Langsung ke konten utama

Melihat dari dekat pabrik semen.

Gerbang masuk pabrik semen.

Halooo apakabar semuanya,
Pastinya kalian baik-baik saja bukan?

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mendapatkan kesempatan mengunjungi sebuah pabrik semen di pulau Jawa, tepatnya di daerah Narogong, Bogor.

Papan informasi berisi artikel yang berguna.


Dulu saya pribadi sering penasaran tentang pabrik semen, sering terlintas di benak pertanyaan seperti "bahan baku dari mana ya? proses produksinya bagaimana ya? sumber energinya darimana ya?" dan sederet pertanyaan serupa yang saya masih penasaran.

Sampai suatu hari ketika kesempatan itu akhirnya datang dari sebuah permintaan tugas dimana saya diharuskan mengunjungi sebuah pabrik semen.

Singkat cerita, ketika saya tiba di pabrik semen tersebut saya memperhatikan kondisi di sekitar area pabrik yang sangat rapi, rindang dan tertib. 

Sebagai visitor atau pengunjung dari luar untuk dapat masuk area pabrik wajib terlebih dulu menukarkan KTP kepada petugas security untuk didaftarkan dan diganti dengan badge pengunjung.

Tukarkan KTP kalian disini ya.

Setelah urusan tukar menukar KTP selesai (prosesnya cepat dan tidak berbelit-belit) kami pun diarahkan kelokasi gedung yang akan kami tuju.


Badge visitor sudah ditangan, mari berkeliling.

Suasana di dalam area pabrik sangat asri, rapi dan nyaman (tertib). Untuk perkantoran pun kurang lebih sama seperti perkantoran pada umumnya, berupa meja-meja cubical, cekikikan antar karyawan, pandangan-pandangan penasaran ketika kami lewat, suara musik dengan volume lembut, serta sapaan hangat dari mas-mas cleaning service.


Asri ya suasana parkiran mobilnya.


Kantor Utama.

 Setelah urusan dokumen selesai, kami pun ditawari oleh pihak pabrik semen apakah berkenan waktunya untuk diajak keliling pabrik? Tanpa mikir-mikir, langsung saja saya "Iya"kan tanpa panjang lebar, takut kalau-kalau tawaran itu nantinya tidak datang dua kali.

Kebijakan merokok.

Karena kita akan kedalam pabrik produksi semen, sesuai prosedur keselamatan yang berlaku kami diwajibkan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. Ini penting, karena terkait keselamatan dan kesehatan kita sendiri. Jangan smpai hal-hal tidak diinginkan terjadi padahal hal tersebut sangat mungkin dicegah. Misalnya dengan memakai sepatu safety kaki kita terlindung dari kemungkinan menginjak benda tajam atau bisa saja kejatuhan benda. Nah untuk itulah kami semua diberikan helm pelindung, kacamata pelindung, sepatu safety, masker debu (ini sudah pasti, namanya juga industri semen, pastinya akan ada banyak debu di pabriknya).


Jreng-jreng-jreng, ayook ke dalam pabrik semen.


Untuk apa sih memakai alat pelindung diri itu? Sederhananya, alat-alat itu semua mempunyai tujuan untuk memberikan proteksi akan keselamatan dan kesehatan kita sendiri. Lingkungan kerja pasti memiliki sebuah kondisi maupun bahan-bahan yang dapat menganggu kesehatan, untuk itulah diciptakan sebuah masker khusus untuk kondisi lingkungan yang spesifik seperti misalnya lingkungan yang berdebu, terdapat uap yang beracun, terdapat gas yang berbahaya, dll. Jangan sampai manusia yang ada dilingkungan tersebut menjadi sakit akibat terpapar kondisi yang tidak sehat itu, sehingga cara yang dapat dilakukan untuk menghindari gangguan kesehatan salah satunya dengan menggunakan masker khusus. Seperti pabrik semen tadi yang mewajibkan seluruh orang yang memasuki area produksi untuk mengenakan masker debu khusus yang sekali pakai langsung dibuang dan bukan merupakan sistem sharing melainkan personal.


Maskernya dipakai ya.


Setelah kami semua (rekan kerja dan tuan rumah alias staff pabrik semen) telah menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan benar, barulah kami bergegas menuju mobil khusus yang akan membawa kami berkeliling.
Ketika berkendara pun semua harus mengikuti aturan keselamatan seperti kecepatan maksimal 20km/jam, mengenakan sabuk pengaman, penumpang tidak boleh melebihi kapasitas angkut, dll.
Mari berkeliling pabrik.
Wuahhh keren banget di dalam pabrik itu, banyak bangunan tinggi dan besar, rupanya mengunjungi pabrik yang berbeda industri itu sungguh membuka wawasan dan benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan. 

Pabrik semen itu rupanya mendapatkan bahan utama seperti batu kapur dari pabrik mereka sendiri, loh kok bisa? iya bisa, karena area konsesi pertambangan batu kapur itu masih berada di dalam area pabrik mereka, jadi batu kapur yang berhasil dikumpulkan dari lokasi pertambangan akan langsung diproses di pabrik. Wihh bener-bener canggih ya?

Suasana aktifitas di dalam pabrik semen.




Pemandangan dari dalam mobil.


Menurut bapak-bapak yang bertugas mendampingi kami, batu kapur yang tadi sudah di tambang akan diremukkan kesuatu plant dan nantinya akan dicampur dengan bahan tambahan serta dipanaskan dengan suhu tertentu.
Crushing mills, peleburan batu kapur di tempat ini
Dari mana sumber energi untuk melakukan pembakaran dengan suhu tinggi dan konstan?
Rupanya sumber energi utama mereka dari batu bara, namun mereka juga menggunakan bahan alternatif lainnya berupa sekam padi! dan juga bahan bakar cair yang diperoleh dari pengolahan limbah cair yang mereka sebut dengan istilah "BBS" yang sayangnya saya lupa apa kepanjangannya.

Untuk sumber energi listrik mereka tidak memiliki power plant sendiri melainkan menggunakan suplai dari PLN. 
 
Setelah melihat lokasi produksi, kami dibawa ke jembatan timbang yang mana setiap kendaraan pengangkut ketika keluar atau masuk pabrik wajib dilakukan penimbangan muatan, tertib ya?

Kira-kira seperti itulah yang ingin saya ceritakan.

Rasa penasaran saya pun terjawab yaah walaupun tidak terlalu spesifik, setidaknya secara gambaran umum saya sedikit mengerti seperti apa proses produksinya.

Jika ada sesuatu hal yang salah tentang penjelasan diatas mohon agar saya dikoreksi dan segera saya perbaiki, maklum saya cuma seorang visitor.



Masnya gak capek apa sendirian?

Patuhi aturan keselamatan ya.

Artikel yang bagus untuk disimak (ditempel di dinding toilet)

Merokok hanya boleh dilakukan di area merokok ya.


Kantin karyawan.

Komentar

Bacaan Terpopuler Blog Ini

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 1)

Pelabuhan Semayang Balikpapan Hai semuanya kali ini aku menulis tentang pengalamanku ketika pergi berlayar menuju Ternate dari kotaku Balikpapan dengan kapal KM Labobar Lah kok bisa ya naik kapal? emang liburnya berapa lama? terus kok bisa pas jadwal libur dengan jadwal kapal? Hehe akan kuceritakan asal muasal kenapa aku bisa pergi liburan dengan berlayar bersama KM. Labobar. Jadi pada akhir Januari 2019 itu aku sudah bisa libur selama 14 hari kalender (2 minggu).  Bingung kan mau libur pergi kemana. Mau pulang ke Samarinda ah terlalu sering dan sudah biasa. Gak perlu nunggu libur panjang kan aku bisa pulang ke Samarinda. Terus cek-cek lagi jadwal ke Bongao, Tawi-Tawi (Filipina) via Sandakan Malaysia kok menarik yaaa.. eh gak taunya dekat hari libur tiba-tiba di berita muncul kabar bahwa di daerah Sandakan khususnya Filipina bagian selatan lagi ricuh akibat kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Filipina. Ada pengeboman rumah ibadah s

Balikpapan rasa Thailand, Mahavihara Buddha Manggala.

Arca Buddha Sukhotai yang di datangkan dari negara Thailand. Kala itu berawal dari rasa penasaran setelah sering melihat dari kejauhan dalam bis Balikpapan-Samarinda yang sering saya tumpangi, tampak samar-samar suatu bangunan menara berkilau emas diantara pepohonan dan hutan diruas jalan menuju kota Samarinda. Saat itu saya belum mengetahui jika tempat itu merupakan sebuah tempat peribadatan umat Buddhis, berbekal sepeda motor dan di pupuk oleh rasa keingintahuan yang besar, maka sore itu saya memutuskan mencari tahu apakah gerangan bangunan menara yang berkilau emas itu? Kebetulan tempat tinggal saya berada tidak jauh dari spot dimana saya suka melihat bangunan menara emas jika saya sedang dalam perjalanan menuju kota Samarinda. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan, pelan-pelan saya menyusuri jalan menuju tempat misterius itu. Rasanya seperti lagi treasure hunt , sebentar-sebentar berhenti di pinggir jalan untuk mengamati apakah saya berada pada jalur yang benar

Jembatan Pulau Balang (Balikpapan-Penajam Paser Utara)

