Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Jelajah

Megahnya Kantor Gubernur Kalimantan Timur di Kota Samarinda

Seumur-umur sering melewati jalan ini di sepanjang pinggir Sungai Mahakam di Kota Samarinda tak pernah terbersit untuk mengabadikan kompleks perkantoran Gubernur Kaltim. Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur maka tidak heran segala kantor pemerintah Provinsi berkumpul semua di kota ini. Kota Samarinda dilewati oleh Sungai Mahakam yang besar dan panjang dari hulu sungainya yang ada di tengah-tengah Pulau Kalimantan dan bermuara di hilir sekitar kota Samarinda. Di sepanjang aliran Sungai Mahakam di Samarinda kita akan melewati kompleks kantor Gubernur Kalimantan Timur. Bangunannya besar dan mencolok mata dari kejauhan. Bangunan di kompleks ini ada beberapa gedung yang terpisah satu dengan lainnya. Ada bangunan menyerupai rumah adat Lamin dengan hiasan dan ukiran Dayak pada dinding dan atapnya serta tambahan ornamen ukiran kayu yang ditajak di depan Kantor Gubernur. Indah sekali perpaduan arsitektur bangunan gaya modern dengan gaya lokal ukiran Dayak bermotif sulur daun paki

Lada Katokkon, Cabai super pedas asal Tana Toraja Indonesia.

Salah satu tanaman bumbu dapur asli Indonesia yang tidak banyak orang tahu kecuali orang yang bermukim di Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan yaitu tanaman  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon yang banyak ditanam di dataran tinggi yang subur dan dingin di Tana Toraja Sulawesi Selatan. Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini biasa digunakan sebagai bumbu masakan khas Tana Toraja untuk olahan daging atau ayam.  Ukurannya yang tidak biasa karena lebih besar dari cabai rawit yang sering beredar di pasar dan juga rasa pedasnya benar-benar tidak masuk akal, serasa di laknat lidah ini saking pedasnya. Biasanya  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon yang sudah dipanen ini dijual namun tidak semua tempat/kota lain di luar Sulawesi Selatan menjual  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini. Umumnya warga perantauan Tana Toraja yang mendatangkan  Cabai/Cabe/Lombok/Lada Katokkon ini dari Sulsel ke tempat perantauan mereka tetapi dalam jumlah yang tentunya terbatas dan umumnya untuk di konsumsi secara pribadi alias bu

Piknik manja di hulu Sungai Segah yang berair jernih bening, Berau Kaltim.

Masih ada loh daerah hulu sungai yang lestari, bersih serta memiliki air yang jernih bening. Hulu Sungai Segah di Kabupaten Berau Kaltim adalah bukti nyata. Air sungainya jernih, dan ikan-ikannya juga banyak tinggal menjala atau memancing sudah bisa mendapat ikan. Ikan Salap umumnya banyak hidup di aliran hulu Sungai Segah ini. Berduri halus kecil-kecil dan banyak makanya harus ekstra hati-hati jika ingin menyantap ikan ini. Kalau lagi piknik di hulu Sungai Segah dan dapat ikan Salap ketika menjala maka ikan Salap tsb langsung dibakar dan disantap bersama-sama. Nikmat sekali rasanya ketika makan di alam terbuka sambil memandang jernihnya air di hulu Sungai Segah. Ikan Salap siap dibakar. Ikan Salap siap disantap. Berbaring di air sungai yang jernih.

Taman Samarendah, Kota Samarinda Kalimantan Timur.

Waktu berkunjung ke Kota Samarinda, Kalimantan Timur diri ini berkesempatan datang ke Taman Samarendah di malam hari dengan kerlap-kerlip lampu dan air mancur menari yang membuat riang anak-anak kecil berlarian. Taman ini cukup rapi dan bersih walau di malam hari taman ini aman dikunjungi kok. Suasana Taman Samarendah malam hari.

Tengok Dua Perahu Naga Sekuin, Berau Kaltim.

Keraton Kesultanan Gunung Tabur di Kabupaten Berau Kalimantan Timur memiliki dua buah perahu yang masih tersimpan dengan baik yang rutin diturunkan ke Sungai Segah untuk acara tertentu seperti HUT Kabupaten Berau. Perahu Naga Sekuin ini adalah Perahu sarat makna mendalam bagi masyarakat Berau khususnya masyarakat Gunung Tabur. Karena ukuran Perahu Naga Sekuin yang panjang maka untuk dapat memindahkan Perahu ini dibutuhkan kerjasama dan bantuan tenaga dari banyak orang. Dibutuhkan gotong royong dan komando yang baik supaya terjalin rasa kebersamaan diantara sesama manusia. Perahu Naga Sekuin jika diturunkan ke Sungai Segah akan digunakan sebagai perahu cepat dengan jumlah pendayung yang cukup banyak sesuai dengan ukuran panjang perahu. Perahu Naga Sekuin ini memang dimaksudkan untuk melintasi Sungai Segah yang memang mengalir persis di seberang Keraton Kesultanan Gunung Tabur.   Kepala Perahu Berbentuk Ukiran Kepala Naga. Perahu Naga Sekuin yang rutin diturunkan ke Sungai dalam acara te

Buah Maritam / Kapulasan / Pulasan asli dari Pulau Kalimantan.

