Langsung ke konten utama

Piknik ke Pantai Drini Gunung Kidul, Pantai Selatan Jawa

Piknik Manja.
Ketika di Jogja selain mainan ke daerah gunung dan di daerah kota ya mana lagi kalau bukan ke..... Pantai!


Yups, kebetulan secara geografis provinsi D.I.Y ini benar-benar bersebelahan dengan laut a.k.a Samudera Hindia yang terkenal memiliki arus dan ombak yang luar biasa ganasnya. Yahh namanya juga laut lepas alias Samudera, jelas aja karakteristiknya berbeda dengan pantai yang ada di Balikpapan yang merupakan perairan Selat. Ombak di pantai Balikpapan mah standar dan cenderung kalem jika dibandingkan dengan pantai di selatan pulau Jawa.


Kali ini aku mau membagi sedikit cerita mengenai perjalanan menuju pantai Drini di kab. Gunung Kidul prov D.I.Y.


Biasanya kalau di Balikpapan umumnya kita suka mengeluh kalau mau mengadakan acara di daerah pantai Manggar dengan alasan jaaaaauh. 
Nah karena sudah terpatri dipikiran bahwa jarak yang jauh menuju pantai Manggar itu sungguh sangat jauh (bagi warga Balikpapan umumnya) aku jadi semakin kaget ketika berlibur ke pantai Drini dari kota Yogyakarta.


Perjalanan menuju pantai itu benar-benar dehhh, mana jauhhh bgt, badan pegel-pegel jadinya kelamaan duduk didalam mobil, belum lagi perjalanan pulang menuju kota juga sama jauhnya. Sudah gitu pakai macet pula.


Yasudahlah nikmati saja, toh ini juga gak setiap saat bisa dilakukan, so enjoy the journey.


Banyak yang bilang kalau daerah Gunung Kidul merupakan daerah yang gersang dan kering tapi sepintas aku perhatikan ga juga tuh, walaupun kondisi nya gunung-gunung batu, tapi tetap aja ada pepohonan yang tumbuh disitu, heran aja kan itu ga ada tanahnya tapi kok pepohonan banyak tumbuh dan berukuran besar-besar.


Karena perjalanan masih jauh dan banyak dari kita yang kebelet pipis....
gak mungkin kan itu cewek-cewek ke balik pohon trus pipis atau mereka ke semak-semak trus pipis?


Semakin menjauh dari pusat kota maka pom bensin pun semakin jarang terlihat, biasanya aku suka mampir ke pom bensin untuk buang air kecil. Kali ini begitu ditengah perjalanan kami tidak melihat adanya pom bensin yang bisa digunakan toiletnya.

Syukurlah di negara kita itu ada banyak Masjid / Musholla / Sekolah yang berada di pinggir jalan sehingga bisa dipakai toiletnya, hehehe daripada kencing batu mending numpang bentar coy.


Sepanjang perjalanan selain hutan dan gunung berbatu tandus terlihat rumah-rumah pedesaan (Joglo) yang aku suka banget modelnya. Ada warga yang sibuk menjemur biji jagung, merawat ternak, mencari kayu bakar serta menggarap sawah.


2018 masih ada ya yang menggunakan kayu bakar untuk memasak. Kata mama sih kalau masakan dimasak menggunakan tungku kayu bakar dan anglo (tungku dari tanah liat) makanan tersebut lebih merata panasnya, bumbu lebih meresap dan juga.... makanan tidak mudah basi. Tuhh hebatkan, tapi sayang penggunaannya tidak praktis, kayu harus rutin dicari dulu di dalam hutan terus menyalakan api hingga kayunya terbakar juga perlu waktu dan kesabaran, belum lagi mengolah bahan makanan hingga menjadi hidangan siap santap.


Hari semakin terik aku pun terlelap dibuai hawa sejuk AC mobil.



Setelah terbangun karena mobil tidak bergerak aku menyadari bahwa kita telah sampai di gerbang depan pantai.

Sebagai info, di Jogja kawasan pantai di kab. Gunung Kidul tidak hanya satu, melainkan ada beberapa pantai yang berderet satu dengan yang lainnya. Ada banyaaaaak pantai yang dapat kita kunjungi satu satu (asal kuat aja).

Kita hanya perlu membayar satu kali tiket masuk saja ke area pantai ini dan itu berlaku kesemua pantai yang ada di area tersebut, paling cuma bayar uang parkir aja kalau mau pindah dari pantai satu ke pantai lainnya.

Malahan ada beberapa pantai yang dikelola masyarakat sekitar, biasanya letaknya agak tersembunyi dan jauh dari pantai-pantai mainstream lainnya.


Deretan pantai yang saya lihat adalah :
Pantai Parangtritis, Parangkusumo, Watu Kodok, Jogan, Baron, Kukup, Jogan, Wedi Ombo dan Drini.