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman ketika berkunjung ke Pulau Balang, tempat dimana rencana-nya akan di bangun sebuah jembatan penghubung antara kota Balikpapan dan kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Seperti yang kita ketahui Balikpapan ialah sebagai salah satu pintu gerbang masuknya orang maupun barang dari dan ke Kalimantan Timur. Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan & Pelabuhan Laut Semayang, walaupun secara administrasi kota Balikpapan bukanlah ibukota provinsi Kalimantan Timur melainkan kota Samarinda, namun banyak warga pendatang yang mengira bahwa kota Balikpapan ialah ibukota provinsi. Salah satu pesawat sedang parkir di dekat garbarata Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Gedung Pelabuhan Semayang Balikpapan Singkat cerita, biasanya perpindahan barang & manusia dari kota Balikpapan-kab.Penajam Paser Utara menggunakan moda transportasi penye

Baju Barong Tagalog Pakaian Tradisional Pria Filipina

Barong Tagalog, pakaian pria nasional di Filipina. Sejarah :  Saat pendudukan lebih dari 300 tahun oleh Spanyol di Filipina (1561-1889) penduduk pria lokal Filipina wajib memakai baju yang sekarang dinamakan Barong Tagalog.  Barong Tagalog adalah baju pria berkerah yang tidak dimasukkan kedalam celana, tidak berkantung juga transparan / tembus pandang.  Baju ini dimaksudkan untuk mencegah orang Filipina menyembunyikan sesuatu dalam kantong bajunya, entah barang curian atau senjata tajam. Spanyol mewajibkan pemakaian baju ini kepada semua orang Filipina tanpa peduli tingginya jabatan mereka di masyarakat guna menunjukkan perbedaan antara orang Spanyol yang kaya raya dengan penduduk miskin Filipina.  Setelah Filipina merdeka, presiden mereka Manuel Quezon mempopulerkan pemakaian baju ini. Sebelumnya baju ini identik dengan kelas bawah. Ketika dipopulerkan oleh presiden dengan cara selalu memakai baju ini pada acara resmi kenegaraan maka baju ini pun semaki

Bangkok DMK (Don Mueang Airport)

DMK = Don Mueang Airport, Bangkok. Dari dan menuju Bangkok Thailand lewat jalur udara biasanya ada dua pilihan yakni melalui Bandara Suvarnabhumi BKK atau Don Mueang DMK. Kedua bandara ini sama-sama berada di Bangkok lantas bedanya apa? Nah bedanya : a. Bandara Suvarnabhumi BKK merupakan bangunan fasilitas bandara yang baru dibangun dan diperasikan beberapa tahun yang lalu dan hanya dapat didarati oleh penerbangan / maskapai non low budget carrier. Biasanya maskapai yang mendarat disini merupakan National Flag Carrier kayak Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Royal Brunei, Thai Airways dll. Penerbangan kelas premium lah ya. Ditambah bandara ini berada persis ditengah kota Bangkok dengan segala mode transportasi dari dan kesini sungguh beragam dan mudah didapat. Fasilitas dan sarana bandara juga paling terkini. b. Bandara Don Mueang DMK merupakan bandara Internasional tertua didunia dibuka bulan Maret 1914 dan juga di Asia tentunya. Awalnya Bandara ini merupak

Filipina sang kembaran nusantara terletak di utara Indonesia bagian 1.

Filipina, persis seperti di Indonesia Katedral Manila, statusnya sebagai  Minor Basilica  diluar Eropa. Going north why not?  Filipina.... Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata "Filipina"? Kalau saya sendiri sih lebih karena penasaran dengan Negeri yang berada di sebelah utara Indonesia. Manny Pacquiao, Rodrigo Duterte, Ferdinand Marcos, Imelda Marcos, Maribeth "Denpasar Moon" adalah sederet nama-nama yang melekat erat pada ingatanku hingga kini. Bendera Filipina berkibar dikota Manila Banyak yang bilang jika Malaysia & Indonesia merupakan satu rumpun alias memiliki akar yang sama, bahasa yang hampir sama, kebudayaan yang juga  bisa dibilang hampir sama dengan daerah di Sumatera. Namun kita sering melupakan atau bahkan bisa dibilang tidak begitu familiar dengan Filipina. Bagiku Filipina itu sendiri seperti Indonesia yang kedua, atau bahkan rasanya seperti masih berada di Indonesia. Manila, ibukota Filipina. Sejarah dulunya merupakan wilayah da

Berlayar dengan kapal KM. Labobar dari Balikpapan - Pantoloan - Bitung - Ternate (Part 2)

