Langsung ke konten utama

Tertibnya unjuk rasa / demonstrasi di Bangkok, Thailand

Ditengah unjuk rasa.


Waktu itu kebetulan saya berada di situasi politik dalam negeri yang sedang "panas-panas"nya bagi kota Bangkok dan seluruh Thailand.

Bagaimana tida, saat itu mereka masyarakat Thailand sedang terbagi menjadi dua kubu, pihak pendukung dan pihak kontra terhadap Perdana Mentri Thailand, Yingluck Shinawatra.

Apalah daya, tiket keberangkatan ke Bangkok sudah terlanjur dibeli sehingga meskipun telah dikeluarkan Travel Warning bagi para wisatawan yang akan menuju Thailand saya tetap melanjutkan perjalanan ini.

Kebetulan ketika tiba di Bangkok saya tinggal di belahan kota yang memang tempat berkumpulnya para turis dunia, Khao San Road. Sehingga aura panasnya situasi politik dalam negeri mereka tidak terasa disini. Yang ada hanyalah sekumpulan para turis asing yang sibuk berjalan kaki, memilih barang dagangan yang dijual, bercanda tawa, bersenang-senang, mencari makanan hingga kegiatan ala turis lainnya.

Saya juga saat itu tidak merasakan secara langsung gonjang-ganjing politik yang katanya telah menewaskan beberapa warga lokal. Beberapa stasiun berita Internasional pun memberitakan hal yang sangat mengerikan, kerusuhan, bentrokan antara dua kubu yang berlainan arah politik, tembakan peluru karet dan segenap hal negatif lainnya.

Entah karena Khao San Road ini yang tidak berada di jantung kota Bangkok atau mungkin para penduduk Thailand menghargai para turis yang datang sehingga daerah Khao San Road relatif baik-baik saja.

Kebetulan Khao San Road ini letaknya sangat dekat dengan beberapa tempat wisata yang berbau tradisional seperti kuil, taman dan pasar tradisional sehingga di hari-hari saya berada di Bangkok rasanya damai sentosa.

Nah hari berikutnya saya ingin pergi ke kota dan anehnya semua supir Taksi yang kami berhentikan tidak ada yang mau mengantar kami ke daerah mall MBK. Entah kenapa.

Akhirnya saya disarankan untuk menggunakan bis umum untuk menuju stasiun MRT untuk kemudian turun di perhentian yang terdekat dengan mall MBK.

Benar saja, ternyata dibawah rel stastiun kereta MRT itu telah dipadati kerumunan massa yang berkumpul dari seluruh penjuru Thailand untuk melakukan unjuk rasa berhari-hari bahkan berminggu-minggu sebelumnya.


Seperti inilah pemandangan disekitar area demo.

Takut?

Tidak juga sih, malah saya merasa seperti berada di kerumunan Bazaar.  

Nah karena penasaran akan keramaian yang sungguh tidak biasa di negara yang memang bergantung pada pariwisata maka momen seperti ini saya manfaatkan untuk melihat-lihat keadaan sekitar.

Banyak warga Thailand selatan datang ke Bangkok untuk mengunjuk rasa.

Menarik dan ajaibnya.....

semua orang yang akan memasuki tempat demonstrasi ini wajib melewati pintu-pintu masuk resmi yang telah disediakan. Nanti di pintu masuk tersebut dilakukan pemeriksaan barang bawaan, body check serta tersedia alat X-Ray. Mau demo tapi serasa mau berpergian naik pesawat yang mana pemeriksaannya sungguh detail.


Semua yang masuk area demo sudah melalui pemeriksaan body check & X-Ray.


Intinya mereka sangat tidak mau kecolongan dengan tindakan anarkis dan brutal dari pengunjuk rasa.
Senjata tajam, narkoba dan miras tidak boleh dibawa masuk.

Keren ya?

Ohya jadi diarea demonstrasi ini diberi pagar pembatas / dinding ala kubikal gitu. Sehingga batas-batas area demo sangat jelas. Dan tidak sembarang orang bisa mendekat kecuali lewat pintu utama. 

