Langsung ke konten utama

Pulau Derawan, Kab. Berau, Kaltim.

Pulau Derawan, Berau Kaltim.


Halo apakabar ?
 Baik-baik saja?


Pada artikel kali ini saya akan menuliskan sebuah perjalanan menuju hatimu Kepulauan Derawan, sebuah gugusan pulau-pulau kecil nan indah dibagian timur pulau Kalimantan. Sebuah pulau dimana penduduk asli suku Bajau yang mendiami Kepulauan Derawan tersebut merupakan keturunan Suku Bajau /Badjao/ Bajo yang terkenal sebagai Gipsi Laut asal negara tetangga Filipina.


 Mereka terkenal sebagai penguasa lautan, hidup di atas kapal tepat pada perairan laut yang tenang untuk mencari ikan, pergi menjelajah kemana hati mereka berkata, itulah mengapa mereka kadang disebut sebagai manusia perahu, mandi dengan air asin sudah biasa bagi mereka, berenang menyelam mencari hasil laut apalagi! bahkan anak-anak kecil sudah sanggup menyelam ke dasar laut tanpa alat bantu pernapasan, hanya berbekal kacamata renang saja. Kemampuan mereka benar-benar membuat iri ya, bisa free diving gitu alias berenang tanpa alat bantu pernapasan dan menahan napas dalam waktu lama. Menurut penuturan mereka sendiri (suku Badjao) yang saya temui di Kota Tanjung Redeb, mereka ini memiliki garis keturunan dari suku Badjao asli Filipina selatan lohh dan kabarnya suku Badjao tidak hanya ada di perairan Indonesia & Filipina, namun mereka juga tersebar di perairan Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura bahkan pulau Madagaskar, entahlah sampai saat ini belum ada data yang jelas mengenai persebaran suku Badjao ini. Yang jelas suku Badjao yang ada di Kabupaten Berau saat ini telah menjadi bagian masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan, seringkali pada acara resmi pemerintah daerah setempat selalu menampilkan tarian selamat datang suku Badjao.


Setelah menempuh perjalanan darat menuju kota kecil Tanjung batu di pesisir timur pulau Kalimantan dari kota Tanjung Redeb, Berau, Kaltim selama kurang lebih dua jam, kita memutuskan untuk santap siang di sekitar dermaga penyebrangan Tanjung Batu. Tanjung Batu adalah merupakan daratan terakhir dan terdekat pulau Kalimantan dengan kepulauan Derawan dimana pada area ini dihuni oleh penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan ikan. Dermaga Tanjung Batu saat ini sudah bagus dengan pondasi beton sebagai efek positif penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional beberapa tahun yang lalu di Kaltim. Berbagai fasilitas dan sarana dipersiapkan dan dibangun jelang perhelatan pesta olahraga nasional tersebut, saat itu Kab.Tanjung Redeb juga kebagian jatah sebagai penyelenggara beberapa cabang olahraga salah satunya adalah Voli Pantai di Pulau Derawan. Alhasil, akses menuju ke Pulau Derawan pun menjadi lebih baik akibat PON tersebut dan hasilnya juga masih dapat dirasakan hingga sekarang.




Dermaga Tanjung Batu.


Speed boat bersandar di dermaga Tanjung Batu.


Siap berangkat ke Pulau Derawan.

Ada banyak rute yang bisa ditempuh jika ingin menuju pulau Derawan ini, berikut ada beberapa pilihan jalur disusun dari pilihan paling umum yang biasanya digunakan jika ingin berangkat dari kota Balikpapan (karena saya tinggal dikota ini) yaitu :

  1.  Mix jalur udara, darat, laut : Pakai pesawat terbang tujuan BPN-BEJ dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam, setelah itu lanjut via jalur darat dari Bandar Udara Kalimarau Berau menuju Tanjung Batu dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, setelah tiba di Tanjung Batu tinggal menyebrang ke Pulau Derawan dengan menggunakan speed boat atau kapal perahu untuk menyebrang dengan waktu tempuh antara 30 - 45 menit.
  2. Mix jalur udara & laut : Pakai pesawat terbang tujuan BPN-TRK dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, setelah tiba di Bandar Udara Juwata Tarakan lanjut ke pelabuhan kapal kota Tarakan untuk berlanjut menyebrang pulau Derawan dengan menggunakan speed boat selama kurang lebih 3 jam.
  3. Jalur Darat : Biasanya menggunakan mobil charter langsung dari Kota Balikpapan atau bisa juga ke Kota Samarinda dulu menggunakan bis, kemudian beralih ke mobil travel tujuan Berau yang biasanya mangkal di sekitar terminal bis Lempake (terminal keberangkatan ke Kota Bontang). Agak ribet memang, sehingga banyak yang memilih charter mobil langsung ke Berau daripada harus ke Kota Samarinda dulu. Sekilas info waktu tempuh jalur darat dari Kota Balikpapan tidak menentu mengingat kondisi ruas jalan yang kurang bagus, terkadang hingga belasan jam. Kenapa memilih rute darat? biasanya jika ingin berpetualang dengan jumlah orang yang banyak dan membawa peralatan yang cukup banyak sehingga jalur darat dipilih.


Setelah santap siang usai, rombongan saya bergerak menuju speed boat yang tertambat pada dermaga Tanjung Batu, sedikit bercerita pada saat saya bertugas di Tanjung Redeb, anggota keluarga teman kerja saya yang merupakan penduduk asli kota Tanjung Redeb sedang mengadakan jamuan bagi pemain klub sepak bola daerah nah karena mereka telah menyewa segala akomodasi dan transportasi bagi para pemain klub sepak bola tersebut dan rupanya masih tersedia slot kosong, akhirnya saya diajak ikut berlibur ke Pulau Derawan ini beberapa hari. Yess! Rejeki emang ga kemana yah, haha terimakasih om dan tante-nya Maya yang berbaik hati mengajak liburan gratis tis tis...


Keletihan perjalanan menuju pulau Derawan terbayar sudah, teriknya matahari, jernihnya air laut, aroma garam diudara, kulit yang lengket akibat udara asin adalah pertanda kalau kita sudah sampai!!


Tiba di pulau Derawan, asyik!


Pemandangan dari atas dermaga, duhh ga kuat.



Air lautnya jernih dan dasar lautnya kelihatan.


Karena tiba sore hari, maka tidak banyak yang bisa dilakukan di pulau ini, palingan mainan air disekitar pantai, oh ya pasir disini itu gak kayak gula halus melainkan seperti biji wijen yang biasanya ditaburin di burger atau yang biasanya ada pada kue onde-onde, hehe.




Yuk mainan air



Cowok-cowok Korea mau snorkling.

Saking jernihnya, mainan air dipinggir pantai pun sudah menyenangkan kok, jadi ga perlu harus berenang jauh kalau mau lihat ikan. Beberapa kali penyu terlihat berenang santai sambil sesekali memakan rumput laut, beberapa kali kita mencoba mengejar penyu yang berenang tetap tidak bisa, padahal kalau kita lihat dalam air penyu tersebut berenang manja ogah-ogahan gitu, tapi tetep tak terkejar. Nah yang bikin sedih itu, kadang di dasar laut ada beberapa sampah plastik, kaleng, botol minuman, popok bayi, dll deh, Semua itu merupakan bahan yang sukar terurai, kasian kan ikan dan penyunya. Malah beberapa warga lokal pernah bercerita bahwa sudah sering ditemukan penyu yang tersangkut benang pancing! Wah, kasian ya. 

Ketika hari mulai gelap, kami berkeliling pulau Derawan ini, tak perlu berlama-lama pulau ini sudah terkelilingi dengan berjalan kaki. Sumber air tawar di pulau ini rata-rata mengandalkan sumur, yang menarik kalau membuat sumur tidak perlu terlalu dalam karena air yang didapat malah asin nantinya.

Ohya untuk makanan jangan khawatir ya, dipulau ini selain makanan tersedia oleh penyedia cottage atau hotel, beberapa warga malahan membuka warung makan tentunya lebih banyak seafood jelas banget lah wong tinggalnya di pulau! Ikan masih segar, udang besar-besar, kepiting juga melimpah dan muraaaah, uhhh siap-siap kolestrol naik. Eh tapi ada juga loh yang jual pecel ayam, pecel lele, bakso dan rawon, kalo saya sih buat apa jauh-jauh kesini kalo makan yang itu-itu juga! Huhh bosan, di Tanjung Redeb makannya gitu mulu masak disini juga itu sih, mana mahal disini (Yaiyalah, ini kan pulau, mana ada pemotongan sapi, peternakan ayam dan kolam lele, semuanya dikirim dari Tanjung Redeb terus ke Tanjung Batu terus ke Pulau Derawan deh). Bandingkan dengan hasil laut yang masih segar, tanpa pengawet, belum masuk freezer, tak ada suntik penggemuk. Uuuuuhh bener-bener surga penggemar seafood.