Buah asli dari Indonesia yang tidak banyak orang tahu akan keberadaannya adalah buah Maritam / Kapulasan / Pulasan yang secara fisik menyerupai buah Rambutan tetapi tanpa rambut dengan daging kulit lebih tebal dan warna kulit buah lebih gelap daripada buah Rambutan yang biasa ditanam orang Indonesia. Pohon buah Maritam / Kapulasan / Pulasan umumnya tumbuh secara alamiah di hutan tropis Kalimantan. Saya beruntung menemui pohon buah Maritam / Kapulasan / Pulasan ketika menyusuri hulu Sungai Segah di pedalaman Berau, Kalimantan Timur. Rasa buah Maritam / Kapulasan / Pulasan ini manis-manis-asem dengan daging buah lebih lembut daripada buah Rambutan. Kombinasi rasa buah Maritam / Kapulasan / Pulasan seperti campuran buah Leci+Kelengkeng+Matoa. Hayooo siapa yang baru tahu ada buah Maritam / Kapulasan / Pulasan ini?  Buah Maritam / Kapulasan / Pulasan yang tumbuh liar di hutan Kalimantan Timur. Kulit Buah Maritam / Kapulasan / Pulasan yang lebih tebal dari buah Rambutan biasa. Warna kulit bu

Santap Malam di RM Dabiloha Tobelo, Halmahera.

Waktu santap malam saya sempat kaget karena sebenarnya warga Tobelo yang memang bermukim di pesisir pantai Halmahera ternyata sangat menyukai masakan ikan sungai/air tawar seperti ikan Nila, Mas dan Gurame. Mungkin mereka butuh variasi makanan yang berbeda. Biasanya mereka santap sari laut jadi mereka sangat suka santapan ikan air tawar. Di kota Tobelo, Halmahera, Maluku Utara salah satu tempat makan yang sudah terkenal di antara warga lokal untuk santap ikan air tawar ya di Rumah Makan Dabiloha. Disitu ikan air tawar yang saya pesan yaitu ikan Nila dibakar dan disajikan dengan cocolan sambal dabu-dabu manta dan sayur andalan tumis Kangkung bunga Pepaya. Jangan lupa pisang goreng Mulu Bebek. Haha. Puas sekali malam itu saya makan. Terima Kasih sepupuku, Yessi, Ci Yeyen yang sudah mengajak diriku makan di RM Dabiloha, Tobelo. Menu makan malam, Ikan Nila Keluarga Besar di Tobelo Rumah Makan Dabiloha Tobelo

Gereja Katolik di pulau Morotai, kampung halaman papa

Saat menyusuri jalanan beraspal yang lengang di Pulau Morotai saat itu udara sangat kering dengan sinar matahari yang semangat-semangatnya bersinar rasanya kepala ini mendidih dan disaat itupula mata ini melihat sebuah bangunan yang terlihat seperti Gereja Katolik. Bagian Depan Gedung Gereja Hati Kudus Yesus, Daruba Morotai. Lantas saya pergi kesitu untuk sekedar mampir karena rasa penasaran yang tidak terbendung. Gereja Katolik pada jaman penjajahan Spanyol-Portugis merupakan mayoritas di pulau Morotai, namun masa kini Gereja Katolik umatnya lebih sedikit dibandingkan umat Gereja Protestan. Maka saya pun memberanikan diri ke Gereja Katolik yang bernama Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, Daruba Morotai yang berada persis di ruas jalan utama. Suasana di dalam Gereja sangat tenang sekali dan sunyi, kebetulan memang saat saya berkunjung bukan di hari Minggu maka wajar jika sangat sepi dan sunyi. Sudah SAH ke Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, Daruba Morotai karena sudah berfoto. Foto Interior

Blusukan ke Pasar Pulau Morotai, Maluku Utara

Saat pagi hari di Pulau Morotai saya diajak oleh kerabat Papa waktu kecil untuk ke pasar tradisional. Tentu saja berbagai kebutuhan sembako, sayuran dan hasil laut dijual di pasar Morotai. Pasarnya tidak terlalu besar dan memang tipikal warga di daerah mereka saling kenal dan bertegur sapa jika berpapasan di pasar. Suasana yang hangat seperti itu mana pernah terjadi di kota besar. Saya membeli jajan pasar untuk mengganjal perut yang sudah berbunyi-bunyi minta diisi makanan. Ikan laut yang masih segar Teman sekolah smasa kecil papa dan om saya Kekayaan hasil laut yg melimpah Surganya ikan laut Ikan Tuna Ikan asap Ikan Cakalang Fufu Kue-kue sedap Penjual jajan pasar

Menikmati Hidangan Sari Laut di Sentra Kuliner Pulau Morotai, Halmahera.

Ketika malam tiba di Pulau Morotai yang tidak terlalu ramai kala itu saya diajak untuk ke Sentra Kuliner Sari Laut yang ada di dekat Pelabuhan Speedboat Pulau Morotai. Sebuah spot yang ramai dikunjungi warga lokal untuk sekedar santap malam atau memang ingin mencuci mata. Disana benar-benar ramai waktu saya datangi. Ciri khas fisik penduduk Morotai seperti pada umumnya warga Maluku Utara, seperti campuran antara ras Melanesia dengan ras Melayu sehingga wajahnya memiliki pesona tersendiri.  Balik lagi soal Sentra Kuliner, saat itu saya mencoba masakan ikan laut yang saya lupa ikan apakah itu namanya. Kebetulan saat itu sepertinya sedang malam minggu jadinya ada live music yang menambah semarak suasana Sentra Kuliner Morotai. Pemusik sedang perform Santap malam dulu. Deretan meja kursi Ahh siap Sudut tempat kopi Sentra Kuliner Morotai

Susur Perahu di Tanjung Bongo, Tobelo, Halmahera Maluku Utara

 Tanjung Bongo, Keindahan Laut di Tobelo. Sebagai daerah yang memang berada persis di pesisir pantai maka kota Tobelo sudah tentu memiliki spot wisata bahari yang indah. Posisi pesisir pantai kota Tobelo sebenarnya dekat sekali dengan Samudera Pasifik maka tentu saja keindahan bawah lautnya sudah pasti beragam. Kalau hanya sekedar menikmati laut tanpa harus menyelam diving sangat bisa kok kita mampir ke Tanjung Bongo. Air laut Tanjung Bongo jernih kan. Tanjung Bongo dapat dicapai dari kota Tobelo dengan cara menyeberang dengan perahu kecil bermesin, kalau mendayung kurasa sudah tidak jamannya lagi karena capek.   Sebenarnya Tanjung Bongo adalah gugusan batu-batu karang yang terdapat Laguna, atau air laut yang terjebak di dalam batu karang. Air laut di dalam Laguna Tanjung Bongo tentu sangat jernih berwarna tortoise. Menggugah hati untuk cebur ke air laut. Sayang namanya juga gugusan batu karang, jadinya memang banyak sekali batu karang di Tanjung Bongo, sehingga menyulitkan untuk beren

Patung Teruo Nakamura Pejuang Perang Dunia II Jepang yang Hidup di Dalam Hutan Pulau Morotai.

 Kisah Prajurit Jepang Bertahan Sendirian Dalam Hutan Puluhan Tahun. Kisah perang dunia ke II meninggalkan banyak cerita entah kisah haru perjuangan kemerdekaan atau kisah heroik atau bahkan kisah diluar dugaan seperti yang terjadi pada prajurit Teruo Nakamura seorang Taiwan yang direkrut Kaisar Jepang sebagai Prajurit Jepang dalam perang dunia ke II di Pulau Morotai. Setelah perang dunia ke II usai dengan ditandainya penyerahan Jepang kepada pihak Sekutu akibat bom Atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki maka kekuatan Jepang di Asia Tenggara termasuk di Indonesia semakin melemah. Pihak Jepang banyak yang menyerah kala itu termasuk di Pulau Morotai. Banyak tentara Jepang yang kembali pulang ke negaranya namun ada satu orang yang masih bertahan di dalam hutan dan masih mengira misi perang dunia sudah usai. Nama prajurit Jepang yang bertahan di dalam hutan itu bernama Teruo Nakamura. Patung Teruo Nakamura di Pulau Morotai sebagai pengingat kisah ini. Ia kehilangan teman seper

Sensasi Menyeberang ke pulau Morotai dari Tobelo Halmahera

Menyeberang  Tobelo-Morotai. Setelah berjalan jauh dari Kota Balikpapan Kalimantan Timur hingga tiba di Kota Tobelo Maluku Utara, kisah perjalanan dari Kota Balikpapan dapat dibaca disini.   Rasanya sungguh sayang sekali jika tidak menyebrang ke Pulau Morotai, secara sejarah Pulau Morotai adalah tempat berperang pasukan sekutu dan Jepang pada masa perang dunia ke II. Secara historis keluarga besar Papa termasuk Papa saya sendiri lahir dan besar di Pulau Morotai dan begitu panjang ceritanya hingga akhirnya kami termasuk saya besar di Kalimantan Timur. Gerbang Pelabuhan Tobelo Belum pernah sekalipun seumur-umur saya main ke Pulau Morotai dan saya bertekad dalam hati paling tidak suatu hari nanti saya HARUS bisa menginjakkan langsung kedua kaki saya di Pulau Morotai. Yah semacam napak tilas dulu Papa dan orangtuanya menghabiskan masa kecil seperti apa sih.  Nah rasanya tanggung jika sudah sampai kota Tobelo tapi tidak melanjutkan ke Pulau Morotai karena ya itu tadi, satu-satunya akses ke