Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Ruang Terbuka

Patung Teruo Nakamura Pejuang Perang Dunia II Jepang yang Hidup di Dalam Hutan Pulau Morotai.

 Kisah Prajurit Jepang Bertahan Sendirian Dalam Hutan Puluhan Tahun. Kisah perang dunia ke II meninggalkan banyak cerita entah kisah haru perjuangan kemerdekaan atau kisah heroik atau bahkan kisah diluar dugaan seperti yang terjadi pada prajurit Teruo Nakamura seorang Taiwan yang direkrut Kaisar Jepang sebagai Prajurit Jepang dalam perang dunia ke II di Pulau Morotai. Setelah perang dunia ke II usai dengan ditandainya penyerahan Jepang kepada pihak Sekutu akibat bom Atom yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki maka kekuatan Jepang di Asia Tenggara termasuk di Indonesia semakin melemah. Pihak Jepang banyak yang menyerah kala itu termasuk di Pulau Morotai. Banyak tentara Jepang yang kembali pulang ke negaranya namun ada satu orang yang masih bertahan di dalam hutan dan masih mengira misi perang dunia sudah usai. Nama prajurit Jepang yang bertahan di dalam hutan itu bernama Teruo Nakamura. Patung Teruo Nakamura di Pulau Morotai sebagai pengingat kisah ini. Ia kehilangan teman seper

Sensasi Menyeberang ke pulau Morotai dari Tobelo Halmahera

Menyeberang  Tobelo-Morotai. Setelah berjalan jauh dari Kota Balikpapan Kalimantan Timur hingga tiba di Kota Tobelo Maluku Utara, kisah perjalanan dari Kota Balikpapan dapat dibaca disini.   Rasanya sungguh sayang sekali jika tidak menyebrang ke Pulau Morotai, secara sejarah Pulau Morotai adalah tempat berperang pasukan sekutu dan Jepang pada masa perang dunia ke II. Secara historis keluarga besar Papa termasuk Papa saya sendiri lahir dan besar di Pulau Morotai dan begitu panjang ceritanya hingga akhirnya kami termasuk saya besar di Kalimantan Timur. Gerbang Pelabuhan Tobelo Belum pernah sekalipun seumur-umur saya main ke Pulau Morotai dan saya bertekad dalam hati paling tidak suatu hari nanti saya HARUS bisa menginjakkan langsung kedua kaki saya di Pulau Morotai. Yah semacam napak tilas dulu Papa dan orangtuanya menghabiskan masa kecil seperti apa sih.  Nah rasanya tanggung jika sudah sampai kota Tobelo tapi tidak melanjutkan ke Pulau Morotai karena ya itu tadi, satu-satunya akses ke

Pantai Pasir Hitam Pitu Tobelo Halmahera Maluku Utara

Pantai Pitu Tobelo. Jika sedang di Halmahera, secara khusus di kota Tobelo jangan lupa singgah untuk bermain ke pantai Pitu yang memang memiliki pasir berwarna hitam pekat. Awalnya diri ini ragu untuk main ke air pantai, kesan awal seperti ih kayaknya kotor dan jorok seperti lumpur parit selokan yang hitam dan berbau busuk. Rupanya saya salaaaaaaaaaah besar saudara-saudara. Air di pantai Pitu begitu jernih dan arusnya juga tenang jadi untuk perenang pemula cukup aman kurasa untuk bermain atau belajar berenang di pantai ini. Air pantainya juga ga asin-asin amat jika dibandingkan dengan air pantai di kota saya, kota Balikpapan Kaltim. Penduduk sekitar mulai datang di jam-jam sore hari. Sedangkan pagi hari sangat sepiiiii sekali jadi kalau berenang di pagi hari sudah serasa punya pantai pribadi. Puas menikmati dalam kesendirian. Bermain ayunan di pantai berpasir hitam Air lautnya jernih loh ga butek.   Efek warna pasir yg hitam seakan-akan airnya kotor padahal engga gitu. Suatu sudut pant

Liburan Tipis-Tipis di Tobelo Halmahera, Maluku Utara.

Maluku Utara, romantisme rempah masa lalu dan masa kini. Provinsi Maluku Utara beribukota di Sofifi yang terletak di pulau Halmahera. Banyak yang mengira bahwa ibukota Maluku Utara adalah Pulau Ternate (termasuk saya sendiri). Ternyata ibukota Maluku Utara adalah Sofifi. Nama Ternate lebih familiar di telinga kebanyakan orang Indonesia daripada nama Sofifi tak lain dan tak bukan akibat pelajaran sejarah masa lalu bangsa Indonesia yang sering diajarkan pada Sekolah Dasar tentang rempah-rempah palawija di Ternate yang menjadi ajang rebutan kekuasaan bangsa Spanyol-Portugis-Ternate. Sampai saat ini pun, buah dari tanaman Pala masih menjadi sumber mata pencaharian penduduk Halmahera. Selain Ternate dan Sofifi, ada pula sebuah tempat yang tak kalah indah di Halmahera yang bernama Kota Tobelo. Terletak di sebelah timur di Pulau Halmahera. Kota Tobelo termasuk kota yang cukup ramai di Pulau Halmahera, perkembangan cukup pesat untuk wilayah yang boleh dibilang cukup jauh dari ibukota Sofifi. G

Seperti apa ya kota Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara ?

Berkunjung ke Jailolo, Halmahera, Maluku Utara. Kesempatan berkunjung ke Jailolo tiba ketika diri ini mendapat jatah cuti libur yang panjang. Dengan menaiki kapal Pelni ku berangkat dari Balikpapan ke Ternate dan lanjut ke Jailolo, untuk cerita perjalanan itu dapat dibaca di sini. Kehidupan di kota Jailolo berjalan tenang dengan keseharian penduduk yang berkebun dan mencari ikan, tentu saja karena letak Jailolo berada di pesisir pantai. Jailolo di masa kejayaan VOC sungguh merupakan tanah harapan bagi penduduk Eropa yang tergila-gila akan Pala sebuah komoditas rempah-rempah yang laris manis di benua Eropa. Berbagai pelayaran yang dibiayai oleh Raja dan Ratu Eropa dilakukan dalam rangka menemukan rute jalur pelayaran ke tanah Maluku. Buah Pala yang merupakan komoditas di Jailolo. Jailolo di masa lampau adalah tanah yang ditumbuhi oleh pohon Pala secara alamiah. Tentu saja perebutan Jailolo terjadi di masa lalu. Portugis, Spanyol dan Belanda secara berturut-turut dan bergantian menduduki

Cantiknya Taman Wiluyo Puspoyudo Balikpapan di malam hari.

Berkelana di Taman Kota Balikpapan Pada Malam Hari. Ketika menyusuri ruas jalan yang lumayan tidak terlalu ramai di Jalan Wiluyo Puspoyudo maka mata ini penasaran akan deretan lampu-lampu terang dan lampion cantik disebuah taman. Namanya juga penasaran maka obatnya adalah mencoba. Kami bergegas mencari lokasi parkir kendaraan untuk berhenti dan bersiap untuk turun dan bermain sebentar di taman itu sejenak. Pengunjung tidak terlalu ramai, disini di sekitar taman ini banyak penjual makanan seperti Bakso, Nasi Goreng, Pisang Molen, Keripik yang rutin berjualan ketika senja-larut malam. Kalau pagi-sore hari ya taman ini sepi tiada penjual makanan tersebut. Mereka tidak mendirikan lapak atau tenda semi permanen di sekitar taman. Taman di kota Balikpapan ada banyak sekali dan memang sangat terawat. Kota Balikpapan suka sekali dengan namanya Ruang Terbuka Hijau dan Pepohonan rindang merupakan ciri khas kota Balikpapan yang memang sangat memperhatikan kerapian dan keindahan sudut kota. Kejar B

Senja nan manja Pantai Kilang Mandiri kota Balikpapan Kaltim.

 Pantai Balikpapan Di Tengah Kota. Sebagai kota yang terletak di pesisir pantai maka tak heran bila Kota Balikpapan bersebelahan dengan pantai di sekitarnya. Salah satu pilihan alternatif dalam berwisata pantai maka bisa dicoba pantai yang ada di tengah kota Balikpapan yakni pantai Kilang Mandiri yang terletak persis di seberang lapangan Merdeka. Pantai Kilang Mandiri merupakan pantai dengan berbagai fasilitas hiburan yang dimiliki dan dikelola oleh PT Pertamina yang memang sudah sejak dahulu kala sudah beroperasi di kota Balikpapan. Pantai Kilang Mandiri dengan bean bag- nya. Sekarang kalau wisata ke pantai tak perlu jauh-jauh ke pantai Manggar yang ada di daerah Balikpapan Timur yang lumayan cukup jauh dicapai dari pusat kota Balikpapan. Pantai Kilang Mandiri sekarang sudah sangat baik sekali pengelolaannya, sampah yang hanyut oleh arus laut dan terdampar di pantai setiap pagi rutin dibersihkan dan dibuang oleh petugas pantai Kilang Mandiri. Terdapat berbagai tenant penjual makanan r

Pawai BaBaDa (Banua, Bajau, Dayak) pada HUT Kabupaten Berau Kalimantan Timur.

Pawai HUT Berau ke 69 dan Kota Tanjung Redeb ke 212. Kabupaten Berau terletak di Provinsi Kalimantan Timur yang menyimpan berbagai potensi sumber daya alam melimpah dan terkenal akan destinasi wisata kelautan bahari yang sudah mendunia yaitu Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban dan Danau Labuan Cermin. BABADA (Banua, Bajau, Dayak) 3 Suku Asli Kab Berau Kaltim. Pada bulan September 2022 merupakan HUT Kabupaten Berau ke 69 dan HUT Kota Tanjung Redeb ke 212. Berbagai acara untuk meramaikan acara tersebut salah satunya dengan pawai budaya yang dimulai dari Kantor Bupati hingga ke Lapangan Battiwakal. Tentu saja 3 (tiga) suku asli Kabupaten Berau ikut berpatispasi dalam peragaan busana tradisional. 3 suku asli tersebut adalah BaBaDa (Banua-Melayu, Bajau dan Dayak) yang sudah hidup sejak beratus-ratus tahun lalu di Kabupaten Berau Kaltim. Suku Banua, yaitu Melayu Berau yang tinggal di Kabupaten Berau. Suku Banua-Melayu hidup menetap disekitar daerah Gunung Tabur (di pinggir sungai Seg