Banyak sekali tentara Thailand dan Polisi yang berjaga-jaga disekitar tempat area unjuk rasa.

Nah yang semakin membuatku tercengang, didalam area demo ini banyaaaaak sekali massa yang hadir membuat tenda untuk berkemah yang bentuk dan warnanya lucu-lucu. Selain itu juga terdapat tenda raksasa ala kondangan yang digelar di jalan-jalan utama. 

Bahkan ada yang berkemah.

Selain berdemo, banyak warga yang berjualan pernak-pernik asesoris seperti dasi, topi, cincin, pin, pita, dll yang berwarna bendera negara Thailand (biru,putih,merah). Keren yaa. Peluang bisnis tetap dilirik sama mereka. Bahkan ada loh yang berjualan baju, tas, dompet dll. Mungkin karena masyarakat sana memang diajari untuk berwirausaha oleh pemerintahnya makanya industri kreatif disana sungguh berkembang dibanding di Indonesia.


Dagangan pernak-pernik berwarna khas bendera Thailand.

Sambil berdemo sekalian berdagang, cerdas!

Lucunya lagi ada beberapa pengunjuk rasa yang membuka stand pijit refleksi ala tradisional Thailand dengan harga yang murah (bukan harga turis) karena umumnya tidak ada turis disini. Hanyalah warga lokal yang memadati area ini. Bener-bener memanfaatkan situasi yaa... Hahahha.

Bahkan terdapat jasa pijit pegal linu loh diarea demo, unik khan?

Ada beberapa pojok tempat untuk pers dan wartawan lengkap dengan kamera besar mereka.

Didalam area demo ini juga terdapat beberapa dapur umum, saya waktu itu kebagian jatah nasi bungkus dengan lauknya telur dadar yang masih anget. Wuihhh makasih banyak yaaaaaa. Mungkin wajah saya mirip banget dengan wajah Thailand kali ya. Sehingga saya diberi jatah makan. Ohya dapur umum ini memang sengaja dibuat untuk memberi makan para pendemo, para petugas polisi maupun tentara. Dan.... mereka tidak berebut layaknya orang gila yang kelaparan. Malah petugasnya memberi kita makanan ini saya perhatikan lebih sering ditolak oleh pendemo. Bukannya dirampas dan direbut. Mentalnya beda ya.


Saya juga dapat jatah makanan dari pengunjuk rasa loh.

Beberapa kali saya diajak berbicara bahasa Thai namun saya hanya bisa menjawab dengan bahasa isyarat gerak tubuh ala Tarzan. Haha

Selain dapur umum, didalam area unjuk rasa ini juga terdapat pojok kesehatan ala PMI gitu. Lengkap dengan petugas kesehatan yang berbaju serba putih dan topi susternya. Benar-benar terkelola dengan baik lah ya kegiatan ini.

Jalan utama negara ini ditutup total oleh pengunjuk rasa nasional.

Terus di panggung utama pengunjuk rasa juga selalu diisi oleh penyanyi untuk menghibur para pendemo. Kadang ada baca puisi, drama, tarian dan juga orasi tentunya. Meskipun saya tidak mengerti satupun artinya tapi saya cukup terhibur. Rasanya tidak seperti berada ditengah kekacauan politik. Yang ada saya seperti berada di tengah konser musik.

Akustik, hiburan para pendemo.

WC umum portabel juga banyak kok disini. Tersedia dimana-mana dan cukup bersih dengan air yang tersedia cukup. 

Sudah kayak piknik ya?

Dan yang membuatku tercengang..... tidak ada sedikitpun sampah yang dihasilkan oleh pengunjuk rasa. Semuanya bertanggung jawab atas sampahnya masing-masing. Mereka tertib sekali untuk membuang sampah pada tempatnya. Juara deh.

Karikatur mantan PM Thailand yang sedang di demo massa.

Bahkan ada nih pengunjuk rasa yang membawa serta anjing peliharaannya untuk berdemo sambil meminta bantuan untuk membantunya membeli makan untuk anjingnya. Hihihi.





Salah satu massa yang hadir ada yang meminta sumbangan untuk memberi makan anjingnya.



Trangender disini diperlakukan adil.

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak