Ladang atau sawah atau kebun ya? |
Apakabar semuanya?
Pastinya baik-baik dan sehat selalu.
Berjumpa lagi pada tulisan ini. Kali ini aku hendak menceritakan sebuah daerah di Jawa Timur yang terkenal dengan hawa sejuk pegunungan, air segar pegunungan dan deretan tempat wisata serta villa, nama daerah itu adalah..... Trawas yang berada di Mojokerto. Daerah Mojokerto ini dulunya kerajaan Majapahit yang terkenal itu namun saya tidak akan membahasnya disini, aku hanya ingin menceritakan pengalaman berwisata seharian penuh di Trawas
Ketika berada di Surabaya, kebetulan waktu itu mama juga ada disana, aku diajak oleh mama untuk wisata sehari keluar kota Surabaya yang gerah, padat dan sumpek. Sebenarnya acara wisata sehari ini ialah rencana temen-temen sekolah mama yang sudah lama tidak bertemu berpuluh-puluh tahun dan baru ketemu lagi akhir-akhir ini secara tidak sengaja. Maklum namanya juga teman lama, pastinya ada kangen-kangenan mengenang masa lalu.
Aku diajak karena mobil yang mereka sewa masih ada seat kosong."Yahh daripada kosong mending kamu ikut aja", kira-kira begitulah ajakan dari mama. Aku sih seneng aja diajakin, daripada gak ngapa-ngapain di Surabaya, yaudah ikut aja.
Sepanjang jalan menuju Trawas macet dimana-mana, maklum untuk menuju Mojokerto kita harus melewati daerah terpadat di kota Surabaya, yakni Surabaya bagian Timur. Ada banyak pabrik-pabrik disepanjang jalan ini, deretan manusia lalu-lalang mencari nafkah dibawah teriknya matahari, kepulan asap kendaraan, jeritan tangisan anak jalanan, sumpah serapah pengemudi yang merasa jalurnya diselip kendaraan lain, canda tawa manusia, kayuhan becak seorang pria, pejalan kaki, sekumpulan anak sekolah berjalan beriringan, semuanya jelas terlihat.
Agak jauh sedikit dari kota Surabaya, aku melihat deret rumah sudah mulai berubah, dari yang tadinya berupa gedung bertingkat, ruko, rumah minimalis, kini hampir sepanjang jalan terlihat rumah "ndeso" dengan halaman rindang dan luas, beratapkan batu liat warna oranye khas pulau Jawa, dinding anyaman bambu, dipan di depan rumah benar-benar sebuah tipikal rumah idamanku dimasa mendatang.
Sepanjang perjalanan saya tertidur pulas yang diawali oleh lamunan, angan dan harapan yang tak terucapkan...
Udara lebih bersih dan segar ketika sudah berada di Trawas, hamparan ladang sayur mayur terlihat dimana-mana, hutan cemara juga banyak terlihat, kali kecil dengan batu-batu khasnya. Ingin rasanya berhenti sebentar untuk sejenak duduk dipinggir kali.
Akankah dimasa mendatang aliran kali ini tercemar? Aku tidak tahu, ngeri membayangkannya, mengingat ulah manusia saat ini banyak yang tidak ramah lingkungan.
Di Trawas kami beristirahat di rumah teman mama yang kebetulan memiliki sebuah tempat untuk beristirahat. Areanya benar-benar di pinggir kali dan tepat diseberang rumah tempat pengumpulan komoditas bawang merah dari para petani.
Dinginnya air kali yang mengalir deras sanggup menghilangkan kegelisahan.
Sendiri aku memisahkan diri dari rombongan hanya untuk menyusuri jalan yang aku kehendaki, aku sedang tidak mau diganggu.
Ada kalanya sendirian itu perlu dan penting, berhenti sejenak mendengarkan masukan & komentar orang lain, dengarkan hatimu sendiri. Terkadang hal itu yang tidak terpikirkan.
Setelah santap siang yang dibawa dari Surabaya, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata all in one, restoran, outbond, kolam renang, villa, pemancingan, wisata petik buah yang menjadi satu lokasi.
Mama bergaya di tempat wisata daerah Trawas. |
Jangan ditanya soal dinginnya suhu saat itu, air kolam renang sudah seperti air dingin yang dikeluarkan dari kulkas.
Aku berkhayal lagi semoga aku bisa datang ke tempat ini lagi, menjelajahinya sendirian.
Tak terasa waktu jugalah yang selalu menjadi pemisah semuanya, ia juga yang menjadi alasan agar kami segera berkemas dan pulang.
Lahan yang siap ditanam. |
Jernihnya air kali. |
Mama dan teman-teman. |
An fotoin mama dulu. |
Kabut disiang hari. |
Punden yang tampak jelas dari kejauhan. |
Sampai jumpa lagi. |
Komentar
Posting Komentar