Tanaman Gaharu adalah jenis komoditas non kayu yang memang nilai ekonomisnya tinggi sekali. Lumrah dikirim ke luar negeri untuk dijual ke negara Timur Tengah, Asia jauh seperti Jepang, China, Korea hingga ke benua Eropa.
Tanaman Gaharu yang ada saat ini adalah tanaman yang sengaja ditanam dan di budidayakan dengan cara dipelihara oleh kelompok masyarakat yang biasanya bermukim disekitar hutan. Tanaman Gaharu adalah sejenis tanaman yang mana menghasilkan resin yang beraroma wangi yang banyak dipakai sebagai bahan dasar kosmetika, obat-obatan bahkan sebagai dupa wangi.
Awalnya resin Gaharu ini berasal dari tumbuhan alami di hutan-hutan negara India, Thailand, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Disebut tumbuhan karena ya memang pohon Gaharu tsb tumbuh secara alami tanpa campur tangan manusia, tentu saja kualitas dan wanginya lebih berkualitas tinggi daripada jenis pohon Gaharu budidaya.
Akibat perburuan besar-besaran di hutan pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku maka pemerintah kita giat sekali menjaga areal hutan alami dan mengawasi perdagangan Gaharu yang di produksi dari negara kita. Sangat dilarang sekali mengambil Gaharu dari pohon alami karena sifat pekerjaan mencari Gaharunya sangat merusak. Pohon alami yang ada dihutan ditebang kemudian di cacah kecil-kecil kayunya untuk mencari resin (cairan lembek, kenyal berwarna hitam beraroma wangi yang ada di dalam kayu pohon Gaharu).
Celakanya tidak semua pohon Gaharu alami di hutan yang sudah ditebang memiliki resin Gaharu yang bernilai tinggi tersebut. Sayang kan sudah pohonnya ditebang liar belum tentu bisa tumbuh lagi pohon Gaharu tersebut di titik penebangan yang sama.
Maka dari itu dibuatlah budidaya tanaman Gaharu yang memang melibatkan para pakar tanaman dari kalangan akademisi (IPB) dan kelompok masyarakat petani supaya menanam tanaman Gaharu.
Tanaman budidaya Gaharu baru bisa menghasilkan resin setelah masa tanam lebih dari 5 (lima) tahun. Sebenarnya resin Gaharu itu adalah hasil dari serangan jamur atau penyakit yang menyerang tanaman pohon Gaharu. Akibat terserang penyakit maka pohon akan membentuk sebuah cairan lembek, kenyal warna hitam dikenal sebagai resin yang mana hal itu muncul akibat reaksi dari penyakit yang menyerang tanaman. Malahan pohon Gaharu yang sehat tidak akan menghasilkan resin karena tidak terkena penyakit.
Cara supaya tanaman pohon Gaharu budidaya terkena penyakit ya dengan cara bantuan dari campur tangan manusia. Pohon Gaharu itu dirangsang dengan cara mengupas kulit luarnya hingga lapisan kayu terbuka dan memasukkan cairan perangsang penyakit itu ke dalam batang tanaman pohon Gaharu budidaya.
Pohon tanaman budidaya Gaharu baru bisa diberikan cairan perangsang penyakit ketika usia tanam telah memasuki 5 (lima) tahun. Kurang dari masa itu maka besar kemungkinan pohon Gaharu budidaya bisa mati. Sayang kan malah gagal semuanya.
Nah cairan perangsang tadi disebut sebagai bioenzim yang terbuat dari bahan alami, namanya juga bio. Campuran yang dipakai ya bahan alami seperti buah-buahan dan rempah-rempah.
Teknik menyuntikkan bioenzim pun tidak boleh sembarangan, salah metode dan salah aplikasi yang ada malah mati tanaman tsb.
Ini adalah hasil dari pengamatan saya dari kunjungan ke tempat penyemaian tanaman Gaharu khusus budidaya. Jadi bukan dari Gaharu alami yang dilarang ya.
Semoga budidaya Gaharu negara kita dapat menjadi sumber pasokan dunia sehingga Indonesia akan dikenal sebagai penghasil Gaharu yang dikenal sebagai wewangian para Sultan.
Budidaya Tanaman Gaharu. |
Jenis buah dari pohon budidaya Gaharu. |
Biji dari buah pohon Gaharu |
Batang pohon Gaharu |
Pohon Gaharu dari dekat |
Teknik membuat bioenzim dan biopestisida dari buah-buahan dan rempah. |
Komentar
Posting Komentar