Langsung ke konten utama

Postingan

(Mengintip) Kegiatan Awak Kapal

 Kru Kapal ngapain aja sih kalo berlayar? Namanya juga manusia, mahluk sosial. Meskipun di tengah laut tetap juga dong butuh teman bicara, bersosialisasi, gibah, gosip dari isu nasional, kriminal, politik hingga topik jorok birahi ala bapak-bapak. Selama ini aku ga pernah tau seperti apa ya rasanya kalau kerja di laut itu? Betah ga ya dilaut? Ngapain aja ya kerjanya? Terus kalo makan gimana? ada yg jual pecel lele lalapan ga yaa di tengah laut? hahaha Ini diaaaa secuil kegiatan orang yang kerja di kapal. Karena kerjanya berbulan-bulan lama banget dilaut jadi satu sama lain wajib saling jaga hubungan baik dan harmonis. Ga lucu kan kalau dimusuhin satu kapal, bisa-bisa bangun pagi sudah di tengah laut karena dibuang teman-temannya hahaha. Ruang utama kapal ini, untuk main PS. Kalau lagi ga waktunya jaga biasanya ya mereka bersantai, rebahan, main game, selayaknya kalau lagi di darat lah. Inget yaa ga bisa main HP atau liat Yutub karena ga ada sinyal meen di tengah laut. Para kru kapal la

(Intip dalamnya )Kapal cepat Manado-Sangihe

 Intip dalamnya kapal cepat Manado-Sangihe. Karena penasaran dengan isi di dalam kapal cepat Manado-Sangihe akupun masuk kedalam kapal itu saat kapal sedang sandar untuk dibersihkan sebelum berlayar lagi. Kapal cepat ini biasanya vv dari Manado ke Pulau-pulau kecil yang bertebaran di utara laut Manado. Siau-Taguladang-Biaro-Sangihe dan sekitarnya.  Kapal cepat yang menuju kabupaten di utara kota Manado. Saking cepatnya perjalanan menuju pulau tsb cuma ditempuh dalam waktu sekitar 8-12 jam kalau tidak salah. Terimakasih banyak pak kapten yang mengijinkan aku dan sepupuku naik ke atas kapal, masuk ke ruang kemudi kapal juga. Interior di dalam kapal. Serasa kapal pribadi kan yaa. Bersama sepupu yang juga menyenangi dunia pelayaran. Selain ke kapal cepat, kami juga naik ke sebuah kapal yang tampaknya sudah lama bersandar di dermaga dan sedang diperbaiki (terlihat usang dan lama tidak digunakan berlayar).  Suasana di dalamnya ngeri ah. Kayak lagi di film horror. Nampak seperti di film horro

Club house gunung utara Balikpapan

Club House, Kompleks Gunung Utara Banyak fasilitas olahraga untuk kegiatan dan acara kantor para pekerja Pertamina Hulu Mahakam disini. Sebuah kompleks perumahan yang dimiliki oleh Pertamina Hulu Mahakam, dulunya milik Total E&P Indonesie. Berada di perbukitan yang biasa disebut Gunung Utara dengan banyak pepohonan rindang hijau disekitar areanya. Ada banyak fasilitas yang dimiliki kompleks tsb. Lapangan tenis, Kolam Renang, Indoor Gym, Perpustakaan, Aula yang besar, Guest House, dan lainnya. Semua fasilitas tsb kondisinya sangat terawat dan dipelihara dengan sangat baik, pekerja dan keluarganya yang memakai fasilitas itupun juga peduli dengan kebersihan area. Saat kami kesana di pagi hari untuk sekedar berjalan kaki kompleks tampak sepi dan tidak terlalu ramai. Mungkin masih pada mager kali ya. Hanya terlihat lapangan tenis yang lagi dipakai bermain sekelompok bapak-bapak.  Berfoto di samping jalan. Selfie duluuu. Lapangan tenis. Lagi ada yang bermain tenis. Cukup jadi penonton aj

