ketika berangkat dari Kota Balikpapan menuju ke Kota Samarinda di sore hari, maka lebih nyaman dan aman melintas lewat jalan Tol Balsam (Balikpapan - Samarinda) daripada lewat jalur Bukit Suharto yang terkenal meliuk-liuk, naik turun bukit, banyak truk truk berukuran besar, pengemudi travel yang ugal-ugalan, dan ditambah lagi kisah-kisah seram yang legend. Sebelum masuk gerbang Tol, maka pastikan kalau saldo e-money cukup untuk membayar tarifnya, karena kalau saldo tidak cukup, palang pintu keluar Tol tidak akan bisa terbuka, karena saldonya tidak cukup.
 | Isi dulu saldo kartu e-money
|
Saya sih lebih memilih repot isi saldo e-money sebelum masuk tol daripada repot isi saldo e-money ketika sudah masuk gerbang Tol, karena antrian untuk isi saldo e-money di dalam rest area jalan tol selalu panjang.
 | | Gerbang Tol Karang Joang Balikpapan |
Okay lanjut ceritanya, saat kami sampai di Samarinda, ternyata cuaca sedang hujan yang deras, dan Kota Samarinda ini terkenal dengan berita banjir pasca hujan. Karena posisi Samarinda ini persis di sepanjang aliran Sungai Mahakam yang besar, dan menurut kisah orang-orang tua jalan dulu, Samarinda ini memang posisinya lebih rendah dari aliran Sungai Mahakam, sehingga pada jaman dahulu disebut "Samarendah" alias Sama-rendah dari permukaan air Sungai Mahakam. Terlepas benar tidaknya kisah "Samarendah" itu, faktanya sampai hari ini jika sehabis hujan maka di beberapa titik Kota Samarinda sudah pasti terjadi banjir. Dan benar saja, di malam itu kami terjebak banjir di tengah perjalanan kami di ruas jalan utama Kota Samarinda, banyak kendaraan roda dua dan roda empat yang mogok terjebak air banjir yang masuk ke dalam knalpot kendaraan tsb. Saya sih memilih aman, berjalan pelan-pelan menerobos banjir dan masuk ke flyover untuk ikut keramaian orang yang sengaja berhenti ditengah-tengah flyover untuk menunggu banjir surut.
 | | Pemandangan dari atas flyover, banjir menggangu lalu lintas |
 | Orang-orang berhenti sebentar di atas flyover menunggu banjir surut
|
 | Beberapa kendaraan yang nekar menerobos banjir
|
Sudah lelah dan lapar dari Kota Balikpapan, malam itu berlalu lama sekali untuk menunggu banjir surut. Esoknya, setelah drama banjir yang untungnya saat itu sudah surut, saatnya mencari sarapan pagi untuk mengisi perut. Nasi Kuning ialah makanan favorit bagi kebanyakan warga Kota Samarinda, dan iya rasa masakan Nasi Kuning di Kota Samarinda memang enak. Khas bumbu merah Banjar, dengan nasi hangat yang harum pandan, ditambah segelas teh hangat (cap Gunung Satria).
 | Nasi kuning khas kota Samarinda, dengan bumbu merah dan bihunnya.
|
|
Komentar
Posting Komentar