Jumpa lagi setelah hampir belasan tahun |
Jakarta,
Ditengah keriuhanmu terselip kembali potongan memori yang berusaha disatukan dengan menggabungkan kisah antara satu dan lainnya.
Ketika kecil dulu di kota Samarinda, pertemanan kami terjalin erat.
Selain teman TK dan SD (sekelas), tetangga rumah juga teman sekolah minggu. Dia adalah David.
Waktu masih SD dulu memang aku tidak banyak kenal tetangga rumah, selain memang aku tidak begitu mudah dalam berteman, orangtuaku pun kerap memberi pesan jangan sembarangan berteman dengan si A, si B, si C.
Orangtua takut aku akan terpengaruh dengan pergaulan mereka yang badung.
Singkat cerita.... ketika sudah berteman dari TK hingga kelas 5 SD yang mana hampir setiap hari bermain bersama (kalau ga disekolah, dirumah ya di gereja) tiba-tiba ia pergi keluar kota, ke Jakarta kata wali kelasku saat itu.
Tanpa perpisahan, tanpa penjelasan, tanpa pesta kelas (dulu biasanya ketika ada anak yang pindah sekolah karena keluar kota pasti ada pesta kelas) ia pergi.
Ia memang sosok yang kerap selalu menjadi bintang kelas, anaknya supel dan periang.
Mulai dari belajar bersepeda bersama, menyelusuri hutan dan rawa dekat rumah, berjalan kaki dari sekolah ke rumah, bermain kasti sampai belajar berenang.
Sebenarnya kami itu 5 sekawan (Beatrix, Ima, David, Koko dan aku sendiri). Kami semua punya cerita yang ketika bertemu pasti diceritakan kembali, hehe semua kebodohan kanak-kanak lah.
Singkat cerita waktu terus berlalu,
masing-masing memiliki jalannya sendiri.
Tamat sekolah masing-masing memilih caranya sendiri untuk meneruskan perjalanan kehidupan.
Ada yang kuliah, ada yang bekerja dan hingga kini ada yang menjadi ibu rumah tangga.
Berjumpa kembali ada rasa kekhawatiran dan keraguan, apakah janji ketemuan harus aku batalkan? dengan pertimbangan masihkah ia sama seperti dulu? atau mungkin ia berubah menjadi sosok anak Jakarte yang sok dan melihat semuanya dari materi dan harta benda.
Rupanya tidak,
Ketika berjumpa di Jakarta,
Kami sambil mengingat-ingat kembali cerita bodoh masa lalu, bertukar cerita sekarang sedang dalam pengerjaan apa, fokus kemana, punya rencana seperti apa.
Sepertinya ia sekarang banyak berubah, dari pola pikirnya, perkataanya bahkan caranya memperlakukan orang disekitarnya, aku tahu latar belakang keluarganya, kisah hidupnya dan seluk beluknya. Pengalaman yang menempanya dan pengalaman adalah guru yang paling baik.
Yah begitulah hidup, kita tidak akan pernah tahu dengan siapa kita akan berjumpa dan dengan siapa kehidupan kita saling beririsan.
Sekarang bertemu di Jakarta, besok-besok dan mudah-mudahan berjumpa di Saparua, Denpasar, Morotai, Sumba atau bahkan Papua mungkin....
Semoga saja.
Sampai Jumpa lagi...... |
Komentar
Posting Komentar