Jalan sore naik bukit & melipir ke pelabuhan Semayang Balikpapan

 Balikpapan dan bukit-bukitnya. Kontur yang berbukit membuat banyak rumah-rumah warga dibangun di tempat yang tinggi. Berdampingan dengan hutan kota di seberang pelabuhan Semayang Balikpapan ada sebuah bukit yang layak dijadikan tempat jalan sore, jalan pagi atau jogging. Nama area itu adalah Kompleks Pelayaran, jalan masuknya persis disamping kantor Pelni dan kantor Pelindo IV. Kantor Pelni cab. Balikpapan Di dalamnya tentu saja ada banyak perumahan dinas Pelindo IV dan juga rumah-rumah warga biasa. Yang cukup membuatku seneng jalan kaki disini adalah tempatnya tidak terlalu banyak orang yang tahu, relatif tersembunyi, banyak pepohonan dan berbukit-bukit. Rumah-rumah di atas bukit itu dari kejauhan mirip seperti di Rio de Janeiro, Brazil. Haha. Jalan di kampung berbukit di Balikpapan. Serius deh. Lumayan membuat kaki berotot kalau sering bolak-balik dari bawah ke atas kompleks ini dengan berjalan kaki. Ujung dari kompleks ini sebenarnya gang buntu kalau pakai kendaraan bermotor, ada s

Kapel kecil di kota Manado

 Kapel kecil di kota Manado. Setelah lelah berjalan kaki di sekitaran area Katedral Manado, mataku tertuju dan penasaran dengan bangunan kecil diseberangnya. Sepertinya sebuah Kapel. Yaa benar setelah ku datangi ternyata memang sebuah kapel kecil milik komunitas biara sepertinya. Dengan gaya bangunan dan interiornya ala-ala masa lalu atau jaman penjajahan Belanda mungkin? Bisa jadi. Di dalam kapel suasananya hening, tenang dan sejuk. Meskipun persis berada di pinggir ruas jalan utama kota Manado tapi kapel ini seperti tempat tersembunyi dari hiruk-pikuk dunia disekitarnya. Saat aku datang di dalam kapel ada terlihat beberapa umat biasa, para murid sekolah (kapel ini bersebelahan persis dengan sebuah sekolah Katolik) serta seorang suster. Dibelakang kapel ini ada sebuah jalan yang kalau ditelusuri ternyata jalan masuk ke dalam Biara. Sempat masuk karena penasaran tapi abis itu keluar lagi, takut dikira berniat jahat. Di dalam biara tampak kamar-kamar dan gua untuk berdoa. Khas bangunan

Terminal Bis Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kaltim.

 Terminal Bis Sungai Kunjang, Samarinda Kaltim. Perhentian Bis dari Balikpapan, Kutai Kartanegara & Kutai Barat. Sudah sering naik bis Balikpapan-Samarinda PP baru kali ini ingin menuliskan sesuatu tentang tempat ini. Tempat kenangan, secara sering banget ku datangi karena langganan naik bis kalau mau pulang kampung ke Samarinda. Secara umum lokasinya ada dipinggiran kota Samarinda, berseberangan dengan pelabuhan kapal kecil yg menuju hulu sungai Mahakam. Terminal ini khusus kendaraan bis atau mini bis yg datang dari Balikpapan, Kukar-Kubar. Kalau bis dari Banjarmasin Kalsel dan Bontang-Sangatta bukan di terminal ini ya gaesss. Kondisi terminal ini maaf yaaa, tidak terawat, bau pesing, kumuh, banyak bis dan kendaraan mangkrak diparkir disini terus tidak sebersih dan senyaman terminal bis Batu Ampar, Balikpapan. Toilet umumnya, duhlaah... ruang tunggu juga ala kadarnya, tidak terlihat petugas dishubnya (entah apa emang aku yg kurang lama kali ya nunggu jemputan di terminal bis ini).