Selamat tinggal Pantoloan Halooo. Kembali lagi pada postingan lanjutan pengalaman pergi berlayar naik kapal Labobar dari Balikpapan-Pantoloan-Bitung-Ternate bagian ke-2. Bagi kalian yang belum membaca kisah ini di bagian ke-1 tentang awal mula kenapa aku memulai perjalanan ini? Silahkan klik link disini . Setelah semua penumpang sudah naik keatas kapal. Tiba saatnya kapal Labobar ini melanjutkan pelayarannya lagi menuju pelabuhan berikutnya yaitu Bitung! ohya sebagai informasi sekarang PT.Pelni menghapus layanan tiket kelas yang mendapat kamar. Semua dipukul rata menjadi kelas ekonomi. Hehehe aku sih senang-senang aja. Saat kapal mulai menjauh dari Pantoloan maka aku dan teman-teman baru yang kukenal tadi saling bercerita lebih lanjut sepanjang perjalanan.  Mulai dari pertanyaan basa-basi seperti nama siapa, asal darimana, mau kemana, tujuannya apa kesana, kerja apa dan pertanyaan-pertanyaan yang gak berbobot lainnya. Coba pertanyaannya tuh berbobot kayak : &

Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo, Halmahera Barat, Maluku Utara

Jailolo ke Tobelo via darat. Setelah berhasil menyeberang dari pulau Ternate ke Jailolo di pulau Halmahera, maka selanjutnya untuk menuju ke Tobelo bisa dilakukan melalui jalur darat, melintasi areal luas yang hijau dengan sedikit permukiman di kiri-kanan jalan. Luasnya wilayah yang masih belum di jadikan permukiman semakin menambah kedamaian di tempat itu. Setelah lewat hutan-hutan eh tiba-tiba langsung disuguhi pemandangan seperti ini. Hai semua. Ketemu lagi pada postingan baru ini. Jadi ceritanya tuh waktu liburan di Jailolo di Halmahera Barat selama beberapa hari aku lanjut lagi ke kota Tobelo di Halmahera Utara. Aksesnya kalau dari Jailolo cuma bisa lewat darat.  Perjalanan darat dari Jailolo ke Tobelo ditempuh selama empat jam. Hehehe. Kalo kata warga lokal sih itu lama banget yah perjalanan darat itu tapi kalo buatku sih oke-oke aja. Malah gak kerasa lama tuh mungkin karena baru pertama kali menempun jalan darat kali ya. Jalan raya sudah sangat bagus loh. Le

Liburan di hulu sungai Mahakam, Kutai Barat Kaltim

Jembatan yang membelah pedalaman Sungai Mahakam. Ketemu lagi semuanya. Apa kabar kalian semua? Kali ini aku akan membagikan pengalaman masuk ke hulu sungai Mahakam, melawan arus menuju Melak, Kab. Kutai Barat Kaltim. Dulu banget waktu masih kecil dan tinggal di kota Samarinda aku sering mendengar yang namanya Melak atau kadang orang-orang Dayak asal Kutai Barat yang tinggal dan menetap di kota Samarinda selalu bilang istilah "pergi ke Hulu" kalau mereka mau pulang kampung ke Melak Kutai Barat. Nama "Melak" lebih familiar daripada nama "Sendawar", padahal sih sebenarnya ibukota kab Kutai Barat ialah Sendawar. Tapi entah kenapa orang-orang selalu mengatakan "mau pergi ke Melak" daripada "mau pergi ke Sendawar". Waktu itu aku sama sekali tidak ada bayangan akan mengunjungi Kutai Barat bahkan sekedar berkhayal pun tidak. Kebanyakan temen-temen atau tetangga saya yang orang Dayak waktu di kota Samarinda merupakan warga suku

Gerakan Jelantah 4 Change. Peduli Minyak Jelantah Balikpapan.

Sang pencetus ide Jelantah 4 Change. Minyak Jelantah..... Apa yang pertama kali kalian pikir ketika mendengar kata tsb? Yap.. Minyak Jelantah adalah minyak goreng yang telah terpakai untuk menggoreng makanan berkali-kali dengan ciri khas berbau tidak enak, gosong, berwarna gelap bahkan paling parah berwarna hitam. Minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng lebih dari 2x atau sudah dipakai menggoreng 1x dengan suhu yang panas dan waktu yang lama sebenarnya secara ikatan kimia sudah rusak. Minyak goreng sudah menjadi tidak sehat lagi. Ia berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi manusia seperti radang tenggorokan, batuk, gatal pada tenggorokan, kolestrol naik, pencetus darah tinggi, pusing sakit kepala dan paling parah sakit jantung. Hiiii serem kan? Mungkin untuk pemakaian pribadi masih bisa kita kontrol dengan cara selalu rutin mengganti minyak goreng yang sudah terpakai dengan yang baru. Memang sih lebih mahal karena lebih sering membeli minyak