Bakar ikan hasil tangkapan warga.



Menikmati ikan bakar

Jangan khawatir, disini warga sekitar terbiasa menyewakan kamar kosong rumahnya untuk ditinggali wisatawan kok, kayak homestay gitu jadinya, suasana kekeluargaan nya dapet. Soal makan pun ga masalah, bisa beli diluar atau tambah ongkos masak buat tuan rumah, jadinya kita makan menu yang sama dengan mereka, duhh berasa anggota keluarga ya.




Karena saya capek menulis alias kehabisan kata-kata untuk ditulis, jadi berikut saya tampilkan foto-foto dokumentasi selama berada di Pulau Derawan :


Bangun tidur langsung sarapan mainan air.



Warna air laut Turqoise




Batu karang terlihat jelas.



Banana boat menunggu untuk disewa.




Berenang manja di sekitaran dermaga.





Si Lumba-Lumba

Menurut kepercayaan suku Badjau yang adalah keturunan suku Badjau / Badjaulaut / Samabadjau asal Filipina yang sekarang tinggal dan menetap sebagai penduduk asli kepulauan Derawan, Berau Indonesia, jika terlihat lumba-lumba di laut maka pada hari itu tidak akan terjadi badai walaupun dilaut cuaca tidak menentu, angin kencang, hujan deras, langit gelap.


Fun fact : Biasanya penduduk suku Badjau sering menampilkan tarian "Daling" sebagai tarian selamat datang untuk menyambut tamu dan tarian "Igal Linggisan" sebagai tarian pertunjukkan. Kedua tarian ini kurang lebih sama dengan tarian "Daling"& "Igal Linggisan" asal suku Badjau yg tinggal Filipina.



View dermaga pulau Derawan.



Perairan Derawan juara dehh, ini dia keluarga yang berbaik hati mengajak saya liburan.



Mau lihat penyu berenang secara langsung? cukup lemparkan saja daun pisang dan penyu pun mendekat.



Penyu hijau kalau malam selalu ke darat untuk bertelur.


Ikan Asin dijemur, hmm aromanya khas! yuk dibeli.



Turis :)



Abrasi perlahan mengikis daratan pulau Derawan.




Mari ke pantai.



Gapura perkampungan pulau Derawan.




Suasana kampung pulau Derawan saat senja.



Salah satu fasilitas penyedia pelatihan diving, ayo menyelam.



Gapura dengan ukiran etnik khas Kalimantan.




Pemandangan dari jendela saat pagi yang cerah sebelum pulang.


Air laut tak berombak dan pasirnya seperti biji wijen.




Kami tinggal di sini.




Dermaga private.



Bening banget, kuah sayur bening gak gini-gini amat tuh.




Epic banget khan?




Bobok ciang di sini sejuk.




Ikan kecil terlihat jelas lo dari sini.




Abrasi, cukup membuat sedih ya?




Sayang banget bangunan cottage dipinggir pantai sudah mulai terkikis karena abrasi.



Pohon kelapa tumbang akibat abrasi.




Turis mainan di pohon kelapa tumbang.




Horeee, menetas... (Kulit telur penyu). Kayak bola pingpong ya?




karena abrasi (lagi).



Selamat jalan, balik kesini lagi ya sayang.



PLN sudah ada kantor nya lohh.



Fun fact : menurut keterangan lisan penduduk pulau Derawan, sekitar tahun 90-an marak sekali pulau Derawan ini kedatangan bajak laut karena belum adanya pengawasan, tapi sekarang sudah aman karena ada bapak-bapak dan mas-mas TNI AL yang menjaga kawasan perairan ini. Bajak lautnya seperti di filem Pirates of the Caribbean gak yaaaa? hehe.


TNI siap menjaga keamanan pulau.



Pangkalan "Hantu Laut" alias TNI-AL

Demikian lah perjalanan menyenangkan tak terlupakan saat saya liburan di Pulau Derawan ketika berdinas di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur.


Terimakasih banyak untuk keluarga besar Maya yang tinggal di Gunung Tabur. Sehat selalu disana ya, sampai jumpa lagi disuatu kesempatan.






Liburan telah usai, saatnya pulang ke Tanjung Redeb.

 

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak