Langsung ke konten utama

Postingan

Membeli Batik Madura

Batik pesisir umumnya cerah warna-warni dan beragam motifnya Kalau lagi di Surabaya biasanya saking bingungnya mau jalan kemana. Saya kadang-kadang iseng menyebrang ke pulau Madura melewati jembatan Suramadu yang panjaaaaang banget. Dengan adanya jembatan Suramadu ini akses bolak-balik Surabaya-Madura lebih mudah, cepat dan efisien dibandingkan sebelum ada jembatan. Hanya penyebrangan kapal Ferry lah satu-satunya cara menyebrang. Sekarang tarif menyebrang cukup murah dibandingkan awal-awal diresmikannya jembatan ini.  Sehingga kalau saya sedang bersama mama di Surabaya sebelum pulang ke Kalimantan selalu menyempatkan diri ke Madura untuk membeli oleh-oleh seperti Kerupuk Rengginang, Sambel Petis, Terasi Udang dan Batik Madura. Enak-enak loh buatan mereka. Serius ini.  Sepanjang jalan begitu tiba di Madura banyak toko-toko sederhana yang menjual berbagai pernak-pernik khas Madura. Kami biasanya beli disitu, tinggal pilih mau berhenti dimana dan bisa tawar-menawar ko

Teluk Balikpapan seperti apa?

Berlayar dulu Teluk Balikpapan?  Yap. mungkin bagi sebagian dari kita hal ini sudah biasa namun bagiku ini tidak biasa. Maklum sebagai orang yang besar bukan di kota Balikpapan maka ketika berkesempatan menyebrangi Teluk Balikpapan saya selalu antusias.  Maklum saya besar dikota yang hanya ada sungai sehingga jarang sekali melihat laut. (Anak sungai). Belum lagi ditambah di teluk ini kadang-kadang masih terlihat ikan Pesut yang berenang disekitar. Ikan Pesut adalah ikan yang mirip seperti Lumba-lumba namun hidup di air tawar/payau seperti sungai, danau, hilir sungai (teluk). Dan hebatnya lagi populasi ikan Pesut ini didunia cuma ada di 3 negara & salah satunya hanya ada di Kaltim, Indonesia. Di Kaltim sendiri ikan Pesut populasinya banyak terdapat di aliran hulu sungai Mahakam seperti Danau Jempang, Desa Kedang Ipil, Kota Bangun, dll. Selain di sungai Mahakam, rupanya di Teluk Balikpapan juga terdapat sekawanan ikan Pesut loh.  Keren yah! Kalau beruntung kamu pasti ak

Suka duka memiliki adik seorang awak kabin.

Kumpul bersama. Ada beberapa teman yang sering bertanya bagaimana rasanya memiliki anggota keluarga seorang kru penerbangan? Susah-susah gampang menjawabnya. Kebetulan adik perempuan satu-satunya dikeluargaku seorang awak kabin dan cuman dia yang terpisah paling jauh dari orangtua. Kalau lagi pakai seragam, etikanya memang tidak boleh sembarangan berbicara dengan orang lain selain kru. Ada plus-minusnya sih. Nih ya beberapa poin minus nya dulu : a. Terpisah jarak dan waktu, yap sudah jelas karena dia tinggalnya di Jakarta karena pusat dari penerbangan domestik. Kalau mau bertemu susah sekali. Meskipun saya berada di Jakarta belum tentu bisa bertemu karena dia juga sibuk terbang kesana kemari. Sehingga ketika ia mendapat jadwal mendarat dan menginap semalam di Balikpapan barulah kita dapat bertemu itupun biasanya cuma saya seorang yang bertemu dengan dia. Orangtua dan adik-adik  belum tentu dapat bertemu karena mereka tinggalnya di Samarinda. Butuh waktu dan persi

KRI KAREL SATSUITUBUN

KRI Karel Satsuitubun. Ketika melihat sebuah kapal laut yang bersandar maupun berlayar dilautan saya selalu terbayang-bayang merasakan sensasinya duduk di balik kemudi sebagai nahkoda / captain kapal. Membayangkan berlayar berhari-hari hingga berbulan-bulan dan terombang ambing ombak lautan. Khayalan masa kecil sih. Tapi hingga saat ini selalu saja sering terlintas impian itu ketika melihat kapal laut yang bersandar maupun berlayar. Mungkin sekarang takdir belum membawaku kesana sebagai petugas kemudi atau mungkin semesta lebih mendukungku apabila aku hanya naik ke kapal sebagai penumpang dan bukan sebagai pekerja. Mungkin saja... Takdir dan semesta tidak pernah salah dalam memilih keputusannya. Yah apapun itu aku menjalani saja semua yang sudah diserahkan bagiku dengan sebaik-baiknya. Naah beberapa tempo lalu saya melihat dari dekat kapal perang TNI-AL yang gagah, keren dan sangar! Namanya KRI KAREL SATSUITUBUN, dinamai dari nama pejuang Indonesia. Warnanya yang tidak m

Pantai Tanjung Jumlai, Penajam Paser Utara

Nyiur melambai. Ketika sedang melakukan perjalanan ke kabupaten Penajam Paser Utara saya tidak pernah mengetahui seperti apa pemandangan pantai yang ada disana. Hanya mendengar cerita sambil lalu saja. Kali ini ketika berkesempatan kesana saya tiba-tiba diajak berbelok ke arah jalan yang sebelumnya tidak pernah saya lewati. Pemandangan di kanan dan kiri saya kebanyakan rumah-rumah penduduk khas pesisir dengan banyak sekali pohon kelapa berjejer, halaman luas, rumah panggung dll. Rupanya saya sedang diajak menuju pantai Tanjung Jumlai. Letaknya tidak begitu jauh dari jalan utama. Cukup berbelok kearah pesisir saja. Nanti akan terlihat garis pantai. Kondisi pantai lumayan bersih, pasirnya melandai, tidak terlalu ramai pengunjung, sedikit sekali yang berjualan dan tentunya gratis masuk. Yap! beruntung ya warga PPU bisa main-main kepantai dengan jarak yang dekat dan tidak berbayar.  Kalau di Balikpapan untuk kepantai rata-rata berbayar dan agak jauh dari kota. Meskip

Kamu tidak menyangka kalau ini terbuat dari tanaman Mangrove

Tanaman mangrove yang memiliki biji seperti kedelai Kapal khas Indramayu Tanaman Mangrove adalah tanaman yang dipengaruhi langsung oleh pasang-surut air laut. Hidupnya langsung bersentuhan dengan air laut. Merupakan tanaman unik dan eksotis dimana mampu bertahan hidup dengan cara yang luar biasa hebat. Tidak seperti tanaman lainnya yang tidak mampu bertahan hidup dengan air laut, mangrove justru mampu bertahan pada kondisi daerah yang terkena pasang surut air laut seperti daerah payau (pertemuan antara air tawar dan air asin, muara sungai, teluk, pesisir pantai, dll). Ada beberapa tanaman yang baru-baru ini aku ketahui sebagai tanaman mangrove yakni Ketapang, Cemara Laut & Nipah-Nipah. Hehe meskipun bentuknya tidak seperti tanaman mangrove pada umumnya Indonesia merupakan negara nomor 1 didunia yang memiliki jenis mangrove terbanyak yang hidup di daerahnya. Gak kaget sih, karena memang garis pantai Indonesia paling panjang di dunia. Lagipun t