Langsung ke konten utama

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi.

Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan


Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan

Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penyebrangan kapal Ferry, kapal Klotok (tradisional), Speedboat maupun via jalur darat. Jika menggunakan kapal Ferry, maka keberangkatan bukan melalui pelabuhan Semayang, melainkan melalui pelabuhan Ferry Kariangau yang berada di teluk Balikpapan, sedangkan jika menggunakan kapal Klotok & Speedboat maka keberangkatan melalui pelabuhan Kampung Baru Tengah. Nah kalau jalan darat, jalur yang dilewati sama dengan arah Balikpapan-Samarinda (jalan provinsi) namun begitu sampai di kilometer 38 perjalanan akan berbelok ke arah kawasan Bukit Soeharto.


Pelabuhan Ferry Kariangau

Nah, bisa dibayangkan betapa repot & jauhnya perjalanan yang harus ditempuh bukan? Guna mempersingkat waktu tempuh dan memudahkan perjalanan, maka pemerintah telah (sedang) membangun jembatan Pulau Balang. Hahh kok namanya Pulau Balang yaaaa? Iyaaaaa, karena jembatan ini dibangun diatas Pulau Balang (huuh kalo ini uda jelas keleeeeus). Jadi walau jembatan ini sedang dibangun, namun tak banyak warga Kaltim khususnya kota Balikpapan yang tahu seperti apa rupanya, dimana lokasinya dan seterusnya. Seperti halnya saya dkk juga tidak tahu seperti apa rupanya.

Sebenarnya saya dkk pun tidak sengaja mengetahui Jembatan Pulau Balang ini karena adanya perubahan rencana berlayar. Haaah berlayar? iyaa berlayar, jadi gini. Sewaktu saya masih seorang peserta COOP pada sebuah perusahaan Migas Internasional (akan saya ceritakan soal program COOP ini pada lain kesempatan) saya diajak berwisata oleh mentor saya dan teman-temannya menggunakan Boat yang merupakan fasilitas perusahaan yang dapat digunakan karyawan asalkan telah melakukan reservasi & mengikuti prosedur pemakaian boat ini untuk berwisata.

Berikut link Google Mapas Pulau Balang jika agan-agan pengen tau dimana sihh letaknya kalo dipeta & supaya ada gambaran gitu.

Pulau Balang dalam Google Maps

kampung atas air teluk Balikpapan
Teluk Balikpapan

Rencana awal kita akan berlayar di sekitar kawasan Sungai Riko kab. Penajam Paser Utara untuk melihat monyet disekitar pohon-pohon di sepanjang Sungai Riko ini. Singkat cerita tibalah hari H tsb, kita pun berkumpul ditempat keberangkatan yaitu di Kampung Baru (Balikpapan) pada sebuah dok kapal milik perusahaan rekanan, awalnya saya pikir keberangkatan melalui pelabuhan Semayang (Jetty Perusahaan Migas Chevron).

Dermaga keberangkatan kapal kita

Resah menunggu keberangkatan




Setelah berlayar beberapa saat berkeliling di sekitar teluk Balikpapan & Sungai Riko Penajam Paser Utara, kita pun bertanya-tanya dimanakah gerangan monyet-monyet tersebut? Kok ga kelihatan bergantung-gantung di pepohonan pinggir sungai seperti di tanyangan Animal Planet atau Discovery Channel  yaaaa?

Ini nih wajah ceria peserta trip seusai berada di dalam kapal


Mengarungi Teluk Balikpapan



Ini nih yang namanya Sungai Riko Kab.Penajam Paser Utara, eh tapi kok ga ada monyetnyaa yaaa?



huhuhuhu akhirnya kita berdiskusi dengan sang pengemudi boat untuk mengganti tujuan karena ga ada monyet yg bisa kita lihat, menurut beliau, pilihan alternatifnya adalah pulau gusung (kawasan pasir putih ditengah laut tanpa ada pepohonan yang mirip di film-film) dan kampung nelayan di wilayah Penajam Paser Utara. Akhirnya setelah negosiasi yang gak seberapa lama, kesepakatan telah diambil berdasarkan sisa bahan bakar (fuel) kapal dan waktu tempuh yang singkat, terpilihlah Jembatan Pulau Balang, kita sih manggut-manggut aja dibawa kesana, secara gak ada yang pernah tahu sebelumnya tempat apakah itu.



Kapal berbalik arah haluan menuju tempat semula


Perjalanan menuju Jembatan Pulau Balsng ini bergerak menuju ke hulu teluk Balikpapan,
Hehehe udah berasa kayak siswa Durmstrang yang mengunjungi Hogwarts dalam rangka menghadiri Triwizard Tournament (halahhh ngayall tingkat tinggi, kebanyakan baca & nonton film Harry Potter). Setelah kurang lebih 30 menit Jembatan Pulau Balang tsb mulai muncul batang hidungnya. Pemandangan disekitar Jembatan  masih sangat alami, tenang, sunyi, bersih, dan airnya pun jernih lohh. Tanpa basa-basi berikut foto-foto ketika di Jembatan Pulau Balang....


Bahagia telah sampai tujuan


Pemandangan bawah Jembatan Pulau Balang


pemandangan dari atas Jembatan Pulau Balang


Jembatan Pulau Balang dari samping


jernihnya air tampak dari atas jembatan Pulau Balang


Ini nih rupanya Jembatan Pulau Balang

Karena jembatan Pulau Balang ini masih dalam tahap pengerjaan sehingga masih belum bisa dilalui kendaraan. Tapi untuk dilalui berjalan kaki bisa kok. hehe, sayangnya saya belum tahu lewat jalur mana menuju jembatan ini jika melalui jalur darat, dengar-dengar lewat jalur kilometer 13 ruas jalan Balikpapan-Samarinda. Semoga kedepannya jembatan ini dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan cepat selesai tahap pengerjaannya.


Saling bahu membahu membantu temen naik ke atas jembatan


Di kolong jembatan, serem sih gak ada pagar pengamannya (jangan ditiru yaa)

Setelah puas bermain-main menjelajah sekitar kawasan Jembatan Pulau Balang yang masih belum selesai ini, tibalah waktunya untuk pulang, cuman sayangnya beberapa saat sebelum pulang tiba-tiba cuaca berubah drastis seperti perasaan para jomblo   membalik telapak tangan, dari terik siang bolong ehh tahu-tahu hujan deras, angin kencang dan langit yang gelap. Yasudah, namanya juga wisata alam, ya mau diapakan lagi, jadi kita berteduh sebentar dibawah Jembatan sembari menunggu hujan agak reda sedikit.



Hujan deras






Mengamankan Gadget biar gak kebasahan


Demikianlah cerita piknik kita yang berubah rencana, hehe seru khan??

Komentar

Posting Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak