![]() |
| Cahaya keemasan dari matahari sore di Balikpapan |
Sebagai kota yang memang lahir dan besar dari industri minyak dan gas bumi, maka tak mengherankan jika di Kota Balikpapan terlihat aktivitas pengolahan minyak dan gas bumi, entah itu karyawannya yang sering terlihat, atau rumah dinasnya, atau kendaraan dinasnya, dan juga pabrik pengolahan minyak dan gas bumi itu sendiri.
Kebetulan pabrik pengolahan minyak dan gas bumi (refinery unit) milik Pertamina yang ada di Kota Balikpapan lokasinya persis berada di pinggir laut Balikpapan barat, sehingga beberapa kawasan hunian penduduk di Balikpapan barat letaknya bersebelahan dengan kilang pengolahan minyak dan gas bumi ini.
Kawasan penduduk yang sangat dekat dengan pabrik pengolahan minyak dan gas bumi di Balikpapan ini namanya kawasan Kampung Atas Air, disebut demikian karena memang sejak jaman dahulu pemukiman disini membangun rumah tinggalnya di atas papan kayu ulin, dan memang jauh dari daratan, sehingga disebutnya Kampung Atas Air.
Setiap penduduk Kampung Atas Air pasti sudah tidak asing dengan adanya aktivitas yang ditimbulkan dari kegiatan pengolahan minyak dan gas bumi itu sendiri.
Dahulu kawasan Kampung Atas Air ini sangat minim perhatian dari banyak pihak, limbah domestik yang tidak diatur dengan baik, sampah rumah tangga yang dibuang begitu saja dilaut, ditambah lagi terdapat pasar induk Pandan Sari disekitar kawasan Kampung Atas Air ini, sehingga sampah hasil kegiatan pasar Pandan Sari ini menimbulkan bau yang tidak sedap.
Sudah pasti di kala itu, banyak timbul keluhan berbagai penyakit yang dialami penduduk Kampung Atas Air.
Namun kini di tahun 2025 sudah berubah jauh, sudah sangat baik sekali perubahannya.
Kawasan Kampung Atas Air ini disulap menjadi lebih indah, limbah domestik dan sampah rumah tangga sudah dikelola dengan baik, juga terdapat TPS (Tempat Pengolahan Sampah) Margasari yang mana bertugas khusus mengolah sampah hasil dari kegiatan Pasar Pandan Sari di Balikpapan Barat.
Beberapa ruang hijau dibuat di Kampung Atas Air ini, seperti misalnya plot penghijauan tanaman Mangrove (Bakau) yang sengaja di tanam oleh pihak Pertamina RU V Balikpapan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Saat ini Mangrove yang ditanam pihak Pertamina sudah nampak besar, rimbun, dan harapannya dapat melindungi kawasan ini dari abrasi air laut, dan dapat memperbaiki kondisi habitat ikan dan hewan laut.
Jembatan sebagai jalan utama di Kampung Atas Air ini sudah mulai ditata, di cor beton bertulang, diberi pagar pengaman yang cantik dengan logo Balikpapan Nyaman (tagline Kota Balikpapan), dan kalau sore banyak yang berjualan disekitar sini.
Deretan cerobong pabrik pengolahan minyak dan gas bumi pun nampak dari dekat kalau kita berdiri di jembatan utama Kampung Atas Air.
Sebagai pengamat hal-hal yang mendetail, saya senang sekali mengamati dari dekat segala hal yang ada di sekitar Kampung Atas Air, entah aktivitas anak kecil yang melompat ke laut dari atas jembatan, kapal nelayan yang baru pulang dari melaut, ibu-ibu yang membawa anaknya berjalan sore, bapak-bapak sibuk menata dagangan istrinya, anak-anak muda sedang chill minum kopi, pengendara ojol yang sedang mengantarkan penumpangnya, dan tentu saja langit yang semakin sore semakin berwarna emas.




Komentar
Posting Komentar