Nah Pantai yang akan kami tuju ialah pantai Drini.

Begitu melewati gerbang untuk loket masuk sepanjang jalan terlihat kok plang / papan nama dari pantai-pantai tersebut. Tinggal pilih mau kemana aja bebas. Kebetulan pantai Drini ini letaknya ajak jauh dari pantai-pantai lainnya.


Begitu tiba di lokasi, wuihh matahari sedang menyengat dan air laut sedang pasang. Mama sudah berpesan gak usah main-main air atau berenang dipantai selatan, selain berbahaya juga katanya seram. Nanti kamu diambil Ratu Selatan.

Dan memang, kondisi pantainya selain berbatu-batu karang, pasirnya pun bukan dari pasir, haha maksudnya pasir pantainya itu terbentuk dari pecahan kerang atau bebatuan yang pecah menjadi kecil-kecil seperti biji wijen, agak geli-geli sakit gimana gitu di kaki kalau kita berjalan dipasirnya dan tidak pakai alas kaki. Jadi lupakan bisa lari-lari manja kayak filem Baywatch atau  filem bertema Lifeguard gitu. Baru jalan aja sudah geli-geli sakit kayak pakai sendal terapi yang ada tonjolannya apalagi mau lari-larian macam penjaga pantai senior? Lupakan!


Ombaknya juga besar dan tinggi-tinggi, tidak disarankan untuk berselancar karena berbahaya.

Nah sambil nunggu air surut dan matahari ga terlalu menyengat kami memutuskan makan siang dulu disini.

Yang aneh ya disini tu walapun di pinggir laut tapi harga makanan seafoodnya kok mahal ya? haha. Kurang lebih aja sama harga di Balikpapan yang kata pendatang termasuk mahal.

Hmmm kenapa ya begitu? apakah ikan, udang dan kepitingnya mereka beli dari tempat lain? rasanya gak mungkin.

Kami akhirnya pesan makanan yang sudah paket biar gak ribet pesan ini itu. Ada ikan bakar, udang bakar, cumi dan sayur kangkung. Lamaaaa banget makanannya jadi. Keburu ilang laparnya.

Begitu makanannya tiba kami langsung sikat habis dah.

 Makanannya sendiri pun tidak ada yang spesial, biasa saja hidangannya. Karena lapar yaudahlah hajar saja habiskan.


Selesai makan sebagian dari kami mendekat ke perairan, selain air sudah surut, matahari pun sekarang bersinar manja. Aku sendiri memilih mendekat ke ceruk di bawah tebing dan aku perhatikan banyak anak-anak kecil bawa serokan ikan untuk menangkap ikan katanya. Memang sih terlihat jelas ikan-ikan kecilnya. Waspada bulu babi yaa, suka bersembunyi di balik batu karang dan terkamuflase oleh rumput laut. Beda banget rumput lautnya dengan yang biasa aku liat di Balikpapan. Bentuk dan warnanya itu loh, lebih hijau pekat dan tampak seperti lumut.


Selesai main diceruk, aku memilih naik keatas bukit batu / tebing diatas ceruk. Dari atas pemandangannya keren! Terlihat jelas karang-karang dibawahnya. Dan sepanjang mata melihat ke arah Samudera Hindia semuanya berwarna biru tanpa ada daratan. Yuhuuuu 1 dari 7 Samudera sudah aku datangi.

Diatas tebing itu sendiri terdapat deretan warung-warung kecil, wc umum dan beberapa tempat duduk.

Ada sih pengunjung yang menyewa banana boat dan dibawa ke tengah-tengah laut. Ihhhh aku sih ogah, ngeriii aja gitu. Soalnya sudah sering dengar berita dan cerita orang tenggelam disitu. Aku cuma mau pulang selamat, haha.


Rumah Joglo dimana-mana ketika menuju pantai.

Numpang ke kamar kecil Masjid. Hihihhi

Gunung Kidul, tampak kering dan tandus

Panas Terik coy.
Tunggu sorean dikit ahh baru mainan air.

Ceruk dibawah tebing banyak ikan kecil dan juga sejuk disini.

Mumpung air surut yuk mainan ke ceruk bawah tebing.

Samudra Hindia, lautan luas tempat berkuasanya Ratu Pantai Selatan.

Pantai Drini, hati-hati berenang disini ya, cukup dipinggir aja kalau berenang gak usah ke tengah.

Ombak di Samudera Hindia ini sangat ganas, beda banget dengan ombak di pantai Balikpapan yang adalah Selat.

Jangan sekali-kali turun kebawah tebing, itu berbahaya.

Bebatuan mulai menghitam.

Rumah-rumahnya khas ya.

Kiri kanan hutan.


Kabupaten Gunung Kidul.

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak