Langsung ke konten utama

Postingan

Hutan Pinus Dlingo Mangunan Imogiri Yogyakarta

Hutan Pinus Selain pantai, hutan pinus juga merupakan destinasi wisata yang cukup ramai dikunjungi di Jogja. Hutan pinus yang aku kunjungi saat itu ada di daerah Imogiri (makam raja-raja / sultan Mataram). Tepatnya di daerah Dlingo, Mangunan Imogiri.  Tidak begitu jauh kok dari kota Jogja. Perjalanan kesini cukup mendebarkan karena akses jalanannya yang semakin menanjak naik dan menyempit. Saran : kalau sewa mobil pastikan supirnya orang lokal yang berpengalaman & kalau tidak sewa mobil pastikan juga si supirnya mengerti dan mengenal medan jalan disini. Semakin kita menanjak keatas hawa semakin sejuk dan telinga mulai berdengung (perbedaan elevasi ketinggian). Meskipun matahari saat itu sedang terik tapi tidak terasa perih dikulit, mungkin karena hawanya cukup sejuk sehingga teriknya matahari tersamarkan. Ada apa disini? Selain pohon pinus terdapat beberapa rumah pohon yang bisa dinaiki namun tidak boleh banyak orang, maksimal 3 untuk keselamatan pengunj

Pasar Beringharjo Yogyakarta

Ayook berbelanja. Ini nih barang yang mau dibeli Kalau mau nyari suvenir untuk acara besar seperti Pernikahan, Selamatan, Sunatan atau lainnya memang Jogja itu tempatnya. Segala macam pernak-pernik yang biasa dijadikan suvenir biasanya gantungan kunci, kipas, gelas kaca, gelas antik jaman dulu, sendok-garpu, dompet, handuk kecil, pisau, dll. Semuanya ada di Jogja, tinggal pintar memilih tempat dan harga yang pas sesuai kebutuhan.  Karena aku waktu itu lagi di Jogja, mama suka berpesan jangan lupa beliin pesanan mama yaaa. Pisau kecil buat suvenir nanti. Iya ma iya nanti aku cariin ya sebelum pulang. Berdasarkan nasihat dari adik yang memang tinggal di sana, kalau mau cari suvenir yang dimaksud langsung saja ke pasar Beringharjo! Disana ada banyak pilihan dan juga bisa ditawar harganya. Waktu itu memang jelang hari terkakhir di Jogja sehingga mau tidak mau harus dicari pesanan mama tsb. Kami (Aku, Ian dan Linda) pun pergi meluncur ke pasar Beringharjo. P

Piknik ke Pantai Drini Gunung Kidul, Pantai Selatan Jawa

Piknik Manja. Ketika di Jogja selain mainan ke daerah gunung dan di daerah kota ya mana lagi kalau bukan ke..... Pantai! Yups, kebetulan secara geografis provinsi D.I.Y ini benar-benar bersebelahan dengan laut a.k.a Samudera Hindia yang terkenal memiliki arus dan ombak yang luar biasa ganasnya. Yahh namanya juga laut lepas alias Samudera, jelas aja karakteristiknya berbeda dengan pantai yang ada di Balikpapan yang merupakan perairan Selat. Ombak di pantai Balikpapan mah standar dan cenderung kalem jika dibandingkan dengan pantai di selatan pulau Jawa. Kali ini aku mau membagi sedikit cerita mengenai perjalanan menuju pantai Drini di kab. Gunung Kidul prov D.I.Y. Biasanya kalau di Balikpapan umumnya kita suka mengeluh kalau mau mengadakan acara di daerah pantai Manggar dengan alasan jaaaaauh.  Nah karena sudah terpatri dipikiran bahwa jarak yang jauh menuju pantai Manggar itu sungguh sangat jauh (bagi warga Balikpapan umumnya) aku jadi semakin kaget ketika berli

Balikpapan dari sisi perairan

Pulau Babi, lansekap khas kota Balikpapan. Kalau biasanya aku melewati daerah pelabuhan Semayang menggunakan jalur darat namun kali ini aku menggunakan jalur yang tidak biasa yakni melalui perairan.  Segalanya nampak berbeda dilihat dari sudut yang berlainan. Dulu aku penasaran seperti apa sih pulau Babi ini kalau dari dekat dan dilihat dari sudut yang berlawanan? Apakah ada sesuatu yang baru aku ketahui jika aku melihatnya dari sisi lain? Yap! benar, pulau Babi yang memang berada dekat dengan pelabuhan Semayang Balikpapan ini rupanya memiliki sebuah pondok kecil didalamnya, entah itu adalah makam atau tempat pemujaan lokal atau hanyalah tempat beristirahat bagi orang yang mampir ke pulau itu? Entahlah, yang jelas ada banyak kisah-kisah misteri di pulau itu, mulai dari kisah banyaknya orang yang tenggelam didekat situ, entah dari mahluk halus penghuni pulau itu.  Kata orang-orang yang biasa melaut, arus bawah di dekat pulau itu sangat kuat sekali, sehingga ket

Sawah, Padi, Sapi, Kali

Alon-alon artinya "pelan-pelan" Hamparan padi di sawah, gemerisiknya aliran kali dan sabarnya petani memberikan makanan bagi ternaknya. Semuanya itu susah aku saksikan di Balikpapan, kota pekerja yang jarang ada sawah, ladang dan kali kecil berair sejuk. Ketika perjalanan pulang-pergi dari ziarah Candi Ganjuran Bantul, Yogyakarta aku menyempatkan diri turun ke sawah walau tidak membawa baju cadangan untuk bermain di sawah, sungguh semuanya tidak terpikirkan. Entah kenapa ketika diperjalanan spontan aku ingin turun kesawah, norak sih bagi sebagian warga lokal, mereka pada ngeliatin kami turun kesawah, pada heran kali ya. Mulai dari penjaja makanan disekitar sawah sampai orang-orang yang berkendara semuanya memandang heran. Ah sudahlah, bagi mereka memang biasa tapi tidak untukku. Hamparan hijau gunung dan sawah sudah cukup membuatku senang kok. Kalau siang terik begini. Caping (topi petani) Saat ini banyak lahan sawah be

Kawan Lama

Jumpa lagi setelah hampir belasan tahun Jakarta, Ditengah keriuhanmu terselip kembali potongan memori yang berusaha disatukan dengan menggabungkan kisah antara satu dan lainnya.   Ketika kecil dulu di kota Samarinda, pertemanan kami terjalin erat. Selain teman TK dan SD (sekelas), tetangga rumah juga teman sekolah minggu. Dia adalah David. Waktu masih SD dulu memang aku tidak banyak kenal tetangga rumah, selain memang aku tidak begitu mudah dalam berteman, orangtuaku pun kerap memberi pesan jangan sembarangan berteman dengan si A, si B, si C. Orangtua takut aku akan terpengaruh dengan pergaulan mereka yang badung. Singkat cerita.... ketika sudah berteman dari TK hingga kelas 5 SD yang mana hampir setiap hari bermain bersama (kalau ga disekolah, dirumah ya di gereja) tiba-tiba ia pergi keluar kota, ke Jakarta kata wali kelasku saat itu. Tanpa perpisahan, tanpa penjelasan, tanpa pesta kelas (dulu biasanya ketika ada anak yang pindah sekolah karena kelua

Jamuan Makan Siang Rekan Kerja

Pemandangan dari hunian rekan kerja. Daripada memiliki beribu-ribu teman, aku lebih memilih memiliki beberapa sahabat (Kualitas lebih baik ketimbang Kuantitas). Benar, aku memang orang yang tidak mudah akrab dengan seseorang, biasanya aku akan menilai dulu seperti apa kepribadian orang baru tersebut, apakah layak menjadi sahabat yang dipercaya atau hanya sebagai rekan kerja semata atau bahkan hanya sebagai sosok yang cukup dikenal saja namanya. Apakah itu jahat? entahlah aku rasa tidak, kenapa? karena tidak semua orang itu tulus dan tidak semua orang dapat mengerti dan menghargai privasi seseorang. Kembali ke topik utama, Beberapa hari sebelumnya rekan kerja (sebenarnya sih atasan) namun dia merupakan sosok yang rendah hati dan ia tidak keberatan berteman dengan siapapun. Kebetulan ia mempunyai hobi untuk berkreasi dibidang makanan, entah masakan maupun olahan kue. Ia mengundangku untuk dapat hadir santap siang santai ditempatnya, aku langsung saja mengiyakan.